BAB 11

12 3 0
                                    

Gue, Tante Rania dan Nenek lagi potong bunga di taman. dengan sesekali kita bercanda. Setelah memotong bunga untuk di pajang kita beristirahan di kajebo  dengan meminum teh dan cemilan. Mereka menanyakan hoby gue apa. Gue bilang aja hoby gue masak padahal hoby gue latihan menembak sama memanah.

“Mika, nenek ingin sekali liat citra. Apakah boleh neneh ingin menghubungi citra?” tanya Nenek

“Tentu aja boleh. Nenek harus liat adi-adikku mereka sangat menggemaskan” gue buka handphone terus menghubungi Bunda. Nenek mendengar itu senang banget  berbeda dengan Tante Rania. Gue  yang menyadari rawut wajah Tante Rania, jadi merasa gak enak.

“Apa aku boleh menghubungi bunda tante?” gue bertanya ke Tante Renia dengan hati-hati. Tante Rania tersenyum ngeliat gue. “Boleh Mika saya gak akan meralang kamu untuk menghubungi siapu itu. Dan satu lagi kamu bisa panggil saya mommy.” Gue yang denger itu seneng banget. Gue berdiri lalu menghampiri Mommy Rania dan memeluknya erat.

“Emm mom.  Apa Mika boleh panggil Ayah Alex dengann panggil Daddy?” yanya gue. “Tentu saja boleh.” Kata Mommy Rania. Mungkin Mommy Rania sudah bisa menenangkan pikirannya karena tidak ada yang harus di khawatirkan. Karena sekarang Bunda sudah bahagia dengan keluarga barunya. Dan Mommy Rania juga senang hubungan dengan Ayah sudah membaik.
“Ibu senang melihat kamu mau menerima mika disini.” Kata Nenek dan memeluk kita berdua.

“Asalamualaikum Mika?”

Bunda sudah menjawab panggilan video gue. Gue lepaskan pelukan dan ngambil handphone.

“Waalaikumsalam. Bunda lagi ngapain? Gak sibuk kan”

“Gak sibuk mika, bunda baru aja beres memandikan Bram. Kalau kamu sedang apa?” Tanya bunda

“Ini ada yang mau bicaa sama bunda.”

“Siapa?”

Gue kasi hanphone ke nenek. Dengan ragu Nenek ngambilnya. Gue liat muka bunda terkejut saat liat wajah nenek.

“citra?”

“Nyonya.”

Setelah itu Nenek meminta maaf atas perbuatan  Daddy saat itu. Sekarang mereka saling meminta maaf. Setelah itu bunda mengenalkan adik-adik gue ke Nenek sama Mommy Rania.

***

Malam harinya gue merentas CCTV masion ini untuk memantau orang-orang suruhan Leon. Tak lama beberapa mobil masuk dan menghajar penjaga di sana.

Gue udah nyiapain senjatanya untuk melawan mereka. Memegang pistol dan menyimpan cadangan peluru di saku celana. Di masion ini hanya ada gue dan beberapa penjaga. Nenek danMommy, Kak Lewis dan Kak Malvyn? Mereka sudah  melihat pesan dari Ayah perintahkan penjaganya membawa mereka ke villa keluarga Barnett.

Kenapa mereka bisa pergi ke villa? Karena gue uda mengirim pesan palsu. Gue mengirim pesan itu atas nama Ayah ke penjaga. Karena gue  yakin mereka akan percaya pesan itu di kirim dari Ayah. Lalu kenapa gue ngak ikut? Gue tulis aja di isi pesan itu nggak mengizinkin gue ikut dengan alasan Ayah ingin makan malam bersama keluarganya tidak ada gue. Nenek sempat protes bukannya Ayah gak akan bisa makan malam karena pekerjaan. Tapi tenang gue udah menulis di pesan itu. Bahwa Ayah sudah selesai dengan pekerjaanya jadi ingin mengajak mereka makan malam di vila. Dan Mommy Rania menenangkan Nenek ikuti saja perintah Ayah mungkin ada sesuatu yang penting ingin di sampaikan. Gue bilang saat itu. Gak papa kalau gue di tinggalkan sendirian di sini. Gue akan baik-baik saja apalagi ada penjaga yang menjaga gue.

Gue  melihat lagi layar CCTV itu dan bersiap menyerang mereka. Gue berjalan mengendap-ngendap mereka terjebak sama jebakan gue yang udah di siapin. Dari meraka ada yang lolos dari jebakan gue. Gue sama  mereka bertarung, dengan gesit  gue  melumpuhkan mereka dengan cepat tapi ada satu dari mereka susah di kalahkan. Dia also, gue sempet genger merka memanggilnya Also.

Gue sama  also saling menatap dengan posisi siaga.

“Apa yang kalian inginkan disini?” tanya gue

“ Tentu saja data peusahaan alex, kau pasti tahukan apa yang kami inginkan?” jawab Also sambil tersenyum miring.

“ Oh kau ingin ini?” tanya gue sambil memperlihatkan flasdick di tangan gue.
Dengan cepat Also nyerang gue. Gue mencoba bertahan dari seranagnnya tiba tiba Kak  Brian datang langsung menghajar Also. Dengan cepar Kak Brian mengalahkan mereka. Kak Brian meringkus Also. Kak Brian sudah memanggil polisi saat datang ke sini. Lalu tangan  mereka diikat lalu di bawa ke polisi.

“Dimana yang lain?” tanya Kak Brian

Gue  ajak Kak Brian ke ruangan kerjaaya. Gue perlihatkan cctv.

“Nenek sama Mommy Rania udah aman di Vila. Lewis dan Malvyn juga ada, mereka ada di sana menjaga mommy.”

“Mommy?” sepertinya Kak Brian belum tahu kalau gue manggil Rania mommy.

“iya Mommy, Mommy Rania. dan Aku udah tau lokasi dimana rencara leon menukarkan senjata  dan narkobanya itu dimana. Kita harus kesana sebelum terlamat”kata gue

“Kalau gitu kita harus segera kesana”

“Kakak siapkan dulu pasukan, aku harus kedalam” gue langsung lari kedalam masion, mengiraukan panggilan Kak Brian.

Kami pergi pengawal yang lain membawa anak buah Leon, sebagian mengikuti kita.

.

.

.

.

.

TBC

terima kasih sudah membaca
Jangan lupa vote sama komentar ya

I'm The Boss GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang