Lima tahun kemudian
Sekarang gue ada di sebuah gudang yang di jadikan sandraan penjualan organ tubuh manusia. Ada kasus yang harus gue selesaikan dan kasus ini berhasil gue selesaikan. Gue berhasil menangkat para penjatnya.
“Boss ini adalah data-data korban”
Dia adalah Argus asisten gue yang selalu bantu gue dalam menjalankan kasus.
“Apa semuanya sudah selesai?” tanya gue“Sudah bos!”
“Bagus sekarang kita kembali ke kantor”
“Baik bos”
Sekarang gue lagi di Amerika. Sebagai pemimpin strategi di perusahaan keamanan milik Daddy, dan sekarang CEO-nya adalah Kak Brian. Gue juga sesekali menjadi sekertarisnya Kak Brian. Sungguh jadi sekertarisnya Kak Brian bikin naik darah terus. Pastas aja setiap ada sekertaris baru gak butuh waktu sebulan sudah di pecat ada juga memundurkan diri yang gak sanggup jadi sekertarisnya. Memikirkan itu gue harus cari sekertaris propesional untuk jadi sekertarisnya Kak Brian.
“Argus berhenti di starbucks, di depan sana”
“Baik bos!”
Gue turun dari mobil. Gue masuk ke dalam untuk beli latte di starbucks.
“Selamat siam mau pesan apa”
Sapaan pelayan itu. Gue lagi fokus memilih dessert yang bgitu menggiurkan di bawah meja kasir.
“Tolong Rad Velvetnya satu, Copy Latte 2 dan Americano du—a” tubuh gue menegang saat liat siapa pelayan yang tadi nyapa gue
“B-b-bia”
“Hi Mika senang bertemu kembali.”
***
Hari sudah berganti. Siang ini aku sedang makan masakan Mommy Rania
Drrt drrt drrt
Handphone gue berdering ada panggilan massuk, gue liat ternyata panggilan dari Kak Brian
“Hal-“
“Kesini sekarang!”
Tut-tut-tut
Kenapa nih orang?
“Siapa mik?” tanya Mommy
“Kak Brian. Suruh aku harus ke kantor sekarang.” Kata gue melanjutkan lagi makan
“Oh lebih baik kamu cepat selesaikan makannya, dan segera ke kantor.” Kata Mommy
“Masakan mommy memang enak, terima kasih atas makannnya.” Kata gue langung pergi ke kamar. Mommy yang liat gue langsung ngacir ke kamar hanya tersenyum ngeliat kelakuan gue. Begitupun dengan Daddy, Daddy meneruskan minum kopi sambil membaca koran. Setelah Memberikan gelar CEO-nya ke kak brian Daddy hanya sesekali membantu dan melihat perusahaanya itu.
Gue bersiap-siap ganti baju untuk pergi ke kantor atas perintaan my brother.
“Mommy, Dad aku berangkat du-lu” oh yaampun pemandangan apa ini siang hari begini. “Tolong kalau mau membuatkan adik untuk mika jangan disini. Lebih baik di kamar” Gue liat Mommy dan Daddy langsung memisahkan diri duduk dengan grogi. Karena kepergok lagi bermesraan di sofa ruangan keluarga. Yang tadinya gue mau pamit kaga jadi gara-gara liat yang begituan. Gue hanya menggeleng liat lagi muka mereka selepas itu gue berjalan menuju mobil gue.
Butuh waktu sepuluh menit gue sampe di kantor. Gue masuk kedalam kadang membalas sapaan dari karyan kantor. Gue naik lif menekan lantai paling atas yang dimana ruangan Kak Brian. Gue nyampe di depan pintu, gue ketuk terdengan Kak Brian suruh masuk.
“Mika kenapa kamu menyuruh dia untuk jadi seketaris kakak?”
Baru aja masuk udah di kasih pertanyaan, gue liat di depan sana. Kak Brian duduk di meja kerjanya, gue liat lagi di sofa ada Kak Bia. Iya gue yang menyuruh Kak Bia untuk jadi sekertarisnya Kak Brian. Gue yakin kalau Kak Bia cocok jadi sekertarisnya Kak Brian yang teliti danribet itu. Kenapa gue pilih Kak Bia jadi sekertarisnya? Karena menurut gue gak perlu di ragukan lagi bagaimana Kak Bia bekerja. Gue bisa tahu saat Kak Bia jadi asistennya leon.
Kemarin saat gue kaget liat Kak Bia yang bekerja jadi pelayan di starbucks. Kak Bia bicara sama dia di sana. Kak Bia minta maaf atas kesalahanya masa lalu. Gue tanya kenapa Kak Bia bekerja jad pelayan di starbucks. Kak Bia menjawab bahwa perusahaan keluarganya bangkrut akibat penjualan ilegal itu, setelah keluar dari penjara Kak Bia mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya.
“Karena aku yakin Kak Bia cocok jadi sekertaris kakak. Sudahlah terima saja atau aku bongkar rahasia kakak”
Kak Brian langsung gak berkutik saat gue mau membocorkan rahasianya. Karena rahasianya Kak Brian masih mencintai Kak Bia, dia juga yang membebaskan Kak Bia dari penjara. Tapi Kak Brian harus pura-pura tidak menyukai lagi Kak Bia.
“Kak Bia, kakak bisa langsung bekerja di sini. Nanti aku akan kasih tahu apa saja yang harus di lakukan kakak selama bekerja di sini.” Jelas gue
“baik mika terimakasih.” Kata Kak Bia
“Kak Bia bisa keluar dari sini, meja kakak ada di depan ruangan ini.”
Kak Bia mengangguk langsung pergi setelah pamit ke gue dan Kak Brian. Geu bicara sama Kak Brian untuk terakhir kalinya gue cari sekertaris untuknya. Dan ini juga kesempatan Kak Brian untuk mendapatkan Kak Bia. Gue yakin Kak Bia juga bakal nerima Kak brian. Gue pasti mereka bakal memiliki hubungan.
Malam harinya gue berada di kamar membereskan laporan kasus kemarin ke polisi
“MIKA AYO MAKAN MALAM” gue denger teriakan Kak Malvyn
“IYA” teriak gue balas teriakan Kak Malvyn
Gue turun dan menuju ke ruang makan di sana sudah ada Mommy, Daddy, Kak Brian, Kak Lewis dan Kak Malvyn yang sudah menunggu gue di meja makan. Satu tahun yang lalu gue harus kehilangan Nenek gue satu-satunya. Tapi gue udah mengikhlaskan kepergian Nenek. Melihat itu gue seneng karena sekarang hubungan gue di anggap sebagai anak di keluarga Barneet. Gue sekarang hidup bahagia gue punya dua ibu, dua ayah, tiga kakak dan dua adik. Sekarang kehidupan gue udah lengkap adanya mereka di sisi gue.
TAMAT
Akhirnya ini cerita pertama encun ini udah selesai.
Encun banyak-banyak terimakasih kepada para reader yang udah baca Cerita ini.
Mohon maaf banget kalau ada beberapa ada yang salah atau ceritanya kurang nyambung, atau kurang paham sama alurnya. Encun minta maaf ya
Sekali lagi terima kasih kepada kalian
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏Selanjutnya Encun bakal buat lagi cerita baru.
Boleh nih di komen buat yang mau rekomendasi cerita tentang apa.
Yang banyak rekomendasi pasti Encun bakal buat ceritanya
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Boss Girl
Teen FictionHallo reader Selamat datang di cerita Encun Untuk cerita ini ada 20 bab yang udah di siapkan sama Encun. Untuk updatenya Encun gak di tentuin hari apa aja. Update tergantung moodnya Encun. Jadi harap bersabar ya. Semoga para reader suka sama cerita...