Part 14

25 0 0
                                    

Bener-bener maaaf banget baru publish sekarang😭🙏
Semoga kamu gak lupa sama cerita yg udah campur aduk ini.
O

iya, langsung kuksih 2 part sekaligus malam ini. Happy reading🤗

***


"Tidak semua orang bernasib sama. Ada kalanya yang kita anggap sebagai nasib buruk, justru itu adalah yang terbaik yang telah Tuhan berikan, untuk menguji seberapa besar rasa syukurnya."

Eigerian Athala Faruqi Reiger—

* * *

Areina kembali memutuskan, bahwa belum saatnya ia melakukan perubahan besar. Mungkin sedikit, tapi tidak terlalu mencolok. Seperti contoh, ia mau diajak ke kantin oleh salah satu temannya yang terpaksa mengajak Areina karena sudah terlalu lapar. Sebenarnya ia ragu mengajak Areina, tapi diluar dugaan, ternyata gadis itu menyanggupinya. Juga beberapa contoh kecil lainnya yang mampu membuat teman sekelasnya memandang takjub, walau hanya sebuah senyuman untuk teman lelaki yang biasa menyapanya, tapi tak ia gubris selama ini.

Siang ini, setelah kelas dibubarkan, gadis itu kembali bertemu dengan Eiger di dekat gerbang keluar. Malas. Satu kata itu yang selalu ada dibenak Areina, saat gadis itu bertemu dengan si hantu pengganggu.

"Hai, Arei. Apa kabar?" tanya Eiger basa-basi. Baru juga kemarin ketemu, udah sok tanya kabar aja nih orang, batin Areina.

"Baik."

"Singkat, padat, dan jelas. Tidak ada pertanyaan balik. Baiklah," ucap Eiger dengan ekspresi pasrah.

"Btw, lo ada waktu gak setelah ini?"

"Rei!" Belum juga pertanyaan Eiger terjawab, Areina dipanggil oleh gadis yang kemarin memintanya untuk menemani ke toko vintage. Siapa lagi kalau bukan Sina.

"Kali ini lo pasti gak sibuk kan? Temenin kita berdua ya, ke suatu tempat," kata Sina tanpa basa-basi setelah gadis itu sampai dihadapan mereka berdua.

"Hmm..."

"Udah deh, gak usah mikir panjang. Gue tau kok, kalo kerjaan lo lagi libur. Yuk!" Sina menarik pergelangan tangan Areina dengan paksa. Areina hanya menurut saja. Ia bingung dengan pikirannya. Ingin sekali menolak dengan alasan harus mengurus beberapa materi untuk sidang skripsi, tapi gadis itu juga penasaran akan dibawa kemana oleh dua orang yang terlihat sangat dekat hubungannya itu.

Lah, kok tumben dia nurut sih, sekarang?! Biasanya juga bodo amatan keknya, pikir Eiger. Eh tapi bagus juga sih, lanjut batinnya.

Sepuluh menit kemudian, dengan mengendarai mobil Eiger, mereka telah sampai di halaman depan sebuah bangunan sederhana 3 lantai. Areina penasaran dengan tempat ini. Terdengar teriakan-teriakan khas anak kecil yang sedang bermain di dalamnya.

"Ini panti asuhan, Arei. Jumlah anak yang tinggal disini sekitar 30-an. Mulai dari bayi yang masih merah, sampai seumuran kita." Tanpa diminta, Eiger sudah lebih dulu menjelaskan rasa penasaran Areina.

Gadis itu melihat sekilas ke Eiger, lalu mengangguk pelan saat ia melihat sebuah palang bertuliskan "Panti Asuhan Anak Ceria"

"Gue sama Eiger nemu tempat ini udah setahunan yang lalu, pas Eiger bawa gue jalan-jalan setelah putus dari mantan, hehe," kata Sina menambahi. "Yaudah yuk, langsung masuk kedalem aja."

ReigerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang