Bab 8. Hati Sekeras Batu

151 7 1
                                    

Bukan perkara sulit atau mudah tapi mau atau tidak mau.

*****

Melupakan seseorang itu gampang asalkan kita memiliki kemauan. Mencintai seseorang itu mudah asal mempunyai keinginan.

Hanya satu kuncinya yaitu kemauan dan caranya adalah dengan berusaha.

Mencintai seseorang, itulah yang akan dipilih Bella. Ia akan mencoba mencintai Gema lebih dalam walau Gema tidak mau mencoba mencintainya dan melupakan kakaknya.

"Bella, makan malam dulu Nak!" teriak Juni dari ruang tengah.

Bella pun membuka pintu kamarnya dan bergabung di ruang tengah bersama orang tuanya serta Gema yang sudah nangkring di sana.

Ia pun mengedarkan pandangan. Ia tak melihat Agatha bergabung.

"Mba Tata belum pulang?" tanyanya.

Juni menggeleng dengan wajah sendu.

"Agatha sudah dewasa pasti dia bisa merawat dirinya." Ari mengambil lauk di hadapannya.  "Ayo makan," ajaknya.

Gema menghela napasnya kemudian berdiri. Melihat Gema yang hendak pergi, Bella menahannya.

"Kamu mau kemana?"

"Cari Tata. Bagaimanapun juga dia masih bagian dari keluarga ini."

Ari yang merasa situasi mulai berbeda pun meletakkan piringnya kemudian menatap Gema tajam.

"Kamu masih mencintai Agatha?"

Air muka Gema pun berubah begitu mendengar pertanyaan dari Ari.

Bella pun menunduk, ia sudah menebak jawaban yang akan keluar dari mulut Gema.

"Masih Yah," jawabnya tanpa keraguan. Bella yang mendengar pun hatinya langsung tergores.

Ari pun berdiri menghampiri Gema, lalu mencengkram pundaknya.

"Lupakan dia, Gema."

Gema menggeleng, ia tidak mampu melakukannya.

"Maaf Yah, Gema tidak bisa."

Juni langsung berdiri dan memeluk anak bungsunya. Mencoba menenangkan Bella yang matanya sudah berkaca-kaca.

"Kalau begitu tolong cintai Bella seperti kamu mencintai Agatha," pinta Ari.

Gema melirik Bella sekilas. Ia merasa sudah menghancurkan masa depan gadis itu tapi bagaimana lagi, ia tidak mampu membagi hatinya!

"Sekali lagi Gema minta maaf Yah ... Bu ... Bell. Gema cuma mencintai Agatha."

Bella meneteskan air matanya, menahan isak tangisnya dengan menutup mulut dengan satu tangannya dan tangan satunya lagi memegangi perutnya.

"Tolong, setidaknya kamu coba. Usaha Gema. Bella adalah Ibu dari anak kamu!" Cengkraman Ari dipundak Gema pun mulai mengendur saat melihat Gema yang tidak kunjung menyanggupi permintaannya.

Agatha tersenyum saat Gema memasangkan cincin di jari manisnya. Agatha menerima lamaran Gema yang mendadak.

"Sayang, makasih. Terimakasih karena selama ini kamu selalu ada di samping aku ... dan aku harap kamu akan selalu ada di samping aku, selamanya," ucap Agatha sambil memandangi cincin indah yang tersemat di jari manisnya.

"Satu hal yang paling syukuri di dunia ini adalah melihat senyum kamu Ta," Gema mengengam tangan kekasihnya lalu menciumnya.

"Kamu yakin bisa terus sayang sama aku?"  tanya gadis itu.

FATE : Forced MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang