Bab 18. Lembar Kosong

213 8 0
                                    

Aku terjerat, terhimpit, terkekang. Mundur terpelosok, bertahan terpecut, majupun terjebur.

-Arabella Sekar Kinanthi-

******

Kata pepatah, seseorang yang paling kita cintai adalah seseorang yang paling berpotensi tinggi menyakiti hati kita. Dan memang benar adanya, Gema sudah membuktikannya.

Agatha, wanita yang paling ia cintai tanpa tak terduga ternyata menyakiti hatinya sangat dalam.

Kata orang, seseorang yang menyakiti adalah seseorang yang memiliki penawar.

Namun sayang, Agatha dengan tega menghilangkan penawar tersebut dan mengopernya kepada Bella.

"Melamun mulu kerjaannya, kesambet setan baru tahu rasa!"

Gema menghembuskan napasnya, ia sedang tidak mood bertemu siapapun terutama Jonathan.

"Ngapain ke sini?"

Tanpa dipersilahkan Jonathan langsung duduk di sofa ruangan kerja milik Gema.

"Hanya memastikan kamu sudah mati atau belum dan ternyata dugaanku salah, kamu masih hidup."

Gema tidak mengubris ucapan sahabat karibnya. Pikirannya masih rumit seakan ada sesuatu yang menganjal dan membelitnya.

"Kamu seperti kehilangan semangat hidup, mati saja sana!" ujar Jonathan melihat Gema yang sepertinya belum makan dari pagi karena pria itu pucat sekali.

"Aku butuh waktu sendiri Jo, pergilah!" usir Gema.

Dengan bebalnya Jonathan tidak menanggapi perintah Gema.

"Ada apa dengan hubunganmu bersama Bella?" Beberapa detik setelah mengatakan itu, Jonathan sadar jika permasalahan Gema bukanlah dengan Bella. "Eh maksudku Agatha?"

Gema memijat pelipisnya, menyandarkan bahunya ke kursi kerja dan menghela napasnya kasar.

"Agatha memutuskan hubungan kami dan pergi mencari laki-laki lain, I still love her, what should i do?" tanyanya meminta saran walau tak yakin jika Jonathan akan memberikan saran yang waras.

"Jadi kalian masih berhubungan setelah kamu menikah dengan Bella?" Jonathan lesu menghadapi pria bucin bodoh itu. "Kamu menghianati Bella dan anakmu. How stupid you are?!"

"Jika kamu berniat menghinaku lebih baik pergilah."

"Baiklah, kali ini saja aku akan mendengar keluh kesah bucin kelewat tolol sepertimu."

Melihat Gema yang sepertinya masih tidak mau menceritakan masalahnya, Jonathan pun mendekati Gema dan menepuk bahu sahabatnya.

"Ayolah dude, setidaknya mulutku terkunci rapat."

Gema pun mulai menceritakan awal mula hubungannya bersama Agatha setelah menikah dengan Bella juga alasan tandasnya hubungan mereka.

Wajar jika Gema tidak mudah menghilangkan rasa cintanya kepada Agatha karena Gema-dulu merupakan seseorang yang sulit jatuh cinta kemudian Agatha hadir di tengah depresinya lalu menuntun dan membangkitkannya, perlahan tapi pasti benih cinta hadir di hatinya yang dingin dan keras. Benih cinta itu pernah tumbuh subur nan tumbuh rindang menyelimuti hatinya namun sekarang telah layu dan rasanya akar cinta itu masih kuat menancap. Akar tersebut bisa saja dicabut namun Gema membiarkannya hingga ia sendiri yang terkena dampaknya. Ada satu hal yang menganjal pikirannya hingga ia sungkan mencabut cintanya.

Lembar kehidupannya kini kosong, ia menutup kisahnya dan tak membiarkan seseorang pun menggoreskan tinta lagi. Sudah cukup goresan kisah Agatha yang berhasil memberikannya warna dan kelabu. Ia tak mau lagi menerima kisah baru dan berakhir dengan coretan yang membuatnya pontang-panting.

FATE : Forced MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang