//10//

495 47 1
                                    

"Ice...ice ayo bangun"

Gempa mengguncang guncang kan tubuh ice supaya dirinya bangun dari alam tidur nya itu

"Hm...ada apa kk gempa. Pagi pagi seperti ini sudah membangunkan ku"ice mengucek mata nya dengan suara khas orang baru bangun tidur

"Ice,jangan kebiasaan tidur terus menerus. Kau harus banyak bergerak supaya kau tidak mudah diserang penyakit,seperti berolahraga. Cepat bangun"

"Hooaaammm,tapi kan kk...tidur juga salah satu faktor kesehatan bukan...?!"

"Memang iya,tapi kau itu sudah melewati batas jam tidur normal"

"Apa yang harus ku lakukan selain tidur"ice duduk menyandar didinding kamar mereka bertiga

Gempa sempat berpikir"Bagaimana kau menemani ku berbelanja untuk sarapan pagi"

"Ha?"

"Lagipula ini masih sempat untuk kita berbelanja bukan...hm?"

"T-tapi kk,ini terlalu pagi. Pasar pasti akan sangat ramai dan berisik. Aku tidak menyukai suasana seperti itu"ice membuang muka nya sambil membayangkan keadaan pasar yang dikerumuni oleh ibu ibu rumah tangga

"Yang mana tidak kau sukai ice"gempa menjewer telinga ice

"Aw...sakit kk"ringis ice

"Dipasar itu pasti akan banyak ibu ibu yang berkerumunan mengambil barang barang yang mereka butuhkan,lalu pasti akan berdorong dorongan saat berjalan nya bukan. Suara berisik juga pasti akan terdengar,entah itu suara sipenjual atau sipembeli"

"Wah wah,kau menjelaskan nya sangat panjang lo. Sampai sampai aku tidak peduli dengan keluhan yang tidak bermanfaat mu itu"gempa menarik icemenuruni ranjang tersebut

"Cepatmandi,aku tunggu di bawah dalam 10 menit. Jika tidak kau pasti taukan apa langkah selanjutnya...?!"

Ice bergidik ngeri dengan ancaman sang kakak,dia pun langsung masuk ke dalam kamar mandi lalu membersihkan tubuhnya itu

Gempa menghembuskan nafas nya capek dengan sifat adik kedua nya itu

Tunggu...gempa selalu ragu akan jumlah mereka,bahkan ia sangat tidak percaya diri saat ingin mengatakan bahwa dirinya adalah kakak sulung dari tiga bersaudara

Nyut

"Ugh-"sakit kepala mulai menyerang kembali saat dia ingin berusaha mengingat apa yang dia lupakan

Gempa pun menuruni anak tangga satu persatu,dia tidak mendapati siapapun. Mungkin mereka sibuk dengan kamar mandi mereka

"Gempa"gempa menoleh ke arah pintu belakang yang memperlihatkan ayahnya amato

"Ayah. Apa yang ayah lakukan?hari ini kan hari libur ayah,kenapa bangun sepagi ini?"tanya gempa menghampiri sang ayah yang tangannya penuh tanah

Gempa sangat yakin bahwa ayahnya ini tadi sedang membantu thorn menanami tanamannya itu. Apalagi thorn bangun pagi sama seperti gempa

"Tidak ada apa apa. Ayah tiba tiba saja bangun,lalu melihat thorn yang sedang menanam tanamannya"gempa menyirami air melalui selang khusus untuk tanaman ke tangan ayah nya itu

"Sekarang kenapa penampilan kalian berubah dari sebelumnya?"tanya amato yang memperhatikan mereka

Sejak awal amato sudah sadar akan perubahan penampilan sang anak saat dia membantu thorn di belakang tadi

tap..tap...tap

Ice menuruni anak tangga sambil menghampiri mereka berdua

Penampilan ketiga anak kembar nya ini hanya menggunakan baju kaus polos dengan warna khas mereka,tanpa menggunakan topi,dan celana jeans hitam

Beban-TaufanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang