Event SonPin!
bagi yang baca harus vote story yang benar-benar kalian sukai, demi kelangsungan event ini.
Berisikan story oneshoot SonPin dengan banyak genre.
semoga kalian menikmatinya~ 😘😘
Nb: pastikan vote story yang benar-benar kalian minati, vote kalian menentukan pemenang event ini.
Maaf jika banyak typo, admin tidak mengedit typo peserta.
============================================
Tiga hingga lima kali percobaan sudah dilakukan Pin untuk menangkap si pelaku pembunuhan berantai yang sudah dua tahun menjadi target incaran pihak Kepolisian Bangkok, tempatnya bekerja dan menjalankan tugas sebagai Detektif Kepolisian.
Karir seorang Pin Tanapon sebagai Detektif di Kepolisian Bangkok tercatat sudah banyak mendapatkan penghargaan atas kerja kerasnya dalam mengungkap ataupun membantu pihak Kepolisian dalam memecahkan teka-teki setiap kasus kriminal yang terjadi. Namun, karir gemilang yang telah dicapainya selama hampir enam tahun tersebut kini dalam posisi terancam, termasuk nama baiknya yang bisa saja tercoreng akibat keputusan besarnya dalam tugasnya kali ini. Fakta menyakitkannya adalah, si pelaku pembunuhan tiga wanita tersebut adalah kekasihnya sendiri. Dan untuk menjalankan misinya menangkap basah si pelaku, Pin rela menyamar bahkan ikut terjun ke dalam dunia si pelaku sebagai kekasihnya.
“Pin!” bisik seorang pria sembari melingkarkan kedua tangannya di perut Pin.
Pin menoleh, mengelus wajah pria bernama Saint tersebut dengan lembut. “Kau sudah datang, cepat sekali.” ujarnya sembari membalik tubuhnya dengan kedua tangan melingkar di leher pria tersebut.
“Dari stasiun aku berlari agar tidak terlambat menemuimu.” jelas Saint.
“Stasiun? Kenapa dengan mobilmu?” Pin menatap sang kekasih dengan kedua bola matanya yang membulat.
Saint tersenyum lalu berkata, “seseorang menabrak mobilku saat sedang terparkir, jadi aku membawanya ke bengkel untuk diperbaiki.” Kemudian dia mengangkat tubuh Pin yang menurutnya ringan itu ke udara dan merebahkannya di atas tempat tidur.
“Kau pasti lelah. Beristirahatlah.” titah Pin yang langsung ditolak oleh Saint. “Kenapa kau menatapku seperti itu?” lanjut Pin bertanya saat Saint menatapnya dengan penuh nafsu.
“Kau tau maksudku, Sayang.” Saint berbisik kemudian mencium setiap lekuk tubuh Pin tanpa terkecuali.
“S-setidaknya lepaskan dulu topimu.” ujar Pin dengan terbata akibat ulah Saint yang terus menghisap dadanya. “Shit! Seberapa lama dan kuatnya pun kau menghisapnya, tidak akan ada air susu yang keluar dari sanah-hh!!” sambungnya diakhiri desahan kecil yang lolos dari mulutnya.
“Aku tau! Tapi aku menyukainya.” sambil menjilat puting merah muda di depan matanya Saint berkata, “ini sangat lembut dan rasanya manis seperti madu.”