Event SonPin!
bagi yang baca harus vote story yang benar-benar kalian sukai, demi kelangsungan event ini.
Berisikan story oneshoot SonPin dengan banyak genre.
semoga kalian menikmatinya~ 😘😘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maapkan kalo ada banyak typo yak, ini emak nulisnya sambil nangis. Bukan karena story nya sad, tapi baru kali ini dia bikin story SonPin! 🤣🤣
(Ifa ngakak so hard)
Selamat membaca, karya emak" PinSon!!
===========================================
Bekerja paruh waktu sama lelahnya dengan kerja full time, setidaknya itu yang Perth rasakan. Karena setelah ia pulang sore hari ia masih harus masuk kuliah selama 4 hingga 5 jam. Hal itu terpaksa ia lakukan demi bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Perth bukan berasal dari keluarga mampu. Dengan susah payah ingin mendapat beasiswa membuatnya termotivasi untuk bekerja keras. Ayah nya telah tiada sejak ia masih di sekolah menengah karena kecelakaan kerja. Dan penghasilan ibunya tak cukup jika harus mereka tabung demi Perth bisa kuliah.
Dan untunglah ia mendapatkan kerja Paruh waktu. Meski tak besar tapi itu cukup membantunya mendapat uang lebih. Perth harus memutar otak untuk bisa selalu menyisihkan uangnya. Ibunya melarang ia pergi ke kota namun karena tak bisa memberi solusi keuangan akhirnya ia harus merelakan Perth tinggal jauh. Meski di bilang kota, lingkungan itu tak jauh dari hutan juga pepohonan rimbun. Terlebih jika mulai sore, syukurlah kampus Perth tak jauh dari ia menyewa tempat tinggal.
Perth bukan tipe lelaki yang mudah takut tapi akhir-akhir ini ia sedikit cemas dengan rumor yang tengah santer terdengar. Perth yang bekerja menjadi pelayan di salah satu restoran kecil di kota, meski di bilang kota tapi bukan kota besar kebanyakan. Di sini entah kenapa udara terasa lebih dingin, jalanan sepi saat mulai malam. Kota tapi tak seperti kota. Terlebih saat rumor itu mulai mencuat. Perth yang tidak mengerti memilih hanya mendengar saja saat teman-teman kuliah malam nya membahas hal itu.
"Hei Perth, kau kan sering pulang malam melewati hutan di bagian timur, sebaiknya kau hati-hati."
"Lho kenapa, kupikir tidak seseram itu." Jawab Perth tanpa menoleh dan masih sibuk mencatat materi yang sedikit tertinggal.
"Minggu lalu di temukan mayat perempuan, tanpa lengan kiri dan kaki kanan. Ada yang bilang karena binatang buas, tapi aku tak percaya."
"Hei, ini Thailand bukan jaman dulu yang ada binatang buas di kota pond." Jawab Perth masih menulis.
"Ish, tapi kata ayah Sammy begitu, di curigai bukan karena binatang buas tapi kepolisian masih belum yakin, jadi masih ditutupi."
"Iya, baiklah, aku akan lebih hati-hati." Ujar Perth menutup bukunya dan menyerahkan buku yang ia pinjam kepada Pond.
"Katakan terimakasih ku pada Sammy." Ujar nya sambil membereskan buku-buku nya.
"Kau ini, kenapa tidak memimjam buku milikku, aku juga mencatat." Protes Pond.
"Tulisan mu membuat ku pusing, bukan aku paham materi tapi aku sibuk membaca apa yang sebenarnya kau tulis." Jawab Perth cepat seraya bangkit menuju pintu keluar kelas.