Event SonPin!
bagi yang baca harus vote story yang benar-benar kalian sukai, demi kelangsungan event ini.
Berisikan story oneshoot SonPin dengan banyak genre.
semoga kalian menikmatinya~ 😘😘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brak!!
Perth terkejut, dia segera berlari menuju ke pintu saat mendengar pintu terbuka dengan kasar. Dia mendapati Saint dengan tatapan dinginnya dan bau alkohol menyengat dari tubuhnya. Saat dia ingin membantu Saint untuk melepaskan sepatunya, pria itu justru menepis tangan Perth.
Perth terdiam kaku di tempatnya, dia merasa akhir-akhir ini Saint banyak berubah. Sikapnya semakin dingin dan selalu pulang dalam keadaan mabuk seperti sekarang. Perth hanya bisa melihat dan mengikuti Saint dari belakang karena jalannya yang sempoyongan. Ketika Saint memasuki kamar mandi, Perth berinisiatif untuk mencari baju ganti untuk kekasihnya itu, lalu meletakkannya di atas ranjang.
Selang beberapa menit Saint keluar dengan jubah handuknya, dia terlihat sedikit segar meskipun matanya masih terlihat sedikit memerah. Dia melewati ranjang begitu saja, mengambil pakaiannya dari dalam lemari lalu mengenakannya di kamar mandi lagi. Perth melihat itu semua hanya bisa meremas selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. Dia menutup buku di tangannya lalu mengembalikan baju itu lagi di tempatnya. Perth memilih untuk merebahkan dirinya meskipun kantuk tak kunjung menghampirinya.
Saint kembali dari kamar mandi, dan melihat Perth meringkuk dibawah selimut. Dia menghela nafasnya, lalu duduk di atas ranjang yang sama dengan Perth. Saint mengambil bingkai foto di atas nakasnya, dia melihat bagaimana senyuman keduanya merekah saat pengambilan foto itu. Dan kini sudah memasuki masa 5 tahun hubungan mereka.
Saint merasakan rasa jenuh itu sekarang, dia tidak tahu kenapa dia ingin sekali melangkah keluar dari hubungannya dengan Perth. Bukan karena ada orang lain di hatinya, tapi melainkan dia merasa jika Perth sudah tak menarik lagi seperti dulu. Bahkan kini Perth lebih pendiam tidak seperti biasanya. Sudah setahun ini Saint merasakan perubahan dari Perth yang ceria menjadi Perth yang pendiam dan sering meninggalkannya tidur lebih dulu.
"Perth~ Mari kita putus!" Ucap Saint tiba-tiba memecahkan keheningan mereka.
Perth semakin erat meremas selimut itu, dia tahu kata itu akan keluar dari mulut Saint cepat atau lambat. Tapi dia tidak menyangka dia akan mendengarnya lebih cepat. Buliran bening mulai keluar dari pelupuk matanya, rasa sakit di hatinya membuat tubuh yang semakin kurus itu bergetar karena menahan isakannya.
"Aku minta maaf, mungkin kita tidak bisa bersama selamanya seperti yang pernah kujanjikan padamu dulu." Lanjut Saint.
Perth segera mengusap air matanya, dia kembali duduk lalu menatap Saint, yang enggan untuk sekedar melihat ke arahnya.