Kringgg kringggg
"Baiklah anak-anak sampai disini dulu pembelajaran kita hari ini, kita lanjutkan minggu depan. Selamat sore" kata guru itu.
"Sore juga pak" jawab murid serempak.
"Jangan lupa gue tunggu di taman belakang sekolah" ingat Xander sambil berlalu meninggalkan Airyn yang sedang membereskan bukunya.
"Gue harus ikut kata dia atau pulang ya? Tapi kalau pulang pasti dia nggak bakalan berhenti gangguin gue, kesana ajalah biar hidup gue tenang kembali" Gumam Airyn sembari berjalan menyusuri lorong sekolah.
~~~
Di taman belakang sekolah Xander yang sedang menunggu Airyn sembari berbaring di bawah pohon berfikir tentang betapa beraninya Airyn melawannya. Apakah ia perlu memberi perhitungan agar jera dan tak mengganggunya lagi?. Tetapi, dia masih ingat dengan pesan mamanya tentang 'Hormatilah wanita, sebagaimana kau hormati ibumu'.
"Aish, pusing lah".
"Sudah mulai gila ya? Ngomong sendiri" ucap sebuah suara yang tak lain tak bukan ialah Airyn. "Katanya mau nyelesain masalah, cepat gue nggak ada waktu banyak nih".
"Oke gini, gue panggil lo kesini cuma mau ngingetin aja jangan sekali kali lo berani ikut campur sama urusan gue. Atau lo bakalan dapat pelajaran dari gue" Tekannya pada Airyn.
"Pelajaran apa matematika, biologi, kimia tau apa? Gini ya Xander yang sok berkuasa, gue nggak bakalan ikut campur kalau lo nggak buat onar di sekolahan. Tetapi kalau lo buat onar disini jangan harap lo bisa lolos dari gue" jelas Airyn.
"Eeeeh lo itu siapa HAH? Murid baru aja belagu, lo sama gue itu lamaan gue yang sekolah disini jadi jangan sok jadi pahlawan deh. Daripada gue terus disini yang malah bikin gue bikin emosi mendinb gue pergi aja. Tetapi gue tekankan sekali lagi JANGAN IKUT CAMPUR SAMA APA YANG GUE LAKUIN". Ucap Xander sembari mengangkat tasnya dan berlalu pergi meninggalkan Airyn yang menatapnya dengan datar.
"Huh, dasar aneh".
~~~~
Keesokan harinya, saat pelajaran pertama sedang berlangsung Xander yang baru datang langsung masuk kelas dan duduk tanpa melihat kepada guru yang sedang mengajar didepan kelas.
"XANDER, mana sopan santunmu itu!. Kamu tak melihat jika sudah bel masuk dan sedang pembelajaran hah. Sudah tidak mengetuk pintu, salam, dan langsung duduk. XANDER kamu itu mendengarkan ibu apa tidak?" Marah Bu Diana selaku guru yang sedang mengajar.
"Dengar lah bu, kan saya punya telinga" jawab Xander dengan senyum andalannya.
"Masih berani jawab kamu!".
"Ibu itu gimana sih, kan tadi ibu tanya ya saya jawablah". Jawabnya lagi
"Astagfirullah Xander Xander. Sudah daripada saya nanti marah dan darah tinggi saya naik. Sekarang kamu cepat berdiri di depan kelas sembari angkat satu kaki dan tangan ditelinga!" Perintah Bu Diana kepada Xander, yang langsung ia kerjakan tanpa membantah terlebih dahulu. "Kerasukan apa kamu sampai-sampai tak membantah seperti biasanya". Heran Bu Diana.
"Ibu itu maunya gimana sih, saya ini sedang dalam mode siap dihukum jangan sampai saya berubah pikiran lho bu". Jawab Xander.
"Sudah sudah lanjutkan hukumanmu. Baiklah anak-anak sekarang kita lanjutkan pelajaran kita yang tertunda ini......"
~~~~
Sekarang Xander dan Jodi sedang berada dikantin. Karena penasaran dengan apa yang sedang terjadi Jodi pun bertanya.
"Kau sedang ada masalah ya?" Tanyanya. Mereka duduk di pojok belakang kantin jadi jika mereka bicara tidak akan ada yang medengarnya karena tempatnya agak jauh dengan kursi lainnya.
"Hmm, biasa bokap gue dia mau pergi lagi keluar kota katanya sih sebulan dia disana ngurus perusahan yang sedikit bermasalah" jawab Xander dengan pandangan lurus kedepan.
"Astaga, gue itu sebenarnya heran sama lo Xan. Di depan bokap lo dingin dan nggak peduli, tetapi di belakang lo kayak gini. Gue tuh tau sebenarnya lo itu tetep sayang sama bokap lo, egomu itu lho Xan yang nutupin sayang itu. Nggak lo doang yang kehilangan tapi bokap lo juga, dia tetap tegar itu demi lo demi masa depan lo. Coba deh lo fikirin gimana perasaan bokap lo, apa yang dia rasain dan dipikulnya. Gue tau lo itu orang baik dan pengertian. Gue tinggal pesen makan dulu ya, dah laper nih perut". Nasihat Jodi lalu pergi untuk membeli makanannya dan Xander.
"Bener juga apa yang Jodi katakan, dibalik sifatnya yang barbar boleh juga tuh anak" Batin Xander.
Akhirnya.......
Tunggu kelanjutannya
Salam hangat dari Xander💜