HAPPY READING ❤🤍
*****
Olin menatap sengit dua sejoli yang sedang berduaan di depannya, yang sesekali bercanda gurau seakan dunia milik berdua. Rasa panas di dalam dirinya semakin menjadi-jadi saat sang laki-laki mengacak rambut sang gadis sambil tertawa. Bukannya tak mau pergi dari sana, hanya saja Olin terpaksa tetap diam di pinggir jembatan untuk menunggu kedatangan Alea.
Olin mengusap-usap dadanya. "Sabar Olin, sabar. orang sabar jodohnya banyak," ujarnya. Tak tahan melihat pemandangan di depannya. Namun, sebuah kecupan yang mendarat di pipi sang laki-laki membuat Olin bertambah panas. "ASTAGFIRULLAH!" katanya, tanpa sengaja menaikkan nada bicaranya.
Senyum miring terpampang jelas di wajah laki-laki itu, ia melambaikan tangannya ke arah gadis yang sempat memberi tanda perpisahan di pipinya. Laki-laki itu bangkit dari duduknya, sebelum berjalan ke arah Olin dengan tampang songong dan sok gantengnya. "Hay," sapanya dengan senyum yang sangat menawan.
"Sok kenal," cibik Olin, pelan.
"Tenang aja, dia keponakan gue bukan pacar!"
Olin merotasikan kedua bola matanya. "Gak nanya!" ujarnya, malas.
Laki-laki itu mengembuskan napas kasarnya. "Lo gak cemburu gitu?"
"Gak!"
Laki-laki itu sontak mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oke, fiks. Lo masih suka sama gue!"
Olin sontak menatap laki-laki itu dengan pandangan tak percaya. Laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Rean, mantan pacarnya sekaligus cinta pertamanya. Laki-laki pemilik lesung pipi yang kini menatap Olin dengan alis yang ia naik turunkan.
"Cup, udah Cup. Terlalu PD itu gak baik!" kata Olin
"Kalo mencintaimu?"
"Minum baigon," jawab Olin dengan senyum manisnya.
Rean terkekeh geli. "Balikkan gak?"
"Gak!" jawab Olin, ketus.
"Oke, kita balikkan!"
****
Alea bersenandung seraya berjalan ke arah gang sempit usai menuruni angkot berwarna merah cerah itu. Dia juga sudah menghubungi Olin untuk tidak menunggunya. Selain itu, Alea harus merelakan uang pemberian Alena terlepas dari genggamannya
"Dari mana aja?" suara laki-laki tampan langsung menyapa gendang telinga Alea.
Alea menolehkan kepalanya, menatap Laki-laki yang tengah bersandar di tembok dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana.
Alea mengerutkan dahinya, sedikit bingung akan kehadiran laki-laki itu. Ia pikir preman gang, ternyata Keyvan. "Ngapain lo di situ? Nungguin gue, ya?" Alea menaik turunkan alisnya, menggoda Keyvan.
"Iya!" jawab Keyvan, sangat santai.
Alea menyipitkan kedua bola matanya. Menatap penuh curiga ke arah Keyvan. "Lo beneran suka sama gue?" tanyanya, sedikit terkejut.
Keyvan menatap datar Alea. "Anterin gue beli sate!"
Satu alis Alea terangkat, lalu menunjuk dirinya sendiri. "Gue?" tanyanya, memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AleaAlena (Akan Diterbitkan)
Teen FictionCerita ini hasil dari pemikiran saya sendiri, PLAGIAT DILARANG ❌ MENDEKAT. Typo di mana-mana! Ini cerita pertama aku, harap dimaklumi karena begitu banyak kekurangan, jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca, terima kasih. **** Alea menatap dala...