Part 42

1.8K 342 4
                                    

HAPPY READING ❤🤍

*****

Alea menuruni satu persatu anak tangga, melangkahkan kakinya menuju dapur. Ingin menghampiri Karina dan Alena yang sudah duduk di sana.

"Mama mau ngomong apa sama kita berdua?" tanya Alea, setelah duduk di samping Alena.

Karina menatap Alea dan Alena secara bergantian. "Mama harap kalian bisa menerima keputusan Mama!" ujarnya, tiba-tiba.

Alea dan Alena langsung bertukar pandang, bingung dengan arah pembicaraan Karina. "Keputusan apa?" tanya Alena.

"Mama mau ke luar Negeri!"

Alea tertawa kecil, tak percaya. "Mama pasti bohong, kan?"

Karina menatap Alea. "Mama gak bohong, Mama bakal ke luar Negeri dan mengurus perusahan kita yang ada di sana!"

"Papa juga?" tanya Alena.

Karina menggelengkan kepalanya. "Cuma Mama!"

"Kenapa Mama harus ke sana?"

Karina menatap dalam manik mata Alena. "Mama ke sana agar kebutuhan kalian terpenuhi dan masa depan kalian tidak hancur!" katanya.

"Apa Papa gak bisa menuhin kebutuhan kita? Sampai Mama harus ikut kerja!?" tanya Alea, matanya terus menatap ke arah Karina. Masih tak percaya.

"Mama harus bantu Papa!" kata Karina sangat tegas, seakan keputusannya untuk pergi tidak bisa dibantah.

"Kapan?" tanya Alena, sambil menatap Karina.

"Setelah kalian ulang tahun!"

Alena menganggukkan kepalanya, lalu bangkit dari duduknya. "Alena masih kenyang!" ujarnya. Langsung berlalu pergi dari sana.

Setelah kepergian Alena hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar di atas meja makan. Baik Alea mau pun Karina sama-sama terdiam. Tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

****

Di dalam kamar luas yang didominasi warna pink ini Alea mengecek ponselnya dengan harapan menerima pesan dari Gavino, karena dari semalam laki-laki itu tidak ada kabar sama sekali.

Pagi ini Alea sudah siap dengan seragam SMA Garuda di tubuh mungilnya, dan dia benar-benar berharap ada pesan dari Gavino walau harapannya sudah pupus sejak semalam.

Alea lagi-lagi mengecek ponselnya. Masih berharap ada pesan dari Gavino dan lagi-lagi pun nihil. Tak ada pesan dari Gavino. Dengan mood yang sudah rusak tangan mungilnya bergerak mengetikkan sesuatu di keyboard. Mengirim pesan untuk Gavino.

Alea
JANGAN CHAT GUE LAGI

Alea
GUE MARAH SAMA LO

Alea
POKOKNYA, JANGAN CHAT GUE DULU! GUE MARAH! GUE NGAMBEK! POKOKNYA GUE MARAHHHHHHHH!!!

"Kok cuma diread sih?" gerutuk Alea, sebal saat melihat pesan yang dia kirimkan hanya dibaca oleh Gavino. "DASAR GAVINO NYEBELIN!"

Alea
GUEEE MARAH

Alea
AWAS AJA KALO LO CHAT GUE! POKOKNYA GUE MARAHAAHAHAHAHAHA!

Gaga bukan burung
Sehat Neng?

Alea
Iiiihh, Gavino kenapa baru chat sih? Semalem ke mana aja? Kok gak ada kabar? Kemaren kan cuma bercanda! Tapi jangan ngajak balikkan ya 😏

AleaAlena (Akan Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang