Happy reading
.
.
.
.Tinggal lah Nada dan Nathan dalam keheningan,Nathan yang sibuk dengan buku tebal di genggamanya dan Nada yang tengah menetralkan detak jantungnya dengan bolak balik beranda di ponselnya.
"emmm....Lo ga balik Than?Rumah lo jauh?" Nada membuka pembicaraan.
"Gue balik entar. " Nathan tampak tengah fokus membaca buku yang entah buku apa itu.
Nathan menyelidik menatap Nada. " Lo Ngusir? "
"Y....Ya enggak lah. " Nada tampak tertawa canggung.
"Ya udah gue beresin ini dulu. " Nada memang berniat membersihkan sebelum Lia dan Henderi pulang, bukan pencitraan bagaimanapun Nada adalah golongan orang yang tidak tahan melihat barang-barang berantakan.
"Gue bantu. " Kalimat yang Nathan ucapkan entah pertanyaan atau mengajukan diri entah Nada hanya menautkan alisnya.
"Maksudnya?"
"Sini gue bantu." Ucap Nathan mengambil alih sapu yang Nada pegang.
Nada menarik sapu yang di tangan Nathan "Ishh ga usah...Gue aja lo duduk aja yang anteng. "
Nathan menatap sengit gadis di depanya,"enggak usah bikin ribet."
Nada melirik Nathan dengan tatapan entah memuja atau justru kesal,"Bisa-bisanya. " batin Nada menatap Nathan yang tengah fokus menyapu lantai.
"Bisa-bisanya,gue naksir modelan manusia yang rata-rata susah di gapai. " lirih Nada masih memperhatikan gerak-gerik Nathan.
"Makasih banyak bang udah di anterin. " Fanya tersenyum tipis.
"Udah sana masuk. "
"I... Iya bang. " Fanya membuka pintu gerbang rumahnya perlahan.
Tin... Tin..
Suara motor Dava terdengar menjauh petanda Dava telah pergi,Fanya kembali membuka pintu gerbangnya dan berjalan menjauhi rumahnya berjalan menuju halte bus.
"Gue belum siap. " ucapnya lirih air mata nya luruh bersyukur lampu remang-remang membantu Fanya menyamarkan jejak air matanya.
Setelah selesai membereskan bekas praktek dan mengepel lantai,Nada berjalan dan duduk sedikit berjarak dengan Nathan,mereka berdua Nathan dan Nada hanya saling diam dan sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Sampai Dava datang .
"Pada akur kan di rumah? " Tanya Dava bak kakak yang baik pada adik-adiknya yang di tinggalkan tadi.
Nada memasang wajah malas pada abangnya, "Lama banget,,, mau mandi. " Nada bangkit berjalan menuju kamarnya, sebenarnya Mandi hanya alibinya saja jantungnya tidak kuat bersama Nathan terus menerus.
"Adek abang udah gede juga ya bang. " Ucap Nathan membuat Dava menganggukan kepalanya menatap kepergian Nada.
"Cantik. "
"Hah? " Dava menautkan alisnya heran.
Lukisan nya cantik. " tunjjuk Nathan pada sebuah Lukisan bergambar bunga Daisy.
"Gue kira lo muji adek gue. "
"Nada juga cantik,,,,, dia kan cewek."
Dava hanya berdehem.
******
Nathan menaiki motornya sambil cengegesan lantaran berhasil mengalahkan Dava saat bermain game Online, "Gue balik bang,bilang ke Nada juga. " pamit Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
N UNTUK NADA
Tienerfictie"Ya Tuhan tolong turunkanlah seleranya......jadikan hamba jodohnya.Amin" doa nada yang terdengar cukup memaksakan sedangkan Fanya hanya menggelengkan kepalanya tak tau lagi harus bagaimana menghadapi Nada yang tengah dalam mode bucin. Note: Menuangk...