(12) Bimbang

1.9K 120 0
                                        

Seseorang menahan lengan Felisya sebelum gadis itu memasuki kamar mandi, Felisya terkejut langsung memutar badannya.

"Gio" tutur Felisya saat melihat wajah siapa yang ada di depannya.

"Maaf Fel, gue mau bicara sesuatu sama lo, boleh?" tanya Gio.

"Gio, aku kira siapa tadi, kamu mau bicarain apa Gi?"

"Bicaranya di taman aja ya, mumpung guru lagi rapat" pinta Gio.

Felisya mengangguk" Boleh"

💃

"Lo tadi siang kenapa enggak makan di kantin?" tanya Gio.

"Enggak papa, tiba-tiba aja aku kenyang" jawab Felisya sambil terkekeh.

"Oh, bukan karena lo cemburu dengan kedekatan Raka sama Cahaya kan?" ujar Gio membuat Felisya bungkam.

Gio terkekeh "Gue ngerti kok Fel, gue juga kalau ada di posisi lo pasti lebih memilih pergi"

Felisya menatap Gio lamat "Maaf ya Gi, selama ini aku enggak pernah ngehargai perjuangan kamu, aku emang cewek yang jahat dan seharusnya kamu enggak pernah suka sama aku Gi"

Gio mengubah duduknya menghadap Felisya " Gue enggak bisa nentuin sama siapa hati gue berlabuh Fel, dan kalau pun gue suka sama lo, enggak ada yang salah Fel, gue suka semuanya dari diri lo tanpa kecuali,gue enggak peduli sejahat apa lo Fel karena gue yakin lo itu gadis baik lo berbeda dari yang lain, lo itu gadis mandiri, tangguh dan kuat"

"Gue akan selalu nunggu saat dimana lo lihat perjuangan gue walau pun lo enggak akan pernah lihat perjuangan gue nantinya, gue enggak pernah nyesel untuk suka dan cinta sama lo" tutur Gio seraya tersenyum lembut membuat Felisya berkaca-kaca.

Felisya menyentuh lengan Gio "Makasih untuk segala rasa cinta yang kamu kasih ke aku Gi, kamu emang cowok yang amat baik yang pernah aku kenal, siapa pun yang akan menjadi kekasih kamu pasti beruntung Gi"

"Gue maunya lo menjadi perempuan beruntung itu Fel" Gio menggenggam erat tangan Felisya.

Felisya membuang pandangannya ke segala tempat guna menahan matanya yang sudah berkaca-kaca yang sebentar lagi mungkin air matanya akan menetes.

"Aku enggak pede Gi, aku enggak pantes buat kamu"

Lelaki blasteran korea selatan itu memegang pundak Felisya"Siapa yang bilang kamu enggak pantes buat aku Fel"

"Aku sadar diri Gi, aku enggak pantes buat ka--"

Gio mendekap Felisya dalam pelukan lelaki itu membuat Felisya tidak dapat berkata-kata.

"Lo itu pantes buat gue Fel, lo pantes buat gue, lo pantes buat gue" ujar Gio berulang-ulang meyakinkan Felisya.

Gio melepas pelukannya, beralih menatap kedua bola mata cantik gadis itu, air mata yang mengalir dari kedua bola mata almond gadis itu membuat Gio tidak tahan, dengan lembut Gio menyeka air mata Felisya.

"Gi, bantu aku buat bisa meyakinkan perasaan aku ke kamu ya" pinta Felisya.

"Apa pun buat lo Fel"

"Kamu enggak akan bosen terus ninggalin aku kan Gi, aku takut setelah aku percaya dan sayang sama kamu, kamu pergi"

Gio menggeleng" Gue enggak akan ninggalin lo sendirian Fel"

I'M NOT VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang