(22) Rumor

949 62 1
                                    

Felisya dan Olivia sudah sampai ke kantor Miss Olivia, guru kesenian yang mengajar kelas 11 dan 12, salah satunya kelas Felisya. Felisya sangat menyukai cara mengajar Claudia yang tidak memeprmasalahkan nilai dan memperbanyak praktek dan juga dari banyaknya guru di sekolah hanya Claudia yang tidak pernah mencap Felisya sebagai tukang bully dan biang onar karena sudah jelas jika Felisya tidak pernah membully siapa pun kecuali Cahaya dan orang-orang yang berada di dekatnya yang kian kali ikut campur urusannya.

Felisya kira Miss Claudia hanya memanggil dirinya dan Olivia ternyata tidak, wanita itu memanggil 15 orang. Diantaranya  5 orang kelas 12 dan 10 orang kelas 11.

Tidak, Felisya tidak mempermasalahkan adanya percampuran murid kelas 11 dan 12 tapi yang menjadi masalah untuk Felisya adalah Raka, Gio, Regan, Cahaya, Mereka berempat juga berada di ruangan yang sama dengan Felisya.

"Anjir cuma kita aja nih yang kelas 11 IPA 5 yang lainnya 11 IPA 1 sama 2" Olivia berbisik ke telinga Felisya.

Felisya mengangguk setuju dengan perkataan Olivia. Hanya ada mereka berdua yang menjadi perwakilan kelas 11 IPA 5. Felisya mendengus kesal melihat tatapan tajam para murid kelas 11 dan 12 kepadanya yang dominan ditunjukan dari para perempuan sepertinya.

Apakah mereka masih membenci Felisya karena dulu dia menbully gadis bernama Cahaya itu? Tapi itu kan dulu dan sekarang Felisya sudah meminta maaf dan tidak lagi mengganggu gadis itu. Inilah mengapa setelah dia hilang ingatan dia lebih memilih tidak kemana-mana dan tetap stay di kelas saat bel istirahat, menghindari tetapan yang meremehkannya serta pembicaraan buruk tentangnya.

Felisya tidak ingin memberi pembelaan pada dirinya sendiri, gadis itu sadar bahwa sampai kapan pun mereka yang tidak suka dengannya akan menutup mata mereka untuk melihat kebenaran tetang Felisya. Mereka pembenci dan selamanya akan tetap membenci.

"Sampai sekarang gue enggak pernah percaya kalau dia berubah, coba deh lo lihat, dia masih angkuh dan sombong," ujar seorang dengan sangat pelan namun Felisya dapat mendengarnya. Gadis yang sedang membicarakannya adalah teman dekat Cahaya.

"Dia mungkin merasa spesial dan mengira kalau dia bakal dapat peran jadi wanita utama di acara minggu depan padahal Miss Claudia memilih dia karena kekurangan orang yang punya muka sejahat dia lagian dia paling cocok dapat peran jadi ibu tiri," kali ini senior perempuan menanggapi teman Cahaya.

Sekarang tawa Felisya ingin pecah, bagaimana tidak? Belum lama ini Felisya bertobat untuk tidak membully lagi dan sekarang sudah ada penerusnya.

Olivia yang sedari tadi berada di sebelah Felisya sudah mengepalkan tangannya sampai kukunya memutih. Jika saja Felisya tidak menahannya untuk menampar mulut murahan mereka pasti mereka sekarang sudah tidak bisa bicara seenaknya lagi seperti sekarang.

"Fel ini udah berlebihan, lo harus lindungi harga diri lo!"

"Enggak Lip, bentar lagi Miss Claudia dateng, aku enggak mau acaranya jadi kacau cuma gara-gara omong kosong mereka di tambah kamu jadi kena sanksi jika bertengkar dengan mereka seperti kata Mr Beni, " ucapan Felisya seketika memadamkan amarah Olivia.

"Cahaya lo harus tau kalau cowok lo udah selingkuh sama Felisya dan gue lihat pakai mata kepala gue sendiri," ucap teman senior perempuan itu memanasi.

"Gue sih percaya Ca kalau Raka enggak mungkin selingkuh kalau si jalang itu enggak ngekori Raka kemana pun Raka pergi dan well laki-laki mana yang enggak tergiur dengan tubuh gadis bodoh itu." lanjutnya sambil tertawa.

Plak

"Jaga bicara kamu Viona sebelum saya akan mengadukan kamu ke kepala sekolah dan berakhir dengan surat di keluarkannya kamu dari sekolah ini."

Claudia tiba-tiba datang dan menampar pipi Viona hingga memerah. Claudia benar-benar marah saat mendengar Viona mengucapkan kata "Jalang" kepada Felisya karena perkataan tersebut tidak pantas untuk anak yang masih di bangku sekolahan, perkataannya itu sangat tidak bermoral.

"Sudah seberapa sucinya kamu sehingga menyebut orang lain sekotor itu Viona?!" Claudia mengguncang bahu Viona kuat.

"Maafkan saya Miss, saya janji enggak akan bicara sembarangan lagi." Viona bertekuk lutut di hadapan Claudia, gadis itu menyatukan kedua telapak tangannya memohon ampun.

"Kamu enggak perlu minta maaf sama saya, kamu harus minta maaf dengan Felisya." ujar Claudia Menarik lengan Felisya untuk mendekat kearahnya.

"Minta maaf!"

Tubuh gadis bernama Viona itu bergetar karena malu, dengan gerakan cepat gadis itu bersujud di bawah kaki Felisya "Maafin gue Fel." ucapnya pelan.

Felisya mengangkat tubuh Viona untuk tegak, Felisya menghela nafas pelan.

"Seharusnya kamu sadar. Aku dan kamu perempuan dan enggak sepantasnya kamu ngejelekin sesama perempuan untuk terlihat sempurna." ucap Felisya setenang mungkin tapi jujur di dalam hatinya Felisya ingin menampar gadis yang telah mencoreng harga dirinya.

"Miss sudah terlanjur kecewa sama kamu Vio dan dengan terpaksa Miss keluarkan kamu sebagai perwakilan sekolah untuk acara minggu depan."

"Miss berikan kalian 10 menit untuk beristirahat sebelum kegiatan di mulai." ujar Claudia meninggalkan kantornya.

"Lo enggak papa kan Fel?" tanya Olivia cemas.

Felisya mengangguk lantas tersenyum "Gue enggak papa."

"Gue semakin suka kepribadian lo Fel." gumam seseorang yang sedari tadi menatap Felisya penuh arti.



I'M NOT VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang