(4) Masa lalu

2.6K 158 2
                                        

Hari ini hari ulang tahun Raka yang ke-13, Raka kini telah menginjak bangku SMP, aku sungguh senang dimana ulang tahunku berbeda satu hari dengan Raka, dari kecil aku selalu merayakan ulang tahunku dengan Raka bersama-sama, tapi kali ini Raka sudah remaja, dia tidak ingin merayakan ulang tahunnya lagi, aku sempat memujuk Raka untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-13 tapi Raka tetap kekeuh pada pendiriannya untuk tidak merayakan ulang tahun.

Raka telah berjanji padaku, jika dia akan memberikanku hadiah ulang tahun pada ulang tahunku yang ke-13 karena aku telah memujuk Tante Klara untuk tidak merayakan ulang tahun seperti yang kami lakukan sebelumnya, aku sungguh sangat senang, karena jujur, perasaanku terhadap Raka telah berubah menjadi Rasa yang lebih sdari sekedar sahabat, di umurku yang ke-13 aku telah mengerti arti cinta, bahkan sejak kelas 5 SD aku sudah mengetahui jika aku telah menyukai lelaki nyebelin seperti Raka.

Pada malam itu Raka menutup mataku dengan sapu tangan dan menarik tanganku untuk mengikutinya ke taman belakang rumah Om Fano, aku hanya menurut sambil bersorak senang, aku merasa Raka akan segera memberikan hadiahnya padaku.

Setelah sampai, Raka membuka penutup mataku, terpampang seorang gadis cantik seusia diriku dan Raka, aku mengenalnya, dia Cahaya, tetangga baru di komplek kami, dia tinggal berjarak 4 rumah dari rumah Raka.

Aku berlari dan merampas boneka beruang berukuran sedang itu dari pelukan cahaya, aku menginjak boneka itu dilantai dan membuangnya di depan muka Cahaya dan mengatakan aku membencinya.

Pada awalnya aku berteman dengan cahaya karena aku rasa Cahaya adalah teman yang cantik dan baik, walau pun cahaya dari keluarga sederhana dan tidak kaya aku ingin berteman dengannya, Cahaya selalu sendiri saat aku bermain dengan teman-teman komplek ku, aku dan Raka mendekatinya dan lama kelamaan kami berteman.

Tapi pada hari itu, tepat di mana Raka mendapatkan 2 tiket voucher untuk bermain di pasar malam, aku pikir Raka akan memberikan satu tiket  itu untukku, ternyata tidak, Raka memberikannya untuk Cahaya selain itu Raka pernah rela bolos sekolah demi melihat Cahaya yang sedang demam, Raka benar-benar berubah semenjak kedatangan Cahaya pada awal kelas 6 SD, semenjak kejadian itu aku sudah tidak berteman dengan Cahaya, aku selalu menatapnya sinis, dan selalu memarahinya saat sedang tidak ada Raka.

Perlakuanku berlanjut sampai kelas 8 SMP, aku bahkan mengubah cara berpakaianku, cara bicaraku demi mendapat perhatian Raka tapi tetap saja Raka tidak lagi pernah menatap kepadaku, rasanya sakit saat mengingat masa dimana Raka berjanji untuk selalu menjagaku, selalu menyayangiku, ku pikir janji itu akan selalu berlaku padaku namun tidak, aku kembali sendiri seperti 7 tahun yang lalu.

Kelas 10 SMA, aku sepenuhnya merubah segala hal tentang diriku, aku tidak peduli apa pun penilaian orang tentangku yang ku tau hanya aku harus mengembalikan perhatian Raka kepadaku.

Aku masih sering membully Cahaya, bahkan orang yang berteman dengan Cahaya juga ikut terbully olehku, aku membenci Cahaya karena dia merebut segalanya dariku, tindak bullyku terdengar ke telinga Raka, Raka marah kepadaku, katanya dia enggak suka siapa pun menyakiti Cahaya, katanya juga dia menyukai Cahaya, perkataan Raka sungguh menyakiti hatiku, Raka yang dulu tidak hanya menjanjikan untuk selalu menjaga dan menyayangiku, Raka yang dulu juga pernah berjanji untuk menjadikanku pacarnya tapi aku sadar, Raka yang dulu hanyalah Raka kecil, Raka yang belum mengerti apa itu arti cinta sebenarnya.

Saat Raka mengatakan bahwa dia menyukai Cahaya, aku tidak langsung menyerah, aku masih menyukai Raka jadi, aku harus memperjuangkannya.

Felisya menutup buku diarynya dan meletakkan di sebelah tempat tidur, Felisya membaringkan badannya lantas menatap ke langit-langit kamar.

Felisya sekarang mengerti tatapan dingin Raka padanya, Raka membenci Felisya tapi Felisya teramat menyukai Raka, Felisya yang menyukai Raka sampai melukai orang yang Raka suka, bukan Cahaya yang salah disini, Felisyalah yang terlalu terobsesi dengan Raka dan rela melakukan apa pun untuk mendapat perhatian Raka, awalnya Raka tidak membenci Felisya, Raka menganggap Felisya sahabatnya dan Felisya terbawa perasaan lalu mengira Raka menyukainya.

Felisya sadar dia yang dulu sangat di butakan oleh cinta, Felisya yang dulu sangat jahat, orang-orang membenci dirinya tapi Felisya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan dirinya, Raka juga salah disini, Raka selalu memberikan harapan untuk Felisya, Raka baru mengungkapkan dia menyukai Cahaya di saat Felisya sudah jatuh cinta padanya, Raka sepatutnya mengerti apa yang Felisya rasakan, Felisya bukan jenis orang yang menyukai dalam diam, Felisya terang-terangan jika menyukai Raka.

Felisya yang sekarang ingin mengubah cara pandang orang-orang padanya, Felisya yang sekarang tidak lagi menyukai Raka, tidak akan.

I'M NOT VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang