Ia mengayunkan tangannya yang memegang pisau ke arah pria bertubuh besar, menebas kepalanya hingga terlepas dari leher. Darah segar menyembur ke lantai dan tubuhnya. Cairan berwarna merah tersebut mengalir layaknya air mancur. Pria bertubuh besar itu lalu terjatuh ke atas lantai, menimbulkan suara bedebum yang keras. Kedua tangan dan kakinya bergerak-gerak, ototnya menjadi tegang, ia sedang sekarat. Sementara kepalanya yang terputus menggelinding jauh ke arah lain.
Berlutut menggunakan satu kakinya, ia membelah perut pria tersebut lalu melempar pisaunya ke belakang tubuhnya. Telapak tangannya yang besar menyelip masuk ke dalam bagian dalam perut itu, menarik sesuatu di sana, kemudian mengeluarkannya kembali dengan menggenggam organ tubuh berwarna merah yang bergerak-gerak lemah.
Tzuyu menutup mulutnya dengan tangan, wajahnya memucat. Ia tidak sanggup lagi melihat suaminya sendiri yang sedang membunuh seorang pria dengan sangat sadis. Yuta mengambil jantung orang itu menggunakan tangan kosong.
Tzuyu membungkuk di bawah jendela dan mengeluarkan semua isi perutnya.
"Itulah pekerjaan yang selama ini dilakukan suamimu." ujar Jennie yang masih berada di belakangnya dengan nada sengit. "Kau sama sekali tidak mengenal Yuta. Ia adalah seorang pembunuh."
"T-tidak mungkin..."
"Tapi sekarang aku memberikanmu kesempatan untuk melarikan diri. Larilah. Sembunyikan diri dari Yuta jika kau tidak ingin berakhir sama seperti pria yang sudah mati itu."
Tzuyu mulai menangis tersedu-sedu. Kemudian Yuta menoleh ke arah jendela setelah ia menginjak jantung dengan sepatunya hingga tidak lagi bergerak. Tzuyu melangkah mundur ke belakang. Yuta menyadari kehadirannya dan pria itu terlihat terkejut.
Sebelum Yuta sempat bergerak, Tzuyu sudah memutar tubuhnya dan berlari pergi dari tempat itu dengan ketakutan yang menyelimuti dirinya.
👰🔫🤵
Yuta mengambil sebuah kemeja bersih dari atas kursi dan mengenakannya dengan cepat. Saat ia baru saja akan ke luar dari ruangan, tiba-tiba Takeru muncul di depan pintu dan menghalanginya.
"Pekerjaanmu belum selesai."
"Minggir." Yuta menatap tajam Takeru.
Namun sorot mata Takeru tidak kalah tajam darinya. Ia terlihat sangat marah. "Aku sudah pernah bilang kalau kau akan menerima akibatnya jika melanggar aturan!" tangannya melayang ke arah Yuta dan ia memukul pipi Yuta hingga pria itu terhuyung ke belakang.
Yuta mengepalkan kedua tangannya. Tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa. Untuk saat ini ia hanya perlu berdiam, dan membuat rencana.
👰🔫🤵
Di dalam taksi, Tzuyu masih menangis hingga sang supir taksi menanyakan keadaannya. Tzuyu tidak tahu harus bagaimana sekarang. Ia tidak bisa pulang ke rumah karena Yuta pasti akan ke sana. Ia tidak memiliki tujuan lain selain rumahnya bersama pria itu.
Pikirannya kembali pada kejadian beberapa menit yang lalu ketika Yuta membunuh orang itu. Ternyata apa yang dulu pernah ia mimpikan memang terjadi. Mungkin saja Yuta benar-benar membunuh belasan pria asing saat Tzuyu sedang sakit waktu itu di rumah, yang ia kira hanyalah mimpi buruknya.
Tzuyu bergidik ngeri dan kembali menangis. Ke mana ia harus pergi?
Tapi kemudian Tzuyu teringat dengan seseorang, seseorang yang mungkin bisa membantunya. Ia segera merogoh ponselnya dari dalam tas dan menelepon Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Comply Honour ✔
ActionNakamoto Tzuyu menerima lamaran pernikahan suaminya karena jatuh cinta. Namun setelah empat tahun berlalu, Tzuyu masih menjadi seorang perawan. Suaminya seolah menganggap pernikahan mereka hanya formalitas seorang pria dewasa, meskipun sikapnya menu...