T e n ー credence

411 63 16
                                    

Tzuyu tersentak bangun dengan napas yang tercekat. Ia langsung merasa kaku pada tubuhnya. Kemudian ia melihat bahwa dirinya sendiri sedang di ikat di sebuah kursi. Kepanikan langsung melandanya, diikuti oleh ingatan-ingatan sebelumnya yang menyerang. Mingyu sudah mati. Yuta menembak pria itu.

Jantung Tzuyu berdegup dengan kencang. Yuta mengarahkan pisau pada lehernya. Jika ia bergerak sedikit saja, mata pisau itu akan menyayat kulitnya.

"Apa kau mendapat ingatanmu sebelum jatuh ke jurang?" Yuta menekankan pisaunya hingga membuat Tzuyu mendongak. "Jawab."

Tzuyu menggelengkan kepalanya. "T-tidak."

"Jangan menipuku."

"A-apa kau akan m-membunuhku s-sekarang?"

"Brengsek!" umpat Yuta. Ia melempar pisau ke sembarang arah lalu menendang kursi yang tadi ia duduki. "Mengapa ingatanmu tidak kembali padahal kau sudah melihatku membunuh orang? Aku tidak memiliki hasrat untuk membunuhmu jika kau tidak mengingatnya!"

"A-aku minta maaf... tolong j-jangan bunuh aku..." Tzuyu menggigit bibir bawahnya untuk menahan isakannya. Air matanya terus mengalir ke pipinya hingga wajahnya menjadi basah. "K-ku mohon biarkan aku hidup... setidaknya s-sampai bayi ini lahirー"

Yuta menunduk di depan wajah Tzuyu. Tangannya menarik rambut Tzuyu, mendongakkan kepala wanita itu yang semula menunduk. "Kau adalah barang yang ku manfaatkan. Sekarang sudah tidak ada kegunaannya lagi, jadi lebih baik di musnahkan saja."
    
     

👰🔫🤵
       
       

Jaewook ada di sana, mendengarkan semua rencana yang di sebutkan Takeru pada Jennie. Mereka akan membunuh Tzuyu tanpa sepengetahuan Yuta. Entah apakah ada sesuatu yang terjadi, tapi Yuta maupun Takeru terlihat dalam suasana hati yang sangat buruk—meski suasana hati mereka selalu buruk setiap harinya. Tapi kali ini berbeda. Aura yang di pancarkan mereka berdua begitu berbahaya.

Sialnya Yuta sulit untuk di hubungi. Ia tidak tahu ke mana pria itu pergi. Jaewook yakin kalau Yuta pasti akan menggagalkan rencana Takeru. Karena Jaewook tahu, walaupun pria itu terus saja berkata akan membunuh Tzuyu—

"Kau seharusnya tidak menguping pembicaraan kami, Jaewook."

Jaewook mendongakkan kepalanya dan matanya bertatapan dengan mata Takeru yang menatapnya dingin. Lalu sesuatu yang keras menghantam belakang kepalanya. Jaewook terjatuh karena kehilangan kesadarannya. Dan sebelum ia benar-benar menutup matanya, Jaewook melihat bahwa orang yang baru saja melumpuhkannya adalah Mark.
    
      

👰🔫🤵
     
     

Ingatan itu mulai datang kepadanya.

Di dalam ingatan itu, Tzuyu masih menjadi seorang mahasiswa naif yang belum pernah jatuh cinta. Meski begitu Tzuyu sudah mendapat banyak pernyataan cinta dari teman satu angkatan atau kakak kelasnya. Satu pun tidak ada yang berhasil menarik perhatian Tzuyu. Awalnya ia khawatir kalau ia mungkin memiliki semacam kelainan.

Tapi kemudian ia bertemu dengan seorang pria berwajah dingin yang ia temui di perpustakaan kota. Pria itu hendak mengambil buku yang Tzuyu inginkan. Tangan mereka tidak sengaja bersentuhan, dan Tzuyu merasakan sengatan aneh untuk pertama kali.

Pria itu tidak mengatakan apa-apa saat membiarkan Tzuyu yang mendapatkan buku tersebut. Lalu pria itu pergi untuk mencari buku yang lain. Tanpa sadar Tzuyu mengikuti ke mana pria itu pergi. Pria itu berhenti di sebuah rak yang lumayan jauh dan mengambil buku tentang olahraga air. Tzuyu melirik buku yang berada di tangannya; buku tentang tenis. Jantungnya seperti meletup-letup ketika menyadari bahwa mereka berdua menyukai hal yang sama.

The Comply Honour ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang