S e v e n ー not something to sacrifice

677 63 28
                                    

Tzuyu tidak sempat berkedip saat pria itu mendorong tubuhnya hingga membentur dinding yang dingin. Ia telanjang, dan Yuta membuatnya lebih telanjang lagi saat pria itu mengangkat tubuh Tzuyu dan melingkarkan kedua kakinya di pinggulnya. Air pancuran menjadi balutan percintaan panas mereka. Mulut Yuta dengan menuntut menghisap bibir bawah Tzuyu hingga membuatnya membengkak.

Tubuh mereka saling menempel ketat. Tzuyu dapat merasakan kejantanan Yuta yang menusuk miliknya. Tzuyu menganggap alasan Yuta tiba-tiba menginginkan seks karena insiden tali bikininya yang terlepas tadi. Dirinya mungkin memberikan efek yang begitu besar sehingga membuat suaminya tidak sanggup untuk menahan diri sampai di rumah.

Tapi Yuta tidak melakukannya dengan terburu-buru. Di banding ciumannya, sentuhan tangan Yuta di kulitnya sangat lembut dan terkesan berhati-hati. Yuta mengusap sisi tubuh Tzuyu, menggerakkannya naik dan turun. Hal itu semakin membangkitkan gairah dalam diri Tzuyu. Ia menginginkan lebih dari ini. Lebih dan lebih.

Mulut Yuta lalu berpindah pada lehernya. Tzuyu sedikit mendongak untuk memberikan akses pada pria itu mengenai wilayah sensitifnya. Yuta menggigit kulit leher Tzuyu dan membuat warna merah yang samar-samar di sana.

Perlahan Yuta menuntun kejantanannya menuju celah Tzuyu. Napas Tzuyu sedikit tertahan, entah mengapa penetrasi masih terasa mengejutkan baginya. Ia sudah melakukannya beberapa kali bersama Yuta. Apa mungkin efek yang di rasakannya selalu berbeda setiap saat dan meledakkan sensasi besar yang berbeda-beda juga?

Yuta menggerakkan tubuhnya dengan irama yang lambat, seperti mengabadikan momen penyatuan mereka dalam detik setiap waktunya. Tzuyu memeluk leher Yuta dan menyandarkan tubuhnya sepenuhnya pada pria itu karena merasa lemas. Ia tidak menyangka bahwa seks di bawah pancuran air akan terasa sehebat ini.

"Yuta...ー"

Yuta membungkam mulut Tzuyu dengan ciuman dan berhasil menyamarkan suara desahan Tzuyu yang bergabung dengan suara air yang gemerisik dari pancuran air. Ia menekan bokong wanita itu, membuat segalanya semakin intim. Payudara Tzuyu bergesekkan dengan dada bidangnya, dengan kulitnya yang telanjang, membuat Yuta semakin agresif. Ia hampir saja melupakan tujuan awal ia melakukan ini.

Tzuyu memejamkan mata saat merasakan kejantanan Yuta yang membesar di dalam dirinya. Tubuh Yuta menegang sebelum kemudian mendapatkan klimaksnya. Benar-benar di luar kendali. Itu adalah seks yang basah. Tzuyu hampir menjerit mana kala ia mendapatkan hal yang sama. Cairannya menyatu dengan cairan pria itu dalam rahimnya.

"Kau oke?" tanya Yuta. Suaranya begitu lirih hingga hampir tidak terdengar.

Tzuyu menganggukkan kepala. Ia benar-benar lemas sekarang, bahkan ia tidak memiliki tenaga untuk sekedar mengatakan "ya". Seolah mereka akan pulang dalam keadaan dan posisi seperti itu.

Yuta mengangkat satu tangannya yang bebas ke punggung Tzuyu, mengusap-usapkannya di sana dengan lembut. Tzuyu merasa nyaman. Tapi ia tahu mereka harus segera pergi. Setelah meminta Yuta untuk menurunkannya, ia bergegas melanjutkan acara mandinya dan meminta Yuta untuk ikut mandi bersamanya ketika pria itu hendak ke luar dari bilik.
   
     

👰🔫🤵
    
    

Lagi, hari ini menjadi hari kesukaannya. Tzuyu tidak bisa berhenti tersenyum sejak mereka meninggalkan gedung olahraga sewaan hingga tiba di rumah. Seks yang hebat di bilik kamar mandi selama satu jam itu membuat suasana hati Tzuyu begitu baik sampai tidak menyadari keanehan Yuta saat menyetir.

Sejak meninggalkan gedung olahraga sewaan, Yuta tahu mereka di ikuti oleh sekelompok orang berpakaian hitam yang ia yakin adalah sepupu dari mangsa terakhirnya. Yuta selalu mencari tahu semua hal yang berhubungan dengan targetnya. Karena itu ia sangat tahu bahwa orang-orang itu memang datang untuk memburunya.

The Comply Honour ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang