T w e l v e ー it's supposed to be

797 81 41
                                    

Yuta menghajar orang-orang yang mencoba menyentuh Tzuyu. Tapi mereka terlalu banyak. Kecepatan yang di milikinya akan sia-sia jika anak buah Takeru menyerangnya secara bersamaan dalam bidang ruang yang tidak besar. Ia kewalahan. Maka seorang pria pun berhasil memegang Tzuyu.

Tzuyu memberontak dan memukuli pria tersebut untuk melepaskan diri. Yuta mengeluarkan pisau lipatnya lalu langsung mengincar kulit leher untuk melumpuhkan anak buah Takeru. Sebuah pukulan keras mengenai punggungnya dan Yuta jatuh tersungkur ke lantai. Serangan dari depan dan sampingnya tidak bisa ia perhitungkan. Pisau miliknya terlempar jauh darinya.

Yuta dapat merasakan luka di bahunya kembali mengeluarkan darah. Dan rasanya luar biasa nyeri karena salah satu anak buah Takeru baru saja dengan sengaja mengoyak luka tersebut menggunakan jarinya. Yuta meringis pelan. Kemudian ia panik saat tidak melihat keberadaan Tzuyu.

Tak lama ia melihat sosok Jaewook yang datang bersama Mark. Mark menghajar beberapa anak buah Takeru yang mencoba menghabisi Yuta. Jaewook juga melakukan hal yang sama, meski sepertinya masih kesusahan karena luka yang ia miliki.

"Tidakーjangan bantu akuーTzuyuー"

"Yuta!" jerit Tzuyu.

Yuta melihat Tzuyu sedang di bawa menuju Takeru. Dalam perjalanan itu, Tzuyu terus memberontak dan bahkan menggigit tangan anak buah Takeru hingga akhirnya bisa melepaskan diri. Namun Takeru tidak membiarkannya begitu saja. Sebelum Tzuyu sempat berbalik pergi, Takeru menusukkan pisaunya ke perut wanita itu.

Tubuh Yuta membeku. Dirinya melihat dengan jelas darah yang mengalir ke luar dari sela-sela pisau tersebut. Tzuyu terlihat langsung kehilangan tenaganya. Takeru mencabut pisau itu lalu menusukkannya lagi di tempat yang sama hingga akhirnya Tzuyu kehilangan kesadarannya.

Pandangan matanya terasa terhalangi oleh sesuatu.

Suara di dekatnya menarik kembali dirinya ke kenyataan. Yuta merasakan semua darahnya naik ke kepalanya, berkumpul dan menumpuk hingga akhirnya meledak. Yuta melepaskan kemeja yang berlumuran darah dari tubuhnya, mengabaikan luka di bahunya yang tidak terasa sakit lagi.

Kemarahannya meningkat dengan cepat. Ledakan itu membuat tubuhnya seringan bulu. Yuta merasa ingin menghancurkan segalanya. Ia akan membunuh semua orang sekarang.

Yuta menendang seorang pria yang berlari ke arahnya. Ia memelintirkan leher, mematahkan beberapa tulang dan menghancurkan kepala ke dinding. Pistolnya menembaki jantung yang masih berdetak dengan kecepatan yang tinggi. Yuta menyikut wajah pria di dekatnya hingga hancur, mengambil pisau dari balik jas pria itu lalu melemparnya ke arah anak buah Takeru yang bertubuh tinggi. Pisau itu menancap di salah satu matanya.

Mark menyerang Takeru. Jaewook mengambil kesempatan itu untuk membawa Tzuyu ke tempat aman agar ia bisa menahan darah yang ke luar dari perut Tzuyu.

Yuta menghabisi anak buah Takeru satu persatu tanpa sedikit pun mendapat serangan balik. Ia menembaki beberapa yang tersisa hingga peluru di pistolnya habis. Dan sekarang hanya Takeru yang masih hidup.

Yuta menghajar Takeru bertubi-tubi. Wajah pria itu menjadi tidak berbentuk lagi karena darah yang memenuhi. Yuta mengambil pistol milik Takeru dan tanpa mengatakan apa-apa langsung menembak dada kiri Takeru sebanyak delapan kali hingga darah pria itu menyembur wajahnya.

Tak mengambil waktu lama, Yuta berlari menghampiri Jaewook dan langsung membawa Tzuyu pergi. Wanita itu sekarat. Yuta berteriak agar Mark segera mengambil mobilnya dan tidak peduli jika Mark harus menghancurkan seisi gedung. Mark berlari menuruni tangga agar cepat sampai di parkiran bawah tanah sementara Yuta dan Jaewook menggunakan lift. Mark memasukkan paksa mobilnya ke lobi gedung. Lalu mereka berdua masuk ke dalam mobil. Jaewook duduk di depan sementara Yuta berada di kursi tengah bersama Tzuyu.

The Comply Honour ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang