T w o ー lose control

630 76 9
                                    

Takeru memukul rahang Yuta dengan keras hingga pria itu sedikit terhuyung ke belakang. Namun Yuta sama sekali tidak menampakkan raut wajah yang kesakitan. Pukulan itu juga tidak terlalu membekas di pipinya. Takeru melihat kepalan tangannya yang berdenyut. Sialan, dia baru saja meninju tembok.

Yuta menundukkan kepalanya. "Aku minta maaf atas apa yang terjadi."

"Ini akibatnya karena kau memilih untuk menikah!" seru Takeru marah. "Sudah ku bilang untuk tidak berada di sekitar orang asing lebih dekat, dan kau malah menikahi wanita itu!"

Jaewook maju dua langkah ke depan. "Tenanglah, Takeru. Lagipula itu bukan kesalahan Yuta mengapa istrinya bisa ada di tempat itu."

Takeru melirik tajam pada Jaewook. "Ini semua karena perbuatanmu. Seandainya kau tidak menghasut Yuta untuk menikah, hal ini tidak akan terjadi. Sekarang, wanita itu mengetahui sosok Yuta yang sebenarnya."

"Aku melakukan itu supaya Yuta bisa berbaur dengan orang lain. Yuta tidak akan mudah di curigai jika ia berpura-pura menjalani kehidupan yang normal, salah satunya adalah menikah."

"Bunuh wanita itu."

Perkataan Takeru membuat Yuta menghela napas. Ia mengangkat wajahnya dan menatap datar Takeru. "Aku tidak bisa membunuhnya begitu saja."

"Buat dia seperti mengalami kecelakaan."

Jaewook menggeleng.

"Tidak." jawab Yuta. "Tidak sekarang. Istriku dalam keadaan koma. Aku harus mengetahui kondisinya terlebih dahulu. Mungkin nanti."

Takeru membuang rokok yang berada di mulutnya lalu menginjaknya dengan ganas. "Kita tidak boleh meninggalkan saksi. Jika wanita itu menggila, satu-satunya pilihan adalah membunuhnya." ia berjalan keluar dari ruangan.

Tak lama, Yuta membalikkan tubuhnya dan juga pergi dari ruangan tempat mereka biasa melakukan pertemuan.

"Kau mau kemana?" tanya Jaewook.

"Rumah sakit."

👰🔫🤵

Sesampainya di rumah sakit, Yuta langsung memarkirkan mobilnya di basement. Ia masuk ke dalam lift dan pergi menuju lantai tiga, tempat Tzuyu di rawat. Saat ia berjalan di lorong yang sepi, matanya menangkap sosok pria yang sedang duduk cemas di depan kamar Tzuyu. Pria yang membawa Tzuyu ke Ota.

Yuta tidak mengenali siapa pria itu. Ia tidak pernah melihat pria itu di antara teman-teman Tzuyu yang pernah ia temui. Saat ia berhenti di hadapan pria itu, pria berkulit tan itu langsung mendongak dan berdiri.

"Sedang apa kau disini?" tanya Yuta dengan wajah datar.

Pria itu melihat penampilan Yuta dengan tidak sopan. "Jadi ini suami yang sudah menelantarkan Tzuyu?"

"Apa maksudmu?"

"Apa kau tidak sadar bahwa kau telah membuat Tzuyu menjadi istri yang kesepian?"

"Bukan urusanmu pada apa yang ku lakukan."

"Aku hanya ingin Tzuyu merasa bahagia!"

"Memangnya kau siapa?"

Pria itu terhenyak.

"Lebih baik kau pulang saja. Aku yang akan merawat Tzuyu." Yuta beralih ke pintu dan menyentuh gagangnya.

"Aku adalah teman yang bisa membuatnya senang," perkataan pria itu membuat Yuta berhenti. "Suatu hari nanti kau akan sadar siapa yang lebih tidak berguna disini."

Yuta melihat pria itu mengambil jaketnya yang tersampir di kursi sebelah lalu beranjak pergi dengan raut wajah dingin. Ia tidak memedulikannya. Yuta mendorong pintu kamar Tzuyu ke samping dan masuk ke dalam. Matanya langsung melihat Tzuyu yang terbaring lemah di atas ranjang dengan kepala yang di perban.

The Comply Honour ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang