E i g h t ー cause disorder

453 65 18
                                    

"Kau dari mana saja, Yuta?" tanya Tzuyu yang melihat pria itu menutup pintu depan.

Yuta meletakkan kunci mobilnya ke dalam mangkuk kecil di atas nakas ruang tamu. "Hanya pergi sebentar. Apa kau sudah membuat sarapan?"

"Ya. Aku menunggumu sejak tadi untuk sarapan bersama."

"Maaf," Yuta mendekati Tzuyu lalu mengusap puncak kepala wanita itu. "Ayo kita sarapan."

Tzuyu tersipu malu. Ia menganggukkan kepalanya dan mengikuti Yuta yang berjalan ke arah ruang makan.
   
     

👰🔫🤵
    
      

Tzuyu baru saja bersiap untuk mengenakan sarung tangan ketika Yuta datang dan mengambil sarung tangan itu darinya. Ia memerhatikan Yuta yang mengenakan sarung tangan karet itu dengan mata yang tidak berkedip.

"Kau mau apa, Yuta?" bodoh sekali ia karena bertanya.

"Aku yang akan mencuci piring."

"Tapi—"

"Pergi menonton TV saja."

Tzuyu sama sekali tidak bergeming. Ia berdiri di belakang Yuta yang sudah sibuk mencuci piring. Pria itu mencuci piring dengan rapih dan ahli, seolah ia telah terbiasa melakukan hal itu. Kedua mata Tzuyu berkaca-kaca. Ia mendekati pria itu lalu memeluknya dengan kedua tangan, pipinya menempel di punggungnya yang lebar.

"Yuta, aku mencintaimu."

Mengapa ia terdengar lemah sekali? Mungkin itu karena hormon seorang ibu hamil yang memang selalu sensitif. Jika biasanya Tzuyu merasa baik-baik saja, tapi belakangan ini terkadang ia merasa sedih. Entah karena alasan apa. Yuta melakukan hal yang tidak biasa seperti sebelumnya, seharusnya ia merasa senang. Tapi Tzuyu tidak mendapatkan itu.

Ia tidak ingin ada sesuatu yang salah pada dirinya.

Yuta membiarkan Tzuyu memeluknya sepanjang ia mencuci piring. Setelah selesai dan menaruh kembali sarung tangan karet yang ia kenakan, Yuta membalikkan tubuhnya, memaksa Tzuyu melepaskannya agar ia bisa menatap wanita itu.

Yuta tidak mengatakan apa-apa. Tangannya bergerak menuju dagu Tzuyu. Ia menarik wajah Tzuyu mendekat lalu menundukkan kepalanya sedikit, ia mencari bibir wanita itu dan mendapatkannya.

Bibirnya mengecup bibir Tzuyu dengan sedikit lumatan. Satu tangannya memeluk pinggul Tzuyu sementara tangannya yang lain berada di rahang wanita itu. Ketika mereka saling menempel, tubuh Yuta yang besar seolah sedang melindungi Tzuyu. Melindunginya dari apapun, dan Tzuyu menyukai itu.

Meski samar-samar, Tzuyu merasa ada sedikit perbedaan dari ciuman yang mereka lakukan. Ia menyadari bahwa itu adalah perasaan cintanya pada Yuta yang semakin besar. Tzuyu mencengkeram kemeja yang di kenakan Yuta, suaminya tercinta. Tiba-tiba ia memikirkan apa yang akan terjadi kepadanya jika seandainya mereka tidak pernah bersama.

Mereka berhenti berciuman untuk mengambil napas. Tzuyu memejamkan matanya, merasakan sapuan ringan jemari Yuta di keningnya ketika pria itu menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. Ia merasakan kedamaian. Tzuyu merasakan detak jantung mereka yang semakin cepat seiring dengan deru napas mereka karena kehabisan oksigen.

Tzuyu membuka matanya dan mendapati Yuta yang sedang memandanginya. Tzuyu tersenyum. Ia mengalungkan kedua tangannya di leher Yuta dan kembali memeluknya dengan erat, seerat pria itu yang juga memeluk tubuhnya.
   
     

👰🔫🤵
    
     

Mobil Yuta bergerak meninggalkan pekarangan rumahnya dan menghilang di ujung jalan. Jennie ke luar dari tempat persembunyiannya, bergegas memasuki rumah Yuta menggunakan kunci tiruan yang ia dapatkan dengan segala cara. Tanpa mengendap-endap, ia pergi menuju ruangan di mana Tzuyu sedang berbaring di ranjang karena tertidur. Dengan keadaan tanpa busana.

The Comply Honour ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang