T h r e e ー stupefy

574 71 7
                                    

Seorang wanita berambut pirang melangkah dengan anggun di sepanjang koridor panjang yang sepi. Suara sepatu hak tingginya yang membentur lantai terdengar sangat nyaring. Wanita itu tersenyum miring. Bibirnya yang di poles lipstik warna merah mengkilau bergerak membuka saat seorang pria yang lebih muda darinya itu berdiri di samping pintu ruangan yang tertutup.

"Kau cepat juga, Mark," ujarnya seraya melepaskan kaca mata hitam yang sejak tadi di kenakannya. "Apa kau sudah bertemu dengan Takeru?"

Pria bernama Mark itu mengangguk. "Takeru sudah menunggumu, Jennie, dan sepertinya ia memiliki tugas untuk kita."

Kim Jennie menyerahkan kaca mata hitamnya pada Mark, lalu mengulurkan tangan untuk membuka pintu. Ia melangkah masuk dan melihat sosok Takeru yang sedang duduk berseberangan dengan Jaewook. Kedua matanya langsung mencari-cari. Ternyata apa yang ia inginkan tidak ada di sana.

"Dimana Yuta?" tanya Jennie.

Jaewook terkekeh. "Kau baru kembali dari menyelesaikan tugas di Eropa selama empat tahun, dan kata pertamamu pada kami adalah menanyakan tentang Yuta?"

"Tentu saja. Alasan utamaku kembali lebih cepat adalah dia."

Takeru melepaskan rokok dari mulutnya. Tak lama, Mark sudah berdiri di samping Jennie. "Aku memiliki misi yang bisa kalian kerjakan selama dua hari."

"Pertanyaanku belum terjawab."

"Yuta sedang menjalankan tugas. Jangan ganggu dia."

Jennie melipat kedua tangan di depan dada. "Baiklah. Tujuan?"

"Mito. Dua orang. Dai bersaudara; Wataru dan Wakumi."

Mark menangkap berkas yang tiba-tiba di lempar oleh Jaewook. Di antaranya ada dua foto seorang pria dan wanita berambut merah. Si pria memiliki bekas jahitan di dagunya, sementara si wanita memiliki dua warna bola mata; kiri biru dan kanan hijau.

"Mereka berdua adalah anggota yakuza di Okayama." lanjut Takeru. "Alasanku mengatakan kalian bisa menyelesaikannya dalam dua hari adalah karena mereka berada di tempat yang berbeda. Selesaikan masing-masing dalam satu hari."

Mark mengangguk dan memasukkan berkas itu ke dalam tasnya. Jennie memandang Takeru sekali lagi sebelum mengikuti Mark yang sudah melangkah ke luar dari ruangan.

👰🔫🤵

"Ah, yang ini juga." Tzuyu mengambil beberapa wortel dan sayuran hijau ke dalam troli. Lalu wanita itu melangkah dengan riang menuju ke tempat lain. Ia berhenti di depan etalase yang menyediakan produk berbahan susu.

Yuta mendorong troli ke arah Tzuyu. Matanya tidak pernah lepas dari wanita itu. Sejak percintaan mereka yang pertama kali, yang mungkin Tzuyu pikirkan adalah untuk yang ke sekian kali, Yuta tidak bisa berhenti menatap Tzuyu. Wanita itu benar-benar berbeda dari sebelum ia kehilangan ingatan. Ia tidak tahu kalau istrinya ternyata memiliki sifat yang sangat ceria.

"Yuta!" seru Tzuyu seraya menunjuk keju mozzarella. "Bagaimana kalau besok kita membuat pizza? Kau tahu aku pandai membuat roti, kan?"

Ia tidak tahu. Yuta tidak tahu apapun. Yuta hanya tahu bahwa mereka berdua sama-sama menyukai olahraga, dan istrinya adalah orang yang baik. Selain itu, ia tidak mengetahui Tzuyu yang selebihnya.

Yuta mengangguk seadanya. Tzuyu kembali memasuki barang belanjaan ke dalam troli dengan riang.

Saat mereka beralih ke makanan beku, tiba-tiba Tzuyu menghentikan langkahnya. Wanita itu berbalik dan berjalan ke sisi Yuta, memeluk lengan pria itu. Yuta sedikit terkejut. Satu lagi sikap baru Tzuyu yang membuatnya heran.

The Comply Honour ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang