"Ayo sayang buka mulutnya, mama suapin"
Lara yang tengah mengunyah bubur ayam yang ia beli di kantin rumah sakit melirik Bara yang sudah sadar dan sedang disuapi sarapan oleh mamanya.
Bara juga sudah dipindahkan ke ruangan vip, ruangan yang bersih, ber ac, terdapat kulkas, terdapat televisi dan sofa panjang serta meja panjang.
"Pinter banget anak mama" ucap Mama Lara karena Bara yang mau ia suapi.
"Papa mana Ma?" Tanya Bara.
"Papa kerja sayang" jawab Mama.
"Emangnya papa gak mau jengukin Bara ya ma?" Tanya Bara.
"He? Kata siapa, kemarin - kemarin papa disini kok nemenin Bara"
"Nanti papa kesini lagi kok, pasti" kali ini bukan Mama Lara yang bicara, melainkan Lara.
Lara melihat adiknya itu menanggukan kepalanya. Lara menutup wadah buburnya, ia tak menghabiskan makanannya itu.
Lara mengecek ponselnya, berkali - kali ia menelfon dan memberi pesan pada Ryan, namun sampai sekarang belum juga ada jawaban.
Kemana Ryan? Sejak hari kedua Bara di rawat, Ryan tak lagi kelihatan olehnya.
Lara beranjak, berjalan mendekati ranjang tempat Bara berbaring. Ia meraih sebuah apel yang tersedia di atas nakas.
"Dari siapa nih, Ma?" Tanya Lara.
"Dari .. siapa ya tadi namanya, aduh mama lupa"
"Temen Lara? Ryan bukan?"
Mama Lara menggeleng, "bukan. Eee, kalo gak salah Ajil deh kayaknya Ra"
Lara mengerutkan dahinya, membuat Mamanya lantas bertanya, "kenapa?"
Lara langsung menggelengkan kepalanya, "ah enggak" ucapnya lalu kembali menuju sofa seraya menginggit apel merah di tangannya, pemberian dari Ajil.
··········
Pukul 7:08 malam, Lara memperhatikan wajah adiknya seraya menopang kepalanya dengan lengannya di atas ranjang Bara.
Bara masih lemas, namun perlahan kondisinya mulai membaik. Malam ini Lara kembali sendiri menemani Bara. Mamanya ia suruh pulang karena sudah beberapa hari ini Mamanya terus berdiam diri di rumah sakit. Sedangkan Papanya? Jujur Lara tak tahu, tapi kata Mamanya sih Papanya pergi ke Bandung untuk urusan pekerjaannya.
Lara terus hanyut dalam memperhatikan setiap sisi wajah adiknya itu, ia merasa kasihan dan merasa bersalah pada Bara.
Lara sampai tak menyadari terdapat orang yang mengetuk ruangan Bara. Karena tidak ada jawaban dari Lara, mereka pun masuk begitu saja.
"Permisi, Lara"
Lara sadar dan langsung mengalihkan pandangannya. Ia juga membenarkan posisi duduknya.
Nadya dan Kyla, dua orang itu yang Lara lihat sekarang.
"Eh, Kak Nadya, Kak Kyla. Duduk - duduk sini kak" ucap Lara seraya mengajak Nadya dan Kyla untuk duduk di atas sofa yang ada di ruangan Bara.
Keduanya menangguk dan mengikuti langkah Lara untuk duduk di sofa.
"Ini kita tadi beli beberapa kue kering dan buah" ujar Nadya seraya memberikan dua bingkisan kepada Lara.
"Wah, repot - repot. Makasih ya, kak"
"Bara gimana keadaanya, Ra?" Kini giliran Kyla mengajukan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
AJILARA (SELESAI)
Novela Juvenil"Lo ngapain nembak gue?!" "Gak tau" "DASAR ORANG GILA!!" Pernah gak sih ngerasain rasa suka sama seseorang tapi kata hati lo lebih ngedorong lo buat nembak orang yang sama sekali gak pernah lo pikirin buat jadiin dia pacar? Itulah yang dirasakan Aji...