13. Memoris

823 72 6
                                    


Pov Rosie

Aku menaiki tangga dan masuk ke kamarku lalu mengunci pintunya lalu aku berjalan ke arah kamar mandi dan membersihkan diri lalu setelah berganti pakaian aku pun duduk di pinggir ranjang.

Tak lama aku pun memikirkan sesuatu dan memutuskan untuk memanggil Eliza dan Aliza.

"Kenapa kau memanggilku..?" Eliza bertanya sambil merebahkan dirinya di ranjang.

"Heh bukan hanya kau saja yang dipanggil tapi aku juga." Aliza memandang Eliza dengan kesal ya mereka berdua memang sangat sering bertengkar sampai membuatku naik darah.

"Jadi apa yang kau mau..?" Eliza bertanya sambil melirik diriku yang kini berada di dekat jendela.

"Aku ingin menyerap semua ilmu yang ada di perpustakaan kediamanku sebelum kuhancurkan." Aku berkata sambil menatap dingin bulan yang tengah bersinar sungguh indah.

"Wah jadi kau ingin menghancurkan perpustakaan tersayangmu ya..?" Eliza bertanya dengan nada semangatnya memang malaikat kehancuran.

"Kenapa..? Kenapa kau ingin menghancurkannya, bukankah itu juga tempat yang mempunyai banyak kenangan..?" Aliza yang sedari tadi diam menatapku tak percaya.

"Kediaman itu akan tetap hancur meski bukan aku yang menghancurkannya. Maka dari itu lebih baik aku sendiri yang melenyapkannya. Aliza kau tahukan kenangan bukan ada untuk didalami dan terus seperti itu melainkan untuk diingat selalu." Aku menjelaskan sambil mengingat bibi na orang yang paling kusayang dia bahkan sekarang mungkin masih berada di sungai kematian karena jasadnya tidak sempurna.

"Ajari aku.." aku menatap Aliza dan Eliza dengan tatapan yang membara, sementara Aliza hanya menatapku sendu, dan Eliza dia bersemangat karena sudah lama baginya tidak melihat kehancuran.

"Baiklah ikuti aku tapi sebelum itu bawa 3 macam terserah buku apa saja di dalam ruang dimensimu." Aliza mengatakan sambil menatap kalungku lalu aku mencari buku dan buku itu keluar

1.Contrôlez la Magie
2.Historie des Sorcières
3.Dieux et Dèesses et leur historie

"Ikuti kataku.." aku mengangguk dengan penuh semangat mendengar ucapan Aliza.

"Ω Θεά της Γνώσης. Δώστε μου τη δύναμή σας να ανοίξω όλες τις γνώσεις όπου τη θέλω." Aliza berkata dan aku pun mengikutinya.

"O Theá tis Gnósis. Dóste mou ti dýnamí sas na anoíxo óles tis gnóseis ópou ti thélo." Lalu buku itupun terbang dan mengeluarkan cahaya berwarna emas lalu mengelilingiku dan masuk ke dalam kepalaku.

"Bagaimana kau bisa membacanya kan..?" Eliza bertanya sambil melihatku, dan akupun mengangguk lalu melihat buku yang tadinya ada tulisan berubah menjadi kosong dan akhirnya dibakar oleh Eliza.

"Baiklah mari kita bakar membakar.. khahahahah.." Eliza terlihat sangat bersemangat dan kami pun berteleport menuju perpustakaan lama ku.

.

.


.







.

Setelah sampai akupun mulai menggunakan akar merambat lalu kembali membaca mantra semua buku mengelilingiku dengan berbagai warna ada ungu, emas, biru, perak, dan hitam.

Semua buku telah kuserap membuat diriku semakin bersemangat lalu ku taruh sebagian buku kosong untuk ku simpan mungkin ingin kujadikan sebagai buku catatan.

Lalu dengan semangat Eliza mengeluarkan kekuatannya lalu membakar perpustakaan itu cukup sedih karena banyak kenangan ku di perpus ini tapi jika bukan aku sendiri yang menghancurkannya maka orang lain yang akan menghancurkannya.

Prince Werewolf, Princess Vampire, & Her DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang