Adhitama adalah seorang CEO di perusahaan di bidang kesenian.ia beristirahat pada umurnya yang baru menginjak 20 tahun,dan perusahaan juga baru berjalan 2 tahun di tangannya
ia punya alasan untuk istirahatnya kali ini.tentang penyakit mematikan dan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
segalanya bisa ku maklumi,tapi melihat orang lain memperlalulan mu berbeda aku juga merasa iri Layra Citra _ _ _ _ _ _oOo_ _ _
ruangan makan lengang hanya menyisa kan mereka berdua di meja makan,orang tua Adhitama pamit saat melihat raut wajah lelaki itu yang mendadak berubah seolah" ingin berbicara empat mata pada perempuan yang ada di hadapan nya
tak sekali pun makanan masuk kedalam mulut Adhitama,berbeda dengan wanita yang ada di hadapannya yang sepertinya sudah biasa dengan situasi seperti ini
"apa kabar Adhitama?"ucap wanita itu
garpu yang ada di sisi piring di hadapan Adhitama di raihnya,sebuah cake coklat berukuran kecil di potong nya di ujung cake itu
saat suapan pertama bola mata Adhitama memandang rinci wanita di hadapannya
"kau pikir aku lupa?kau tak suka cake coklat."kata wanita itu memberikan segelas air putih dan tisu padanya
"bagaimana keadaan mu Adena?"
nama wanita itu Adena,wanita yang amat ia cintai semasa SMA,ia meninggalkan Adhitama dengan harapan kosong dan menjalin hubungan dengan sahabat dekat Adhitama.Daniel
sendok dan garpu yang ada di tangan wanita itu di letaknya rapi di atas piring putih,ia berdiri dan berjalan ke arah Adhitama "aku masih mencintai-mu Adhitama."
sontak Adhitama memalingkan wajah nya "kau juga mengatakan masih Daniel?"
bibir wanita itu menggulum tak dapat menjawab
"Daniel berselingkuh di belakang ku."adu nya
Adhitama tersenyum kecil di sana "kau tau apa yang paling banyak di dunia ini?"ucapnya "bintang di langit,pasir di pantai,dan alasan mu."
selang beberapa saat Adhitama meninggalkan Adena di ruang tamu,ia masuk ke dalam kamar nya meneguk setengah botol wine di sana
mama dan papa nya yang menguping pembicaraan mereka hanya menghela nafas mengerti dan berupaya memaklumi anak mereka
"maaf kan mama sayang."ucap mama memohon di depan pintu kamar Adhitama.
tak mendapat jawaban apa pun sekali lagi mereka hanya bisa menghela nafas...
