EMPAT BELAS🌻💙

443 36 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN HAPPY READING
______________________________________

Mamih aqeela khawatir dengan keadaan aqeela, entah kenapa ia sekhawatir itu, ya pantas sih kalau mamihnya khawatir karena aqeela adalah anak satu-satunya.

"Kenapa aku jadi khawatir sama aqeela, dia kan sekolah hari ini" ucap mamih aqeela meyakini dirinya sendiri supaya tidak secemas itu.

"Apa jangan-jangan bener aqeela gamau dijodohin? Tapi kenapa aku harus sekhawatir ini" ucap mamih lagi.

Mamih aqeela beranjak dari ruang tamu menuju kamarnya, tetapi ia tak sengaja menyenggol barang yang terbuat dari kaca alhasil barang itu pecah, percahan itu mengenai kaki mamih Aqeela, sehingga ia sedikit meringis kesakitan.

"Aduhh." ringis mamih aqeela, memegang kakinya dan mendudukan dirinya di kursi tadi.

"Aku khawatir banget sama aqeela, kenapa aku mikir kalau aqeela kenapa-kenapa" ucap mamih aqeela

"Ngga, Ngga mungkin aqeela pasti masih sekolah hari ini, pasti dia ga kenapa-kenapa" ucapnya lagi, sekarang keringat mamihnya tak bisa dikendalikan keringatnya bercucuran sangat banyak seperti orang sehabis mandi.

"Yallah jika aqeela kenapa-kenapa lindungilah dia yallah, jika dia gak kenapa-kenapa hamba turut seneng dengarnya, dan jaga dia yallah, amiin" ucapnya mendoakan aqeela.

"Aku harus telpon Sandy, dia kan sahabat aqeela" ucap mamih lalu mengambil handphone rumah.

***

"hiks hiks, rey jahat hiks" ucap sandrinna, posisinya saat ini berada di kelas. Dan dibangku nya sendiri.

"Kenapa rey tega banget sama gue, dulu dia selalu buat gue bahagia kenapa saat ini dia bikin gue nangis setelah aqeela ada dihidupnya, kenapa hiks hiks" ucapnya lagi nangisnya menjadi-jadi, namun tangisannya pelan, hanya terdengar 'siguman' nya saja.

Telepon sandrinna berdering pertanda ada yang menelepon, sandrinna segera mengangkatnya. Eh setelah tau notip nya dari siapa ia malah mematikannya lalu beralih lagi pada tangisannya.

***

"Lohh kok ga diangkat?" ucap mamih aqeela, heran kenapa dimatikan.

***

Sandrinna beralih menatap bangku aqeela yang sudah kosong tidak ada tas sekaligus orangnya, "Qeel lu kenapa ngambil rey dari gue, gue ga sanggup qeel ditinggal rey gue udah sayang banget sama dia hiks, tapi kenapa lu diam-diam ngambil hati rey dari gue ha kenapa sih, hiks hiks" ucapnya menatap bangku kosong aqeela.

"Sandrinna lu kenapa cengeng?" ucap seseorang, barusaja duduk di meja sandrinna, sandrinna membalikan tubuhnya ke depan.

"Ngapain kak calis kesini? Mending lu pergi deh dari sini gue muak liat muka lu" peringatnya, dengan sewot. Sembari menghapus air matanya, biar tidak dibilang cengeng lagi oleh kakak kelasnya.

"Santaii dong, gue cuman ngingetin aja. gue bisa bantuin lu, kalo lu ada masalah tenang aja" bisik calis, dengan senyuman iblis, canda iblis😂

Kenapa kak calis ngomong kek gitu, kek dia tau aja permasalahan gue sama aqeela, apa jangan-jangan dia nguping -batin sandrinna, ragu.

"Gimana gue bisa bantu lu kok asal lu gabung di geng gue setuju ga?" ucapnya senyum smirk.

"Kenapa kak calis tau masalah gue sama Aqeela, apa jangan-jangan kak calis nguping omongan gue pas dikantin? " jawab sandrinna dengan nada tinggi

"Gue ga nguping, cuman omongan lo aja yang keras... Gue bisa ngedenger karna gue punya kuping, yakali gapunya, seisi murid yang ada dikantin tadi juga udah denger kali" sambil tertawa meremehkan.

Rassya AqeelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang