SEPULUH🌻💙

490 45 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN HAPPY READING

______________________________________

"Oh ya aqeela Lupa kalo, sekarang ada jadwal piket mih, aqeela langsung berangkat deh mih, pih" bohong nya, yang langsung buru-buru mencium punggung tangan orang tua nya dan langsung pergi dari hadapan mereka. Mereka hanya menatap punggung aqeela yang sudah berlalu pergi.

"Huftt kaya nya aqeela masih ga yakin menyetujui perjodohan itu, pih" ucap mamih, yang tadinya berdiri kini duduk.

"ntar papih bujuk lagi sampai dia mau, mereka juga udah setuju masa kita ga setuju malah mereka udah mempersiapkan barang2 buat nikahnya, kita ga boleh nyia2 in kesempatan itu mih.."

"Iya pih, mamih juga tau itu kesempatan langkah, mamih juga pengen aqeela jadi mandiri pas udah nikah ga tergantung sama kita trus kan pih?"

"papih rasa aqeela punya simpanan deh mih, coba mamih pikir kemaren pas pulang aura aqeela kek beda banget gitu mih, trus kemaren yang jemput aqeela itu bukan sesama jenis kelamin malah sebaliknya, yang jemput cowo mih.."

"Mamih juga mikir gitu pih, aqeela juga kemarin mamih tanya dia senyum2 mulu kek beda banget sama sebelumnya gitu" ucap mamih, membuat mereka trus berpikir

"ntahlah deh mih, ntar papih bicara sama pak bejo biar nyelidik siapa cowo itu sebenernya"

"Oh ya, aqeela juga ga tau cowo nya yang mau dijodohin itukan? Gimana kalo kita temuin mereka pas makan malam nanti, setelah meeting papih selesai, papih bakal ngomong ke pak wijaya kita gausa makan dirumah, nanti kita makan malam diluar sama keluarga pak wijaya gimana? Biar aqeela tau calon masa depannya" memberi sebuah ide untuk istrinya, istrinya yang mendengar langsung senyum dan mengangguk.

"Bisa juga tuh pih, kenapa ga kepikiran daritadi ya? Kita temuin mereka pas makan malam? Mamih setuju pih, kalo masalah aqeela papih jangan khawatir biar mamih aja yang tangani oke?"

"Yaudah papih berangkat kerja mih, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Aqeela sudah sampai ditempat tujuannya kini ia memarkirkan mobil nya diparkiran yang sudah disiapkan, ia langsung membuka pengamannya dan keluar dari mobilnya.

Ketika ia beranjak pergi dari parkiran, ia melihat seorang yang sangat familiar bagi aqeela, seorang tersebut sedang menangis disebuah taman. Ia mulai mengintipnya dibalik pohon yang agak besar. Ia melihat seorang tersebut menatap sebuah foto guru, ia tak melihat jelas karena foto tersebut sangatlah kecil,

"Itu rey kan? Ngapain ya dia nangisi foto guru? Guru itu meninggoyyyyyyyy kah?" Ia baru ingat kalau bu aisyah sudah tiada. Pasti rey nangisi bu aisyah, Lalu ia langsung menghampiri rey yang tengah menangis.

"Heyyy" sapa aqeela dari belakang rey, ia memperlihatkan senyum manisnya.

Rey mendongak mendapati aqeela tepat dibelakangnya, kini aqeela sudah duduk manis disampingnya dan rey langsung buru-buru mengusap air matanya yang menetes.

Aqeela mengambil alih foto yang dipegang oleh rey "Gw tau rey, dia termasuk guru favorit lo gw juga pernah ngalamin hal yang sama kaya elo" ucap aqeela sambil menatap foto itu, dan sengaja dipotong ia menghembus kan nafasnya sambil menatap rey begitu dalam, rey pun sama ia menatap aqeela penuh makna.

"meskipun gitu gw masih ga yakin qeel bu aisyah ninggalin gw sejauh itu? Padahal gw niatan buat ngrayain ultah bu aisyah, besok dia ultah qeel, besok tapi kenapa bu aisyah ninggalin dunia begitu cepet, ha? Padahal umur dia masih muda tapi udah meninggal aja hiks, hiks" rey takbisa menahan tangisannya

Rassya AqeelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang