Besok hari terakhir uas, dan hubungan Changmin sama Younghoon belum membaik.Changmin mendudukkan dirinya dikursi pojok kantin, menaruh kepalanya diantara lipatan tangan. Merasakan ada orang lain didepannya, Changmin mengangkat wajahnya. "Kenapa?" tanyanya.
"Marahan sama Younghoon, ya?" balas yang lebih tua, Changmin mengangguk lesu. "Kenapa?" tanya Taehyung.
"Emang Younghoon gak cerita?"
Taehyung menggeleng, "Gak cerita samsek anaknya, makanya gue tanya lo langsung."
Changmin menaruh pipinya pada meja kantin, "Younghoon childish, gak suka."
Taehyung menaikkan sebelah alisnya guna meminta penjelasan. Sementara Changmin melirik Juyeon yang sedang membeli minuman, tumben gak sama Younghoon.
"Hoi!"
Changmin tersentak, "O-oh, anu, Younghoon tiba-tiba marah pas aku bilang aku lebih milih belajar daripada jalan sama dia," Changmin menjeda perkataannya. "Katanya, nilai itu gak lebih penting dari dia. Padahal kemarin-kemarin dia fine fine aja tuh waktu aku ngambis." lanjutnya.
"Dipengaruhi kali." timpal Jungkook.
Changmin menoleh ke kanan, terkejut melihat Jungkook yang sudah duduk manis disampingnya. "Dari kapan disini, kak?" tanya Changmin.
"Daritadi, masak gak nyadar?"
Changmin menggeleng seraya menunjukkan senyuman bodohnya.
"Btw, maksud kamu dipengaruhi apa?" tanya Taehyung ke pacarnya. Jungkook menipiskan bibirnya, "Cuman tebakan sih. Menurutku ada yang ngomongin kamu yang enggak enggak ke Younghoon." ucap Jungkook. "Tapi gatau juga, sih. kan cuman tebakan." lanjut pemuda manis itu.
"Nanti gue cari tau deh kesurupan apa tu anak."
Changmin mengangguk lesu.
"Udah gausah sedih gitu, si roti ada di deket gudang. Baikan, gih." tegur Jungkook kepada adik kelasnya itu. "Nah bener, gak bagus marahan sampe berhari-hari gini." timpal Taehyung.
Changmin mengiyakan perkataan kedua kakak kelasnya, ia berpamitan dan segera menuju ke gudang sekolah, menghampiri kekasihnya.
"Kenapa ngerokok?" Changmin berusaha menahan amarahnya kala melihat Younghoon memegang batang rokok yang masih menyala. "Kak," Changmin mendekat, "Aku tanya, kenapa ngerokok?"
Younghoon memutar bola matanya malas, "Emangnya kamu peduli? Udahlah uru-"
"Iya, aku peduli." sela Changmin.
Skakmat.
Changmin berjongkok, "Kakak kenapa, sih?"
Younghoon membuang rokoknya sebelum memajukan kepalanya lebih dekat. "Kenapa kamu peduli sama aku?"
"Goblok."
Mata Younghoon membola, gimana gimana? Bentar, ini Changmin? Changmin? Ji Changmin? Serius?
Changmin merotasikan bola matanya, "Aku kan pacar kakak! Masa gak diperhatiin, tolol banget heran."
Younghoon mengerucutkan bibirnya, "Kamu mah gitu, dek."
Changmin terkekeh, "Serius, deh. Kakak tuh kenapa sih?"
"Sehari sebelum kakak kerumah kamu, sehari sebelum kita marahan itu, kamu jalan sama siapa?" tanya Younghoon. Changmin mengerutkan dahinya, "Hah? Aku kan dirumah."
Younghoon mengangkat sudut bibirnya, "Yakin?" Changmin mengangguk. Beberapa detik kemudian Younghoon mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto. "Terus, ini siapa? Kamu jalan sama cewek?"
Changmin mengamati foto itu, kemudian tertawa mengejek. "Kak, ini mah si Onda atuh, temennya Sihyeon. Gue disuruh beli bahan masak pas itu. Bukan sama Onda doang, kok. Ada Sihyeon nya juga."
Changmin mengangkat sudut bibirnya, "Jadi marah gara-gara itu?"
"M-maaf.." Younghoon merutuki dirinya. Bego, kenapa percaya banget sih sama foto doang. Harusnya langsung tanya ke Changmin dong! Childish banget!
"Baikan, ya?" ucap Changmin sebelum memeluk Younghoon, Younghoon mengangguk. "Iya, maafin aku.."
"Btw, yang ngasih foto itu siapa?"
"Minji."
AKHIRNYA SELESAI JUGA UJIANNYA 😭😭
Maaf ya, pendek banget ╥﹏╥
Ini aneh gak sih? Maksudku, kalian suka sama gaya tulisan ku yang sekarang ngga? Atau lebih suka yang dulu?
Btw, aku ngidam BTS meal🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN + BbangKyu
Novela Juvenil🪶 Kisah dimana Younghoon dan Changmin belajar untuk saling mencintai. !yaoi, homophobic minggir bestie, korea melokal, banyak uwuannya, konflik secuil, baku + nonbaku, vomment y mniez!