Engsel pintu terbuka. Seorang perempuan dengan rambut berantakan dan kulit gelap masuk ke dalam. Dia mengenakan jaket kulit, celana pendek dan sepatu boots. Untuk sekilas, matanya melirik ke arah yang lain, sebelum kemudian ia langsung naik ke lantai atas, tanpa bicara sepatah kata apapun. Carol lalu memberikan kode berupa gerakan mata ke arah Mina, mengisyaratkan agar ia memanggil perempuan itu. Mina melebarkan sayapnya dan terbang pergi ke lantai atas.Saka yang duduk di sebelah Jayce memanggilnya pelan. Orang yang dipanggil memiringkan kepalanya untuk mendengar suara Saka lebih jelas. "Bukankah kau manusia biasa?" bisiknya di telinga Jayce. Jayce memandangnya bingung. Sementara wajah Saka terlihat sangat terkejut sekaligus, seolah dia baru saja melihat hal yang sangat mustahil. Memang, jika diingat dari kejadian sebelumnya, Jayce baru saja menebak kehadiran perempuan itu. Mulutnya berbicara dengan sendirinya saat menghitung tadi. Tapi bagaimana hal itu bisa terjadi?
"Apa Saka berkata begitu karena berpikir itu salah satu kekuatanku?" batin Jayce.
"Jayce, bagaimana bisa kamu mengetahui kedatangannya?" tanya Carol yang juga sama terkejutnya dengan Saka.
"Aaa ... Sepertinya itu hanya firasat ..."
PRANG
Suara pecah beling terdengar kencang dari lantai atas. Ago dan Saka saling bertatapan, kemudian langsung berlari menuju lantai atas. Jayce dan Carol juga mengikuti mereka berdua dari belakang.
"Astaga, Twenty!" teriak Saka begitu sampai di lantai atas, tepatnya di ruang utama. Terlihat Mina yang sedang terbang di langit-langit, berusaha menenangkan perempuan itu. Dan sepertinya perempuan itulah yang telah memecahkan piring tersebut, hingga pecahannya berserakan di lantai.
Karena Jayce berada di paling belakang, ia menengadahkan kepalanya untuk melihat situasi yang sedang terjadi. Perempuan yang bernama Twenty itu kini sedang duduk di kursi sambil memijat pelipisnya. Laki-laki itu merasa familiar dengan sosoknya. Walau wajahnya tertutupi rambut, tapi dia ingat betul jaket kulitnya. Ya, perempuan itulah orang yang Jayce cari. Si pemilik kalung emerald itu.
"Twenty tenanglah! Kita pasti akan menemukan kalungmu!" Mina berusaha menenangkannya.
"Bagaimana aku bisa tenang?! Aku sudah mencarinya ke seluruh kota, tapi tetap tidak ada! Ada yang mengambilnya, Mina!" Twenty berteriak dengan frustasi.
Dia mencari kalung emerald tersebut hingga semarah itu. Jayce sedikit takut ingin mengembalikannya. Walau begitu ia mengurungkan rasa takutnya. Tangannya menggenggam kalung emerald tersebut lalu mengangkatnya ke atas dengan perlahan. "Apa ... ini yang kau cari?" tanya Jayce dengan nada ragu. Semua mata langsung melihat ke arahnya dengan tatapan tak percaya.
Dengan cepat, perempuan itu langsung berlari ke arah Jayce meski harus menabrak orang orang yang ada di depannya.Tangan kirinya mencengkeram kerah baju Jayce dengan kuat. Sementara itu, tangan kanannya diarahkan ke wajah Jayce. Dalam sekejap, tangannya itu berubah menjadi pedang baja yang memiliki ujung runcing. Ujung pedang rersebut menggores pipi bersih milik Jayce hingga mengeluarkan darah. Walau Twenty tidak menekan tangannya sama sekali, tetapi tangan bajanya itu begitu runcing hingga bisa melukai siapapun yang menyentuhnya.
Mina berniat menarik Twenty untuk pergi menyingkir karena dia sudah mulai melukai orang lagi. Tetapi Carol menghalanginya. Dalam hatnyai, dia juga ingin tahu apa yang terjadi.
"Dimana kau menemukannya?"
Kata-kata yang tegas, singkat, namun penuh emosi. Wajah Jayce langsung menegang ketakutan melihat perilaku agresif yang ditunjukkan Twenty. Untuk pertama kalinya, dia bisa melihat wajah perempuan itu dengan sangat jelas. Sekujur kulitnya berwarna sawo matang yang lebih gelap daripada orang-orang yang ada di sana. Bola mata kirinya berwarna coklat, sementara bola mata kanannya berwarna abu-abu dengan bekas luka yang menjulang di wajah bagian kanannya. Sorot matanya menggambarkan ekpresi kemarahan yang begitu membara. Sementara giginya menggertak, seolah siap menerkam orang yang ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chaozer : Curse & Bless
FantasyJayce yang baru bangun dari koma selama dua bulan, mendapati dirinya sebagai seorang anak dari pemimpin perusahaan terbesar di kota Arkacia. Dia diperintahkan untuk masuk ke kelompok yang bernama Chaozer. Dengan berpura-pura memiliki kekuatan yang s...