Chapter 11 : The Old House (1)

36 6 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan comment.
Happy reading ~ !

Lantai 2. Carol - Twenty

Penjaga-penjaga Oman yang ada di dalam Rumah Tua sangat mudah untuk dilumpuhkan. Mereka ternyata bukan penjaga profesional, hanya orang-orang jalanan yang bertato dan memiliki tubuh gempal. Tidak pernah serius menjaga, hanya main kartu remi sambil minum alkohol. Anak buah Agrawi pastinya bisa dengan mudah menyelamatkan Cassandra jika lawannya seperti ini. Hanya saja mereka tidak tahu dimana lokasi pasti Cassandra.

Dan lagi pula, tantangannya tak hanya itu. Ada Razkut yang menjaga di bagian dalam. Walau belum bertemu salah satunya, Carol bisa merasakan hawa kutukan jahat yang menyelubungi Rumah Tua.

Para penjaga Rumah Tua memang sangat tidak berguna bagi Chaozer. Beberapa kali Carol mengancam untuk membunuh mereka jika mereka tidak memberitahu keberadaan Cassandra. Tetapi ternyata mereka juga tidak tahu apa-apa. Oman menyuruh mereka menjaga sesuatu yang tidak mereka ketahui, atau pahami. Penjaga-penjaga tersebut juga tidak pernah melihat Razkut di Rumah Tua.

Carol tidak bisa menggali informasi penting apa pun dari mereka.

"Kenapa kau tidak memberitahu Jayce?" Twenty membuka percakapan. Mereka berdua berjalan sambil mengecek ruangan-ruangan kosong di lantai tersebut. Rumah Tua seperti mall dan apartemen digabung menjadi satu. Sangat besar dan luas.

"Tentang apa?"

"Tentang kutukanmu. Tentang kau yang tidak bisa mati sebelum manusia dan kaum Nayaka berdamai." Twenty membuka ruangan kosong dan gelap, yang ternyata isinya hanya tumpukan sprei, dia lalu menutup kembali ruangan itu dan melanjutkan jalannya. "Dia sangat kaget ketika aku bilang soal itu."

"Aku berencana untuk menceritakannya, tapi tidak sekarang. Lagipula itu tidak terlalu penting." Carol mengangkat bahunya kemudian melipat kedua lengannya. "Ngomong-ngomong soal Jayce, apa kau pernah melihatnya berbohong?"

"Kita semua tahu kalau kau yang paling sering berbohong di antara yang lain."

"Jangan mengalihkan topik."

Twenty menghela napas. "Dia bersih."

Carol mengangguk-angguk. Dia mengubah arah jalannya menghadap Twenty, sehingga dia berjalan mundur ke arah depan. "Karuniamu itu sangat menarik. Aku selalu ingin bertukar karunia denganmu." Dia mengedipkan sebelah matanya. "Jika kau pernah terbebani dengan karuniamu itu titipkan saja padaku."

"Apa 20 karunia masih kurang untukmu?"

"Ketidakpuasan adalah nama tengahku," jawab Carol dengan nada riang.

Chaozer : Curse & BlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang