Chapter 10 : Before War

19 5 8
                                    

Jangan lupa vote dan comment.
Happy reading !

****

Saka menunggu di dekat pintu masuk supermarket, sementara Ago membeli minuman bersoda di dalam sana. Dia kemudian berjalan ke depan hingga ujung trotoar, mengamati para pejalan kaki yang sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Tangannya dilipat di dada dan punggungnya ia sandarkan ke dinding.

Sebelumnya, Saka mendatangi Ago ke salon tempat ia bekerja, untuk menanyai perihal 'pacaran diam-diam' itu. Kebetulan, pacar Ago yang bernama Tira juga ada di sana. Ia gadis dengan wajah biasa saja-menurut pandangan Saka-dengan rambut cokelat sebahu. Murah senyum namun cara jalannya terlihat sangat kaku dan aneh. Setelah gadis itu pergi barulah Saka menginterogasi Ago. Lelaki itu mengaku kalau ia hanya sedang mencari kegiatan untuk menghabiskan waktu.

Mereka ingat betul dengan peraturan konyol milik Carol nomor 9 itu. Jangan jatuh cinta. Saka adalah alasan kenapa peraturan itu bisa tercipta. Dia mencintai Mina dan semua orang tahu itu. Sikapnya menjadi temperamental dan sangat ceroboh di sekitar Mina. Seolah di pikirannya hanya ada Mina seorang. Carol muak melihat Saka yang seperti itu lalu membuat peraturan nomor 9. Peraturan itu memaksa Saka untuk 'tidak lagi jatuh cinta.' Mau tidak mau, Saka mematuhinya.

Meski begitu, kenyataannya peraturan itu lebih tepat diganti menjadi jangan pacaran. Perasaan Saka sudah seperti itu sejak lama dan tidak akan hilang hanya karena suatu peraturan konyol. Dia hanya perlu menahan diri dan membatasi sikapnya. Berpura-pura tidak mencintai, sampai selama ini. Oleh karena itu, Saka sangat kesal ketika mengetahui Ago diam-diam punya pacar. Dengan begitu mengejutkannya. Hal itu sangat tidak adil buatnya.

"Ibu ... itu apa?" Seorang anak laki-laki menunjuk ke arah Saka. Koreksi, ke arah kaki Saka. Yang salah satunya memakai kaki prostetik besi. Sang ibu menggelengkan kepala melihatnya. "Seram sekali ..." ucap anak itu lagi.
Hal inilah yang paling Saka tidak sukai soal kaki prostetiknya yang berwarna abu-abu besi itu. Semua orang akan mengetahui kalau ia berbeda dari yang lain. Anak-anak akan menganggapnya monster, sementara orang dewasa akan memandangnya dengan rasa kasihan. Selalu seperti itu.

Sang ibu tidak menjelaskan apa-apa kepada anak kecil itu dan mengajaknya pergi. Tetapi si anak kecil bersikeras menghampiri Saka. Memberanikan diri untuk menyentuh kaki Saka.

Dengan sengaja, Saka mengalirkan listrik dari tubuhnya ke kaki prostetiknya itu. Sehingga ketika si anak itu menyentuhnya, tangannya tersengat setruman listrik. Anak itu menangis di tempat dan memegang tangannya yang kesakitan. Sang ibu menghampirinya dan langsung menggendongnya. Tadinya ia ingin menanyai Saka, namun mulutnya menganga saat melihat mata Saka yang kuning bercahaya. Menatapnya tajam dan tak mau diusik. Mereka lalu pergi dari situ saat sang ibu menyadari kalau Saka adalah seorang Nayaka.

Dia memutar kedua bola matanya dan mendengus kesal. Orang-orang di Arka City memang buruk.

Di seberang jalan, Saka melihat Tira yang hendak menyeberangi jalan untuk sampai ke trotoar yang sama dengan yang Saka lewati. Ketika wanita itu sampai ke seberang jalan, ia masuk ke dalam sebuah gang kecil. Karena penasaran, Saka berjalan mengikutinya secara diam-diam.

Saka bisa melihat Tira yang memberi makan pada anjing jalanan. Makanan anjing yang biasa dipajang di supermarket ia sebarkan ke tanah, dan membiarkan seekor anjing berwarna cokelat muda memakannya dengan lahap. Tangannya membelai anjing menggemaskan itu, lalu pergi sementara anjing itu terus makan. Anjing itu terlihat gemuk dan sehat, tandanya Tira sering datang sebelumnya.

Setelah Tira pergi tanpa menyadari kehadiran Saka, barulah Saka datang menghampiri anjing itu. "Meskipun kelihatan aneh, tapi mungkin dia orang yang baik. Ya, kan, Anjing Kecil?" gumam Saka sembari mengelus kepala anjing itu.

Chaozer : Curse & BlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang