Taehyung menatap kosong tirai jendela dihadapannya yang menutup rapat sinar dari sang mentari sore. Cahaya samar Oranye tersebut memenuhi hening ruang di mana ia duduk mematung sepanjang hari.
"Tae... Yuk makan dulu. Satu suap aja. Mau ya?"
Seluruh hidupnya terasa runtuh berkeping-keping. Harapan yang ia bangun seakan rubuh merata dengan tanah, segala impian yang telah ia ukir, tersapu habis oleh kenyataan bahwa dirinya tidak sepantas itu untuk menaruh diri.
"Tae, ayo balik kaya dulu lagi. Gue bener-bener sedih liat lu cuma bengong-bengong gini terus."
Seolah angin, Taehyung tidak merespon satupun kalimat tersebut.
Sudah hampir setahun, ia menumpuk halusinasinya. Terus menciptakan dunia-dunia baru yang sejatinya tidak pernah ada, menggantung jiwanya entah di mana asal tidak di sini. Sebuah tempat pahit, yang mana dirinya terus menghadapi realita bahwa ia terpaksa menarik jauh bahagia miliknya hanya demi bahagia orang yang paling berharga di hidupnya.
Ia benci berada di sini.
Ia benci menerima kenyataan.
Ia hanya ingin pergi dan kabur dari dunia nyatanya.
"Jimin..."
"Iya kenapa..?"
Tunggu.
"TAE??? TAEHYUNG???!! Kenapa tae??? LIX... TAEHYUNG UDAH BISA NGOMONG LIX..!!"
Setelah membisu sekian lama, akhirnya Taehyung membuka kembali suaranya. Tersadar dari dunia fana yang ia bangun sendiri untuk menutupi perih batinnya yang terluka terlalu dalam.
Dengan tergesa-gesa, Felix berlari menghampiri dua sahabatnya itu. "BENERAN?? Taehyung udah ngomong, Jim??"
"T-tadi dia manggil nama gue Lix!!! Tae?? Kenapa tae?? Ada apa??" Tanya Jimin kembali. Tapi Taehyung terdiam tanpa tanggapan. Sorotnya kosong masih menatap tirai yang berbuai oleh semilir angin.
"Lo jangan ngerjain gue dong! Ga lucu anjirrr!! GA LUCU!" Felix memukuli lengan Jimin dengan air mata yang mulai mengalir. "Ga lucu banget! Gua udah seneng tau ga! Ga lucu Jim!!"
"Dia beneran ngomong tadi Lix, sumpah.." Ucap Jimin dengan air mata dan wajah yang tak kalah muramnya dari Felix.
"Taetae.. Gue kangen banget sama lo. Please jangan begini terus. Lo kapan balik sih Tae." Felix memohon sambil memeluki tubuh kaku sahabatnya itu. Air matanya jatuh membasahi bahu Taehyung.
"Gue mohon Tae. Gue mohon banget. Gua kangen banget sama Taetae yang dulu. Banyak ketawanya. Bawel banget. Selalu ngangkat mood semua orang. Gua ga minta lo untuk langsung balik kaya dulu.." Jimin berhenti sejenak untuk mengatur napasnya yang mulai tersendat oleh tangis. ".... Tapi please, seenggaknya jangan bengong terus gini. Gue kangeeeen banget sama lo."
Felix mengelus pundak Jimin, lalu memeluk dua sahabatnya itu. Dalam diam sambil menangis.
"Jimin... Felix... Mas Jungkook gimana?"
Dua kawanan tersebut tersentak mendengar kalimat Taehyung. Napasnya serasa tercekat.
· ·────── · 𝐊𝐢𝐥𝐚𝐬 𝐁𝐚𝐥𝐢𝐤 · ─────── ·
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCENARIO [ KV ]
RomanceTaehyung selalu disadarkan dengan berbagai situasi berbeda. Seolah-olah dunia ini sedang memaksanya untuk memainkan skenario yang rumpang. Tetapi, seorang pria hadir secara tiba-tiba di setiap skenario rumpang yang ia jalani, dan hal itu tanpa seng...