1A (Bunga Cyclamen)

121 19 39
                                    

Halo... Selamat datang di Dunia Genta & Kata, mari kita mulai cerita yang baru

Jangan lupa Vote, komen, share, dan kritik. :)

*****

1A (GENTA PRATAMA)

            "Shani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            "Shani. Aku tungguin kamu loh dari tadi."

            Hilman Prasetyo, kenalkan, dia adalah pacarku, tepatnya orang yang berhasil membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya, di Stasiun kala awal aku masuk sekolah, tepatnya saat OSPEK. Dia baik, tampan, menawan, pintar, dan sepertinya tak ada yang buruk dari dirinya. Ya begitulah.

            "Maaf! Aku tadi habis ke ruang guru sama Kana dan Alma."

            "Buat apa?"

            "Buat... ngumpulin tugas."

            "Tugas rumah?"

            "Iya tugas rumah, tapi karena aku sama temen-temen sudah selesai, yaudah, aku kumpulkan hari ini juga."

            "Hebat..." Hilman menepuk kedua telapak tangannya. Berseru.

            "Hebat apanya?"

            "Y-ya hebat, pintar dan ambis."

            "Ih apaan sih." Kesal mendengar itu, langsung ku cubit saja bahu Hilman, "Aku gak ambis, aku cuma memanfaatkan waktu kosong di kelas, itu aja. Lagian aku malas kalau harus ngerjain di rumah."

            "I-iya... Iya..." Hilman meringis kesakitan akibat cubitanku barusan. "Yaudah yuk, ku antar pulang."

            "Tumben?" tanyaku heran.

            "Aku pacarmu... jangan bicara begitu dong."

            "Tumben aja kamu mau ngeluarin effort yang gede buat anterin aku sampe ke rumah. Jauh loh rumahku, padahal biasanya selalu ada alasan terus. Kalau males nganterin itu bilang aja kalau kamu males okey?! Oh iya mau anterin sampai rumah atau sampai stasiun aja?"

            "Kali ini sampai rumah."

            "O-okeyyy... Yuk!" Aku langsung beranjak naik ke motor Astrea tua milik Hilman.

            Rumah dan sekolahku jaraknya sangat bertolak belakang dengan rumahnya Hilman, dan jauh sekali. Bahkan aku harus naik angkot lalu menyambung naik kereta. Dan untuk sampai ke sekolah saja harus berangkat jam lima pagi, karena Jakarta itu sangat disiplin. Jika telat sedikit saja, habis sudah dimakan macatnya Jakarta.

            Oh iya, sekolahku di daerah Kebayoran, Jakarta Selatan, tetapi rumahku di daerah Matraman, Jakarta Timur. Jauh kan? Tapi tidak apa, karena aku sendiri menyukainya. Jauh dari rumah bisa membuat diriku ini menjadi sangat disiplin.

Genta & KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang