1B (Bunga Aster)

40 11 10
                                    

Halo...
Semoga suka ya sama ceritanya :)
Jangan lupa vote, komen, dan kritik :)

Semoga suka ya sama ceritanya :)Jangan lupa vote, komen, dan kritik :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


1B HARI PERTAMA

            "Kamu kenapa sih, Nia?"

            Aku memiliki berapa panggilan nama yang bermacam-macam. Teman SD memanggilku, Ani. Teman-teman SMP memanggilku dengan nama Ira. Teman SMA ku memanggil dengan nama Shani. Keluargaku memanggil dengan nama Nia. Dan hebatnya dengan sebutan itu aku jadi tahu mana teman SD, SMP, SMA dan kluargaku sendiri.

            "Nia. Keluar dong, Bapak mau ngomong sama kamu tuh." Sedari tadi Ibu terus saja mengetuk pintu kamar.

            Malam ini memang sejuk berangin, tapi hatiku tidak sesejuk malam hari ini, hatiku sudah banjir dari tadi siang. Aku beranjak membuka pintu untuk Ibu, itupun karena perintah Bapak. Kalau bukan karenanya aku juga tidak mau bercerita dulu tentang masalah ini.

            "Kenapa sih, Bu?"

            "Kamu mah ih, bisa ndak sih sekali saja jangan buat Ibu manggil kamu lebih dari sekali."

            "Aku lagi gak enak badan, Bu..."

            "Mosok?" Ibu tak percaya mendengar kilahku, dia tahu betul kalau aku sedang berbohong. Lalu Ibu menempelkan tangannya pada keningku, "Kamu bohong, Nia, Badan kamu tidak panas."

            "Kan aku bilang tidak enak badan, bukannya demam, Bu...."

            "Tidak mau cerita sama Ibu?" tanyanya seraya menaikkan kepalanya dan bersedekap.

            "Nanti saja, Bu,"

            "Ya nanti itu kapan, Nia?"

            "Besok,"

            "Ya sudah, biar Bapakmu saja yang bertanya."

            Aku mengangguk pelan, kemudian berjalan ke ruang tamu. Duduk di sebelah Bapak yang sedang menikmati kopi hitam panas seraya menonton sinetron kesayangannya. Oh iya! Aku adalah anak tunggal. Karena itu, Ibu dan Bapak sangat-sangat menjagaku karena tak mau aku aneh-aneh di luar sana.

            "Kamu kenapa, Nak?" tanya Bapak.

            "Nia, gak kenapa-kenapa, Pak."

            "Matamu sembab, Kenapa?"

            "I-ini mah karena tadi, di sekolah, nilaiku anjlok banget."

            "Mana coba, bapak pengen lihat nilaimu, Nak?"

            Duh! Bapak tuh benar-benar pintar membuatku tak berkutik, selalu tau celah kelemahanku. Diriku sekarang panas dingin mendapati perintah itu, sedangkan Ibu hanya bersandar pada dinding seraya menatapku dengan wajah yang, ya begitulah.

Genta & KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang