Halo...
Terima kasih masih mau baca :)
3B TERNYATA.... ?"Bu. Kok, Nia masih belum ikhlas ya."
Malam hari, di ruang kerja, sedang membantu Ibu menjahit baju pesanan yang sudah dijanjikan akan selesai esok hari. Dengan mesin jahit tua yang masih menggunakan tenaga kaki. Hebatnya, biarpun mesin itu sudah tua, tetapi karena itu aku bisa masih sekolah sampai hari ini.
"Alasannya belum ikhlas kenapa?" tanya Ibu.
"Ya aku tidak tahu, Bu, masih sakit saja kalau lihat dia di sekolah."
"Makannya, kamu belajar yang rajin, biar fokusmu teralihkan."
"Ih! Ibu mah... Nia juga belajar setiap hari. Ya tapi masa gak ada opsi lain gitu buat lupain dia."
"Opsinya... ya antara memaksanya lupa, atau kamu pindah sekolah," ucap Ibu seraya mengayuh mesin jahit itu.
"Kok pindah sekolah sih, Bu. Nia sekolah gratis kan karena negeri, kalau Nia pindah ke sekolah swasta, biayanya pasti mahal, Bu."
"Nah itu kamu mengerti, Nia. Yang terpenting kamu cari kesibukan lain. Yang membuat Ibu dan Bapakmu senang."
"M-maksud Ibu bagaimana?"
Ibu hanya tersenyum. Matanya fokus pada pola jahitan baju yang sedang dikerjakannya. Sedangkan aku sudah tidak bersemangat membantu Ibu.
"Maksud Ibu... kamu perlu liburan... sebentar lagi kan ujian akhir semester, habis itu libur deh. Nah kamu harus liburan."
"Mau liburan ke mana, Bu?"
"Ya terserah kamu."
"Kira-kira ke mana ya Bu? yang tempatnya indah, sudah begitu biayanya murah?"
"Puncak juga bagus Nia."
"Tuh... Ibu mah...."
"Loh kenapa, Nia?"
"Puncak kan tempat aku sama Hilman, Bu. Kalau ke sana aku pasti ingat dia."
"Ya sudah, kamu ke luar negeri saja, sana."
"Loh memang Ibu punya uangnya?"
"Ya pakai uang tabunganmu."
"Ih, gak mau, tabungan aku buat masa depanku nanti."
Ibu menghela napas. Aku tahu dia sudah lelah menghadapi sikap aku yang setiap harinya mengeyel. Walau begitu aku tidak pernah yang namanya melawan dengan Ibu dan Bapak. Aku selalu nurut. Dan aku bahagia mempunyai mereka, tentunya mereka akan merasakan hal yang sama denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genta & Kata
Teen FictionUpdate setiap hari Senin :) "Untuk apa setia jika hubungan terasa hampa. Dan untuk apa selalu ada jika tak bisa bersama." Apakah selalu ada dan setia itu adalah hal yang sama? Dan kenapa aku dihadirkan oleh sosok yang baik jika masih ada yang terbai...