"....Abikara"
Merasa terpanggil, ia pun membuka matanya yang sejak tadi terpejam. Dalam sekejap, tubuhnya bergetar kecil saat menangkap sosok di depannya.
"Hah? S-siapa kau?!" Gertaknya kala melihat orang itu mempunyai wajah yang sangat mirip dengannya.
"Abikara.. sadarlah"
"A-apa maksudmu?!"
"Dosamu sudah terlalu banyak."
"K-kau.. mengapa wajahmu-!" Abikara tidak melanjutkan ucapannya. Pikirannya kacau, tubuhnya pun menjadi semakin gemetaran.
"Jika kau tak juga ingin berubah, kau akan menyesal."
"Tunggulah kehadiranku. Aku akan mengubah hidupmu."
.
.
.
.
."Huah! Hh.. hah.."
Pangeran muda yang bernama Abikara itu, baru saja terperanjat di atas ranjang tidurnya. Ia mencoba untuk menetralkan napasnya yang memburu.
"Bedebah! Ternyata hanya mimpi."
Abikara membiarkan sarung ranjangnya yang cukup berantakan, dan bangkit dari tempat tidurnya untuk membersihkan diri.
Selesai berberes diri, ia memakaikan tubuhnya dengan busana serba hitam. Tak lupa pula, Abikara memasang topeng kesayangannya. Ia kemudian bergerak mengambil sebuah buku kecil di atas meja, dan membaca suatu tulisan di sana.
"Tugasku hari ini.. adalah membunuh Candrawangi, adik Siliwangi."
***
Waktu berlalu dengan cepat. Hingga kini seorang pangeran dari masa depan tersesat dalam lorong waktu, dan terjebak di masa ini.
Ceritanya cukup rumit dan panjang, kalian akan pusing jika tidak menonton serial televisi rks (:v)
"Siapa Abikara sebenarnya?" Batin Kian Santang sembari berjalan-jalan di dalam istana Kandangwesi.
Ia terpaksa menyamar dan menyembunyikan jati dirinya. Mau tak mau, Kian Santang harus menuntaskan tugas di sini agar bisa kembali pulang ke masa asalnya.
Sampai pada sebuah wisma yang dituju, netranya terpaku pada sebuah lukisan besar yang terpajang di dinding.
"Ini kah Abikara? Hmm.. pantas sekali orang-orang menyebutku Abikara. Ternyata ia memiliki wajah yang sama denganku." Gumamnya pelan.
(Elu yg jiplak wajah dia den:v)
***
Waktu kembali berjalan. Sudah banyak peristiwa yang terjadi semenjak Abikara menghilang. Kian Santang harus berurusan dengan orang-orang yang dendam pada pangeran berjiwa hitam itu.
"Mau sampai kapan hambamu ini berbohong kepada semua orang? Berikan hamba petunjuk segera yaAllah.. aku sangat rindu dengan keluargaku, di masa ini tidak ada seorang pun yang mengenaliku sebagai Kian santang.." Ia mengeluarkan seluruh kekesalannya di atas kain sajadah.
Kian Santang baru saja menunaikan sholat tahajjud. Hari ini telah terjadi perang besar antara Kandangwesi dan Padjajaran. Walaupun tubuhnya sangat penat karena perang itu, Kian Santang masih menyempatkan diri untuk bangun tengah malam.
"Bruk!"
Tiba-tiba sebuah buku kecil terjatuh dari atas nakas. Kian Santang yang sedikit terkejut segera mengakhiri do'anya. Ia pun tergerak untuk mengambil benda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Scenarios [one - shot(s)]
RandomBeberapa penggalan kisah pendek tentang skenario kehidupan. Hampir semua story nya ber-sad ending.