Detik berganti menit, menit berganti jam, dan jam berganti hari. Semua perubahan waktu memberikan setiap harinya lembaran baru. Masih berwarna putih tanpa coretan sama halnya kehidupan yang akan datang berwarna putih dan kita berusaha membuat lukisan seindah mungkin untuk kehidupan kedepannya.
***
Setelah semua serangkaian yang telah menimpaku kini Aku harus menjalani kehidupan baruku. Satu persatu harus Aku jalani entah apa yang akan berada di depan yang penting berjalan dulu. Ayah dan Ibu akan selalu mengawasiku dari kejauhan.
Karena Aku sering sekali tidak mengikuti perkuliahan akhirnya banyak sekali mata kuliah yang tidak lulus, akhirnya terpaksa Aku ambil semester pendek. Memang berat untuk awal-awal karena harus kuliah dan mengurus bisnis yang ditinggalkan orang tuaku.
Karena Aku mengambil semseter pendek jadi hari libur Aku tetep masuk untuk mengejar ketertinggalan. Dimanapun ada Eliza disitu pasti ada Pelangi bukan berati Pelangi juga mengambil semester pendek, tapi Pelangi menemaniku ke kampus.
"Hey udah sarapan belum?"tanya Pelangi.
"Udah tadi dibuatin sarapan oleh Bu Dar,"ucapku sambil melihat data dari perusahaan Ibu.
"Ngelihatin apa kok serius amat?"tanya Pelangi.
"Ini ngelihat data-data dari perushaan Ibu. Aku harus banyak belajar,"ucapku sambil garuk-garuk kepala.
"Adeh udah kayak orang tua aja sok sibuk,"ucap Pelangi.
"Hahaha inikan demi masa depan kita,"ucapku sambil tersenyum.
Wajah pelangi terlihat memerah. "Ihh apaan sih,"ucap Pelangi sambil mengacak-acak rambut.
"Sini aku bantuin sementara kamu kuliah dulu sekarang,"Pelangi tersenyum dengan melihat Eliza.
"Siap Ibu Negara,"ucapku sambil bergegas masuk.
Berjalan dalam kesepian dan menggendong beban kehidupan, tapi Aku tak pernah menyerah dalam kenyataan. Sekarang hanya ada sebuah jalan yang harus dipilih dan dilalui.
Otak ini berasa mau meletus melihat semua materi yang tertinggal. Wajah terlihat lesu setelah mengikuti kelas tambahan.
"Gimana?"tanya Pelangi.
"Gimana apanya?"
"Ya gimana kelas tambahan mu tadi?"
"Capek banyak materi yang dikejar."
"Ow iya Nata kamu sudah daftar KKN belum?"
"Sudah. Lokasi KKN ku berada di kota Nganjuk."
"Hehehe kayaknya jodoh gak kemana,"ucap Pelangi dengan tawa kecil khas Pelangi.
"Ha? Maksudnya?"
"Emang dasar cowok selalu pengen dimengerti tapi tak pernah mengerti wanita."
"Ya maaf Aku gak pintar membaca pikiran wanita yang bilang terserah tapi berjuta makna,"ucapku.
"Ah dasar laki-laki baperan. Lokasi KKN pelangi juga berada di Nganjuk jadi kemungkinan besar kita satu KKN,"ucap Pelangi.
"Oww iya bisa jadi kita satu kelompok KKN."
"Mau ke kantin?"ajak Pelangi.
"Ayolah laper ni dari tadi liatin dosen,"ucapku dengan tertawa kecil.
Akhirnya kami berdua pergi menuju food court disinilah tempat bertemunya para mahasiswa yang sedang kelaparan atau hanya sekedar menongkrong untuk bercerita tentang bagaimana kejelekan dosen killer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum Anak Tunggal Dalam Sebuah Perjalanan
Fiksi RemajaPernah gak sih kalian dalam hidup ini merasakan kekecewaan? Apapun itu tentang perasaan kecewa terhadap suatu pilihan. Mari sejenak melihat ceritaku tentang semua penyesalan yang pernah aku lalui. Pertama namaku adalah Eliza Pranata aku hanya manusi...