PROLOG

985 91 84
                                    

"Semuanya.. berawal ketika keluarga kami terpecah."

~

"Hyungie dak bica kejal Ubinie, hihihi!" ledek Soobin kecil sambil berlarian di halaman rumah.

Seokjin kecil juga tidak mau menyerah. Dia mengejar adiknya. "Hyaaa! Dapat!" serunya senang saat bisa memeluk Soobin dan menahannya agar tidak kabur lagi.

Padahal ini sudah malam, tapi kakak beradik itu masih bermain di luar.

Seokjin dan Soobin berguling di atas rumput saat Seokjin oleng karena tidak bisa menahan Soobin dan terjatuh berdua.

Mereka telentang menghadap langit yang berhiaskan bintang-bintang, dengan kepala Soobin di atas tangan Seokjin.

"Hyungie," panggil Soobin.

Seokjin menoleh. "Yaa?"

"Hyungie mau tidak, cetiap malam celalu belmain belcama Ubinie. Lali-lalian di depan lumah?" tanya Soobin.

Seokjin tersenyum lebar, lantas mengangguk semangat. "Lalu kita tidur-tiduran di atas rumput seperti ini!"

"Bintangnya banyak, Hyung. Janji-janji cama bintang cama Ubin, kalo Hyungie dak pelgi-pelgi jauh dali Ubin." Soobin menyodorkan jari kelingkingnya.

Sang kakak mengaitkan kelingkingnya. "Eoh, Hyung janji.."

"Gong Seokjin! Gong Soobin! Masuk ke rumah, anak-anak! Sudah malam, ayo tidur!" Terdengar teriakan Gong Jicheol -- ayah mereka, dari dalam rumah.

Dua putra aktor terkenal dan seorang florist itu saling bertatapan kemudian terkikik bersama.

"Ayo macuk, Hyung. Nanti Appa cama Eomma malah-malah." Soobin menarik tangan Seokjin.

~

Tengah malam, Seokjin terbangun saat mendengar ribut-ribut di luar. Dia menempelkan telinganya ke daun pintu.

Seokjin tidak tahu apa yang Gong Yoo dan Goeun -- ibunya, bicarakan. Tapi yang dia tahu, ayah dan ibunya bertengkar hebat.

Dan Seokjin mendengar kata-kata jika lebih baik mereka berpisah, dan adil jika membawa masing-masing satu putra mereka.

Badan Seokjin bergetar hebat mendengar Goeun berkata jika dia yang akan pergi dan membawa Soobin.

Seokjin cepat-cepat membangunkan Soobin yang masih tertidur pulas.

"Soobin-ah! Soobin-ah, bangun!" bisik Seokjin panik sambil mengguncang tubuh adiknya.

Soobin menggeliat. "Ubin maci ngantuk, Hyungie..." keluhnya.

"Soobin-ahh! Ayo bangun dan sembunyi!" pekik Seokjin tertahan.

Soobin membuka matanya setengah. "Hyungie mau main cembunyi-cembunyi malam-malam gini?"

"Sssttt! Diam!" Seokjin membekap mulut adiknya yang bersuara lumayan kencang.

"Hyungie dengar Appa dan Eomma bertengkar, Eomma ingin membawa Soobin pergi. Hyungie tidak mau sendirian, jadi ayo sembunyi," kata Seokjin.

Seokjin menarik tangan Soobin. Rencananya ia ingin membawa Soobin kabur lewat jendela seperti di film action yang sering ia tonton.

Tapi, jendelanya terlalu tinggi. Mereka di lantai dua.

Misal pun rendah, Soobin tidak akan mau diajak keluar.

Di luar hujan, Soobin takut hujan dan petir.

DUARR!

"AAAA, HYUNGIE!!" pekik Soobin kencang, lalu menangis. "Ubin dak mau pelgii! Huweeee!"

Seokjin kalang kabut, takut Goeun mendengarnya dan cepat-cepat membawa Soobin pergi.

Benar saja, Goeun datang.

"Soobin-ah, ayo pergi," ajak Goeun.

Soobin dan Seokjin saling mengeratkan pelukan. "Tidak boleh! Eomma tidak boleh membawa adikku!" seru Seokjin.

"Ubin dak mau pelgi! Mau cama Hyungie.." sentak Soobin diakhiri isakan di akhir kalimat.

Goeun berusaha menarik Soobin dari Seokjin. Tenaga Seokjin yang tidak lebih besar dari ibunya pun kalah. Soobin lepas dari tangannya.

"DAK MAUU!" Soobin memukuli bahu ibunya.

"Seokjin-ah, Eomma minta maaf," lirih Goeun setelah dengan cepat mengecup puncak kepala Seokjin.

Seokjin ditahan Gong Yoo saat ingin mengejar ibu dan adiknya. "APPA, LEPASIN! HUWEEE!" tangis Seokjin.

Saat Gong Yoo melepasnya dan Seokjin berlari ke depan, sudah terlambat Soobin dan Goeun sudah menghilang dari pandangannya.

~
To be continued

Haloo! Balik lagi nihh!

Cerita ini request dari Novelis_Yuuki
Semoga kamu dan semua yang baca ini suka yaaa ><

Brothership genrenya

Votement juseyo...
Borahae💜

Nap Of A Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang