9

492 68 103
                                    

Typo adalah hal manusiawi!

Udah cuma mau ngomong itu, hehe~

Happy reading!💜💙❤

~

"Kau sudah bangun, saeng." Seokjin mengusak lembut surai Soobin yang baru membuka matanya.

Soobin melirik sang kakak. Ada lingkaran hitam di kedua matanya. Tipis namun jelas. Seokjin pasti lelah.

"Hy-ung.. aku haus," lirih Soobin.

Seokjin tersenyum tipis, mengambilkan air untuk Soobin, sebelum itu ia membantu adik pertamanya untuk duduk. "Perlahan saja, airnya tidak akan kemana-mana."

Soobin mengangguk lemah. Menegak air yang diberikan Seokjin sampai habis.

"Sudah? Mau lagi?" tanya Seokjin.

Soobin menggeleng.

Seokjin tetap menunggui Soobin, juga Sunoo yang masih tertidur di sofa panjang.

Mungkin si bungsu tidak akan masuk ke sekolah dalam beberapa hari.

Gong Yoo sedang ikut dokter, sudah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada Soobin.

Dan Seokjin berdoa bahwa semuanya akan baik-baik saja.

~

"Baiklah, Tn.Gong.. ada kabar baik dan kabar buruk yang akan kusampaikan padamu," kata dokter yang kemarin.

"Apa itu?"

"Aku sudah melakukan pemeriksaan, dan kabar buruknya, Soobin-ssi positif menderita kanker paru-paru. Kabar baiknya, kanker itu masih perjalanan ke stadium 2, masih tahap awal," jelas dokter.

Gong Yoo berusaha menetralisir rasa sakit di hatinya dan tetap memperhatikan dokter itu menjelaskan.

"Dan--, ah, aku lupa. Saya Hwang Minhyun, dokter yang akan bertanggung jawab atas Soobin-ssi," kata Minhyun sambil mengulurkan tangannya.

Gong Yoo menjabat tangan Minhyun. "Tolong lakukan yang terbaik untuk putraku, Minhyun-ssi."

"Tentu saja, itu kewajibanku. Saya mau minta izin untuk melakukan kemoterapi pada Soobin-ssi. Tentu dengan seizin anda dan pasien," kata Minhyun.

Cepat-cepat Gong Yoo mengangguk. "Lakukan saja jika itu bisa menyembuhkan Soobin."

"Aku akan berusaha, Tuan.."

~

"Halo, Soobin-ssi!" sapa Minhyun yang memasuki ruangan Soobin diikuti Gong Yoo.

Soobin menatap Minhyun bingung. "Siapa kau?"

"Aku dokter yang akan menanganimu. Hwang Minhyun. Kau bisa memanggilku Hyung," kata Minhyun.

Soobin mencebikkan bibirnya sedikit. "Hyung-ku cuma ada satu."

"A-ah.. begitu ya.. baiklah, tidak masalah." Minhyun menoleh ke arah Seokjin kemudian tersenyum canggung. "Kalau begitu kau bisa memanggilku Minhyun."

"Kenapa kau sok akrab sekali sih?" semprot Soobin.

Minhyun kena lagi.

Seokjin memelototi adiknya, kemudian tersenyum ramah kepada Minhyun. "Cepat periksa saja, dokter. Kalau berontak suntik saja."

"Hyung!" kesal Soobin.

Pasalnya Soobin ini sedikit--, ralat, sangat takut dengan jarum suntik.

Dulu saja saat masih kecil, melihat jarum jahit sampai terbirit-birit sebab pernah melihat secara langsung dia disuntik cacar, dengan dramatisnya.

"Ekhm!" dehem Minhyun.

Nap Of A Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang