05

1K 133 9
                                    

Keesokan harinya

Nara meregangkan badannya setelah selesai mencuci sekaligus menjemur kesemua pakaiannya dan sang ayah yang sudah menumpuk di samping mesin cucian sejak beberapa hari yang lalu .

" Bisa-bisanya gw lupa , padahal udah jelas bajunya menumpuk di situ "

Gadis itu kini beralih menyelesaikan pekerjaan rumah yang lain sambil mendumel tidak jelas . Ini semua disebabkan oleh si Haechan yang sering menganggunya kebelakangan ini sehingga ia tidak sempat untuk menguruskan rumah .

Setelah memastikan semuanya dalam keadaan yang teratur , Kim Nara menyiapkan sarapan untuk dirinya dan sang ayah yang masih lena dengan mimpinya .

Sambil menunggu rotinya siap dibakar , gadis itu membuatkan telur setengah matang untuk sarapan mereka berdua pagi ini .

Ting Tong

" Siapa lagi sih ? Ngapain datang ke rumah orang pagi-pagi gini ? Sumpah ganggu banget " ucapnya sambil berjalan menghampiri pintu utama .

Bagaikan deja vu , dirinya menatap malas ke arah manusia yang sedang berdiri di hadapan pintu rumahnya saat ini .

" Pagi cantik " sapa Lee Haechan sambil tersenyum , memperlihatkan deretan giginya yang rapi .

" Ngapain lu kesini ? Ganggu orang lagi masak tau nggak ? "

Pria itu mencubit perlahan hidung Kim Nara " Kamu tidak ingat ? Kemarin sudah saya bilang kalau saya bakalan ke rumah kamu lagi karna masih ada urusan yang belum selesai " jelasnya seraya memasuki rumah gadis itu dan berjalan ke arah sofa .

Perasaan ini rumah gw deh .. terus tuh sofa udah jadi langganannya gitu ?

Nara pun menutup pintu rumahnya
kembali dan menghampiri Lee Haechan yang sedang menatapnya .

" Ya tapi ini kan masih awal pagi ? Emang lu gak punya pekerjaan lain apa ? " tanyanya sambil berkacak pinggang .

" Urusan pekerjaan belakangan , yang terpenting adalah urusan antara kita " ujarnya sambil mendongak bagi menatap wajah Nara yang sedang berdiri di sampingnya .

Melihat tatapan yang diberikan oleh Lee Haechan kepadanya membuatkan jantungnya sedikit berdebar . Ingat hanya SEDIKIT dan tidak lebih .

" Ck " tidak mahu berlama-lama bersama pria itu yang dapat membuatkannya jantungan , Nara beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan yang sempat tertunda tadi .

" Ouh ya , perasaan kemarin bahasanya aku-kamu deh " usil Haechan yang membuatkan pipi Nara memerah mengingat kejadian tadi malam .

" Yah suka suka gw lah ! Mulut juga mulut gw , kok lu yang ngurus ? " teriak Nara yang sudah berada di dapur .

" Soalnya saya makin jatuh hati lihat sesi lain kamu yang seperti ini ! " balasnya yang ikut berteriak . Sudah diberitahu , bapak psikopat ini memang tidak mempunyai adab .

" BODOAMAT "

Mendengar itu , Haechan hanya tertawa gemas dan berakhir memainkan benda pipih persegi bermerek apple di tangannya .

✼ •• ┈┈┈┈๑⋅⋯ ୨˚୧ ⋯⋅๑┈┈┈┈ •• ✼

Setelah selesai dengan acara menyiapkan sarapan , Nara pun kembali ke ruang tamu lagi untuk menemui pria psikopat itu .

Tidak mungkin Nara akan menghiraukan pria tersebut , bagaimanapun ia tetaplah seorang tetamu . Sebenci-bencinya ia dengan pria tersebut , Nara masih mempunyai sopan santun dan tahu cara untuk menghormati tetamu .

" Jadi , urusan apa lagi yang katanya belum selesai ? " tanyanya seraya mengambil tempat di sofa yang bersebelahan dengan Lee Haechan .

Haechan yang awalnya tidak menyadari kehadiran Nara kini mengalihkan pandangannya , menatap gadis yang akan dinikahinya nanti .

" Saya mau membicarakan tentang pernikahan kita . Papa mu dimana ? "

Nara menghela nafasnya sambil menunjuk ke arah kamar utama yang ditempati oleh papanya " Masih lagi di kamar , kayaknya dia belum bangun karna habis mabuk lagi kemarin malam "

Haechan menganggukan kepalanya ,

" Yasudah , saya bicarakannya sama kamu aja . Jadi , kamu tidak perlu khawatir soal masalah gedung atau apapun itu karna semuanya udah saya urus . Kamu cuma perlu datang ke hotel ini dan pergi ke kamar yang sudah disiapin buat kita " katanya sambil memberikan sebuah kartu hotel berbintang lima .

" Dan 4 hari sebelum kita nikah , saya izinkan kamu untuk kerja buat kali terakhir dan menguruskan masalah pengunduran diri dari cafe tersebut karna setelah itu , saya tidak akan mengizinkan kamu untuk kerja lagi . Saya hanya mahu kamu fokus menguruskan rumah tangga kita " sambungnya lagi .

" Ok " hanya itu yang dibalas oleh Nara dengan riak wajah yang kelewat santai seolah-olah itu bukanlah satu hal yang besar bagi nya .

" Hmm , itu aja yang mahu saya bahas . Saya harus pergi dahulu karna ada urusan dadakan "

" Ya " jawab Nara singkat dan dengan malas ia membukakan pintu untuk pria tersebut .

Haechan tersenyum nipis dan berjalan menghampiri Nara " Kamu jaga diri ya sayang " bisiknya sambil mengusap perlahan kepala Nara sebelum meninggalkan gadis itu yang membeku di hadapan pintu .

Tanpa memikirkan jantungnya yang seakan-akan mahu meloncat keluar , Nara dengan cepat berlari ke kamarnya dan bersiap-siap untuk ke tempat kerja nya memandangkan hari ini gadis itu tidak mempunyai kelas .

" Lee Haechan brengsek ! "

Hai aku balik lagi , maaf yah lama up nya , maaf bgt , aku dari kemarin sibuk , apalagi keluarga ku ada yg datang dirmh jadi sibuk bgt , maaf yah , oh iyah mau double up gak , special gitu krn aku udh lama gak up , mau gak???

Enjoyyy 💚💚💚

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

please give me a vote and a comment
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

To be continued

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

Terpaksa
《-------------》
nabilchan61 x dyxty21 x iamintyy

Terpaksa || lee haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang