Tahun sudah berganti, tapi hati Salsa masih sama. Rasa yang mendamba dan merindukan sosok yang kini entah berada dimana Salsa tidak tahu. Entah baik-baik saja atau tidak, entah masih berpijak di tanah yang sama atau tidak. Salsa sama sekali tidak berhasil mendapatkan informasi apapun soal Yusuf.
Terkadang Salsa mampir ke studio milik Yusuf dan teman-temannya. Berharap bisa melihat sosok itu di sana, sibuk mengotak-atik lagu atau sekedar menulis random di bukunya yang suatu hari tau-tau tulisannya berubah jadi lirik lagu.
Salsa juga masih sering main ke kos-kosannya, walau sekarang kamar Yusuf sudah ditempati orang lain setelah Rere memboyong semua barang-barang Yusuf yang tersisa dan memindahkannya ke studio.
Akun instagram Yusuf bahkan tak lepas dari pantauannya walau Salsa tidak pernah menemukan tanda-tanda kehidupan di akun Yusuf yang bahkan mungkin pemiliknya saja lupa bahwa dia punya akun instagram.
Hanya ada tiga postingan di akun instagram Yusuf, itu pun sekedar foto-foto random bukan potret dirinya sendiri. Postingan terakhirnya diunggah sekitar dua tahun yang lalu.
Salsa merengut lalu melempar ponselnya sembarangan. Salwa sedang keluar, alhasil Salsa kebosanan sekarang. Ditambah Yohan sedang sibuk ngurus lomba, Galuh juga tak kalah sibuknya.
Sejak tadi pagi Salsa hanya malas-malasan di kos tanpa ada kegiatan yang berati—selain beres-beres dan bikin pudding.
Dan disaat-saat seperti inilah kenangan-kenangan tentang Yusuf selalu bermunculan. Ujung-ujungnya Salsa galau sendiri terus nyari quote di twitter atau pinterest yang kemudian akan ia unggah sebagai instastory.
Salsa masih merenung ketika seseorang mengetuk pintu kamarnya dan memberitahu Salsa ada orang yang sedang mencarinya.
Dengan malas, Salsa berderap keluar. Ternyata Rere yang datang. Dia membelikan Salsa boba serta menyerahkan sebuah buku yang katanya milik Yusuf.
“Lo aja yang pegang, itung-itung obat kalau lagi galau,” kata Rere kemudian pamit pulang.
Buku itu rupanya buku yang sering Yusuf gunakan ketika ia sedang menulis lirik lagu. Dulu Salsa pernah melihatnya di studio, tapi tak pernah tahu seperti apa isinya.
Penasaran, Salsa langsung membawa masuk buku itu. Meletakan boba di meja sebelum melemparkan tubuh ke atas tempat tidur. Salsa kemudian membuka lembar demi lembar buku tersebut. Ia membaca setiap kalimat yang ditulis di sana lalu tersenyum melihat banyak coretan tangan Yusuf.
Ia membayangkan seperti apa ekspresi Yusuf saat menulisnya mengingat kebanyakan lirik lagunya memiliki nuansa dark.
Sampai di lembar terakhir yang terdapat tulisan Yusuf, Salsa langsung tertegun membaca deretan kalimat yang ada di sana. Bisa dibilang itu satu-satunya lirik lagu yang dibuat Yusuf menggunakan full bahasa Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Nothings [𝙴𝙽𝙳]
Ficção GeralSemesta berbisik : Cukup di sini, cinta tiada di pihakmu. Percuma saja! Drama | Campus Life Start : 08 Februari-01 Juni 2021 ©Dkatriana