Menjalin hubungan tanpa status memanglah bukan pilihannya. Terlebih dirinya ingin diakui, ingin seseorang mengklaim bahwa dirinya adalah milik orang itu.
Apa boleh buat? Nara, hanya bisa pasrah. Dia tidak mau, nantinya cowok tersebut malah menjauh. Tidak sanggup dia.
Ini memang egois sih, tetapi mau bagaimana lagi? Nara sangat menyayangi sosok Dion lebih dari apapun.
"Kok, matanya sembab?"
"Gapapa."
"Nara, jangan bohong!"
"Ayo kerjain tugasnya, ajarin aku."
Alih-alih menjawab, Nara malah mengalihkan pertanyaan cowok di sampingnya ini.
Dion menghela napasnya lelah. Dia tahu betul bagaimana sifat Nara jika sudah begini.
Saat ini mereka berdua lagi di rumah Nara. Rumah Dion memang jauh dari rumahnya Nara. Namun, pria itu tidak masalah mau sejauh apa pun jarak rumahnya yang penting bisa bertemu Nara.
-
-
-"Dion, Nara mau roti," pintanya begitu manja.
"Yaudah ayok, kita keluar."
Saat itu juga Nara memekik kesenangan. Dion terkekeh melihat kelakuan Nara yang begitu manja.
Tak apa, Dion malah suka dengan Nara yang selalu manja padanya.
Mereka sampai di toko roti.
"Dion mau rasa apa?"
"Rasa yang pernah ada," jawabnya mengasal.
Nara berdecak, mendengar jawaban ngaco itu.
Mereka keluar dari toko tersebut. Dion mengantarkan Nara pulang karena sudah sore.
Baru juga, Nara sampai di kamarnya. Dia langsung mengirimkan pesan yang banyak untuk Dion.
Dion
Dion, udah sampe rumah belum?
Dion kalo udah nyanyiin Nara ya
Nara mau dinyanyiin lagiDion yang baru sampai rumah pun, mengambil ponselnya yang bergetar.
Satu senyuman terukir jelas di bibirnya.
Iya bawelllll
Aku mandi dulu
Tunggu aja
Nanti aku nyanyiin kokDari tadi Nara, tidak berhenti tersenyum. Pria itu menepati janjinya. Dion menyanyikan lagu untuknya. Dion itu suaranya candu banget bagi Nara.
Kadang kalau mau tidur harus dengerin suara Dion dulu. Mungkin karena sudah terbiasa.
Jadinya kalau gak denger suara Dion sebelum tidur ya gak bakal bisa cepet tidur. Terkecuali, kalau dirinya lagi capek, lelah karena aktivitasnya.
-
-
-"Dion, Nara mau baca novel aja deh. Males baca buku pelajaran ih."
"Baca, sebentar aja Nara."
"Gak mau!"
"Yaudah aku marah ya."
"Eh jangan dong!" Nara mencekal lengan Dion.
Dion mengacak rambut Nara gemas. Ada-ada saja tingkah lakunya.
Bel, pun berbunyi. Waktu istirahat telah habis. Dion segera mengajak Nara ke kelas. Mereka berdua tadi, menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan.
Tentu saja Dion yang mengajak. Mana mungkin Nara yang ngajak. Nara itu kalau ke perpus ya pas disuruh gurunya aja udah.
"Jangan ngantuk kalo ada guru nerangin tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIONARA {On Going}
Teen Fiction"Kenapa gak pacaran aja, kita?" "Nar, kalo pacaran itu nantinya kalo putus. Ya ujung-ujungnya musuhan." "Jadi, kita ada kemungkinan bakal berpisah?" "Jalanin aja dulu." Ini bukan tentang hubungan yang memiliki status pasti. Melainkan sebuah hub...