DIONARA 6

325 32 4
                                    

Halo, balik lagi sama aku. Gatel banget nih tangan aku mau up lagi nih hihi.

Oh iya, bisa di klik ya trailer DIONARA dan bisa kamu tonton di YouTube 🤍🤍

Selamat membaca kisah DION dan NARA yang masih terjebak dalam ketidakpastian hubungannya.

🐣🐣🐣🐣🐣

Malam ini Dion, Nara dan juga Najwa lagi makan di pinggir jalan. Mereka bertiga makan ketoprak. Tadinya sih cuman Nara sama Najwa aja. Eh gak lama kemudian ketemu Dion. Jadi deh bertiga.

Sebenarnya Najwa udah gatel mau ngelabrak si Dion. Nyadarin dia, kalau Nara itu naro harapan ke Dion. Biar si Dion ini sadar. Gak melulu ngasih harapan lebih.

Najwa sebel sama cowok yang ngedeketin mulu tapi gak ada status yang jelas. Namanya juga cewek, siapa yang gak baper sama perhatian-perhatian kecil. Apalagi ini Dion, Nara kok betah ya jalanin hubungan yang gak jelas kayak gitu.

"Wa, mending balik gih." Dion mengusir Najwa, Dion udah punya firasat yang buruk terhadap Najwa.

Daripada nanti malah ngebuat hubungannya sama Nara makin runyam, soalnya Najwa nih tipe-tipe orang yang nyebelin.

"Lo ngusir gua?" Tunjuk Najwa, sambil melotot.

"Ganggu tau gak, lo."

"What?! Gua dibilang ganggu?" Najwa memekik.

"Ganggu dari mananya coba? Lo sama Nara kan gak pacaran, jadi dari mananya gua ganggu kalian berdua? Kecuali, lo berdua pacaran. Pacaran aja kagak, dasar buaya buntung. Deketin iya, nyestatusin kaga!" Emosi Najwa sudah tak tertahan lagi.

Dia benar-benar kesal sama makhluk bernama Dion. Kok, bisa Nara suka sama modelan kayak Dion gitu.

Mendengar perkataan yang keluar dari mulut Najwa, tentu saja membuat hati Nara ngilu mendengarnya. Benar kata Najwa, deketin iya nyestatusin kaga.

"Wa, udah." Nara menyentuh bahu Najwa.

"Gak bisa diginiin, Nar. Bisa-bisanya dia mainin perasaan temen gua seenak udel. Dia pikir, dia siapa? Anak raja? Modal ganteng doang aja bangga. Tapi gak nyestatusin hubungan. Udah mending, gak usah lu deket-deket dia lagi. Ayo kita pulang, Nar." Najwa langsung menarik tangan Nara.

Lama-lama naik darah dia kalau berhadapan sama Dion.

Di perjalanan pulang, Nara hanya bisa menggigit bibirnya menahan isak tangis.

"Nar, gak usah nangisin cowok modelan dia gitu. Gak guna, Nar," ucap Najwa sambil menyetir mobilnya.

"Tapi yang elo omongin tadi udah kelewatan. Gua malu sama Dion, Naj."

"Ngapain malu sama orang kayak dia."

"Harusnya lo gak ngomong gitu ke Dion."

"Lo lebih belain cowok tukang PHP dibanding temen lo gini?"

"Gak gitu, Najwa."

"Seberapa pengaruhnya dia di hidup elo?" tanya Najwa mengintimidasi.

Nara menunduk, memainkan kuku-kukunya. Kemudian menoleh. "Walaupun dia gak pernah ngasih kejelasan ke gua. Tapi, seenggaknya dia ada buat gua. Dia ada di saat gua butuh sandaran. Dia selalu jagain, lindungin gua. Dia selalu nurutin apa yang gua mau," jawabnya.

"Tapi enggak dengan hubungan yang jelas, Nar," sahut Najwa.

Setelah percakapan itu, keduanya sama-sama diam. Tidak ada lagi obrolan di antara keduanya.

🐣🐣🐣

Hari ini, sekolah membuat Nara tidak bersemangat. Tadi Dion emang ngejemput Nara seperti biasanya. Namun, keduanya saling diam di perjalanan. Mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Lo marah sama gua, Nar?" tanya Najwa.

"Enggak kok. Nara ke kantin duluan ya."

Najwa hanya bisa menghela napas, mendapati teman yang sedang dibutakan oleh cinta.

Raffi datang ke kelas. Menyamperi Najwa.

"Kamu berantem sama Dion?"

"Dia ngadu ke kamu?" tanya balik Najwa.

"Iya, udah sih. Jangan ngurusin mereka berdua, biarin aja. Mereka yang jalanin ini," perintahnya.

Najwa menghirup napas dalam-dalam. "Fi, kamu pikir aku gak sedih lihat Nara kayak gitu? Nara itu terlalu baik buat temen kamu yang bejat kayak Dion."

"Aku paham, tapikan bisa diomongin baik-baik."

"Kalo udah menyangkut Dion, gak bisa baik-baik."

Sekarang malah mereka yang berdebat. Masalahnya masih sama, masih masalah hubungan Dion dan Nara.

"Dia temen aku, Wa."

"Nara juga temen aku, Raff." Najwa masih tidak mau mengalah.

Alhasil, Raffi yang mengalah. Dia membalikkan badannya, meninggalkan Najwa di kelas.

Ternyata dari tadi, Nara menguping pembicaraan mereka berdua. Tadi Nara niatnya mau balik lagi ke kelas, karena dompetnya ketinggalan. Pas mau masuk gak jadi, karena ngedenger Najwa sama Raffi malah berantem gara-gara dia.

Nara gak mau, Najwa sama Raffi malah berantem dan berujung kandasnya hubungan mereka berdua.

Karena itu, Nara mengirimi pesan ke Dion untuk menemuinya di belakang sekolah. Biar sepi, biar leluasa ngomongnya.

"Ada apa?" Dion sudah duduk di sampingnya.

Pandangan Nara masih lurus ke depan. Tanpa mau menoleh.

"Tadi Raffi sama Najwa berantem."

"Kenapa?"

"Gara-gara kita."

"Kita?"

"Iya, aku sama kamu. Masih soal Najwa semalem, Raffi tadi negor Najwa."

"Bagus dong, Najwa kelewatan soalnya."

Nara memutar tubuhnya ke samping. "Aku minta maaf, kalo semalem omongan Najwa gak baik atau nyakitin kamu. Tapi kamu bisakan gak usah cerita ke Raffi. Gak enak jadinya, sekarang malah mereka berdua yang berantem."

Dion tak bergeming, dia malah melipat kedua tangannya di atas dada.

"Sekarang kamu maunya gimana?" tanya Dion serius.

"Kenpa gak pacaran aja kita?"

"Nar, kalo pacaran itu nantinya kita putus. Ya ujung-ujungnya musuhan."

"Jadi, kita kemungkinan bakal terpisah?"

"Jalanin aja dulu."

Nara membuang napasnya kasar. Selalu begitu. Dion selau membawa embel-embel jalanin aja dulu. Entah motivasinya apa sampai tercipta kalimat itu sebagai jawabannya.

"Kamu ngertiin perasaan aku gak sih?"

"Aku ngerti, Nar."

"Kamu suka aku?"

"Bohong, kalau aku gak suka sama kamu, Nara."

"Terus kenapa, kamu selalu bilang jalanin aja terus?!"

"Definisi suka bukan berarti aku sama kamu harus pacaran juga," jawab Dion.

Nara diam membeku, dia ingin menangis saat ini juga. Namun, dia gak mau terlihat lemah di hadapan Dion. Walau pada kenyataannya dia sudah terlihat sangat lemah.

🐣🐣🐣🐣🐣

15, Agustus 2021

Please ini kenapa sih Dion gampang banget ngomongnya 😭 gak ngertiin banget perasaan Nara ya ampun 😭

Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa vote and comment ya
See you di next part ❤️🤍

DIONARA {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang