Hai, balik lagi sama cerita DIONARA nih. Ada yang nungguin gak? Gas langsung baca ya gaesss ....
Happy Reading all 🙌
🐣🐣🐣🐣🐣
Masih dengan hubungan yang belum pastinya. Nara tetap bertahan, jika ditanya apakah capek? Tentu saja capek. Lalu mengapa masih bertahan? Jawabannya cuman satu. Masalah hati siapa yang bisa melarangnya? Nara juga tidak mau terjebak dalam hubungannya yang gak pasti gini. Tapi apa boleh berkata jika hatinya masih tidak mau pergi dari tempatnya. Kita kan gak bisa tahu ke mana hati kita akan berlabuh.
"Jadinya nanti kamu kuliah ke Malang?" tanya Nara murung.
Dion dan Nara sedang menghabiskan waktu berduaannya di rumah Nara. Karena ini hari Minggu. Dari pagi Dion sudah mendatangi rumah Nara.
"Belum tentu juga, gimana Papah Mamah nanti," jawabnya.
Dion bercerita kepada Nara kalau dia ada rencana mau kuliah ke Malang. Salah satu tujuannya untuk berkuliah di luar kota.
"Terus nanti Nara gimana?"
"Nara, kamu udah gede. Dengan ada dan gak adanya aku kamu tetep bisa menjalankan hidup kamu."
"Kenapa kamu gak kuliah di daerah Jabodetabek?" Nara terlihat membujuknya.
"Lihat nanti deh."
Kini Dion merebahkan kepalanya di paha Nara.
"Capek banget," ucapnya sambil memejamkan matanya.
Kedua tangan Nara menangkap pipinya Dion.
"Kok gemesin sih."
"Selain gemesin aku juga ganteng kan?"
"Dipuji dikit langsung sombong."
"Loh siapa yang sombong. Kan faktanya emang gitu? Aku ganteng kok."
"Iya-iya ganteng banget," ucapnya dengan kesal.
Dion malah senang melihat raut wajah Nara yang terlihat kesal begitu.
"Pegel," keluh Nara. Lalu melepaskan kepala Dion dari atas pahanya.
Lalu Nara menyenderkan kepalanya di sofa. Padahal cuma duduk-duduk saja sedari tadi. Tapi kok pegel mulu bawaannya ya.
Dion memperhatikan wajah Nara.
"Kenapa?"
"Mau Boba?" Dan Nara langsung mengangguk senang. Dari tadi kek, beliin Boba.
"Yaudah aku pesen lewat online aja yak."
Dion memesankan Boba favorit Nara lewat aplikasi online.
"Oh iya nomor gopay kamu mana?" pinta Dion.
Kedua alis Nara berkerut. "Buat apa?"
"Buru cepet."
Nara langsung menyebutkan nomor gopaynya. Lalu tiba-tiba ada notifikasi masuk dari pengisian saldo.
"Kamu isiin?!" Kagetnya.
"Iya biar pipi kamu tambah chubby jajan mulu," sahutnya.
Boyfriend material banget gak sih Dion. Tiba-tiba isiin saldo gopay Nara. Gini nih yang lebih berdamage.
Daripada cuma ngingetin makan doang. Mending yang tiba-tiba isiin saldo atau orderin makanan gitu.
"Makasih, Dion." Nara hendak memeluk tubuh Dion, tetapi tertahan karena Dion malah berdiri.
"Aku kebelet, Nar," ucap, lalu berlari ke kamar mandi.
Nara memberengut sebal.
"Sini peluk!" Dion merentangkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIONARA {On Going}
Teen Fiction"Kenapa gak pacaran aja, kita?" "Nar, kalo pacaran itu nantinya kalo putus. Ya ujung-ujungnya musuhan." "Jadi, kita ada kemungkinan bakal berpisah?" "Jalanin aja dulu." Ini bukan tentang hubungan yang memiliki status pasti. Melainkan sebuah hub...