DIONARA 3

480 45 9
                                    

Gimana sama part kemarin? Udah sukses bikin kalian greget belum? Lanjut gak nih? Lanjut dong ya.

Selamat Membaca Kembali Kisah DIONARA 🤗

🐣🐣🐣🐣

"Hati siapa yang bisa nebak sih? Ke mana dia berlabuh dan ingin singgah?"

***

Mungkin sebagian orang akan senang jika dekat dengan pria tampan nan gagah. Populer iya? Pinter iya? Anak basket iya? Incaran cewek sekolah iya? Siapa sih yang gak kenal Dion Bagaskara Putra ?

Berawal dari MOS pada saat itu Nara kepalanya kebentur tiang bendera hingga jatuh pingsan dan ditolong Dion. Sejak saat itu, keduanya semakin dekat. Hingga kelas 12 ini.

Memang pertemuan pertama mereka tidaklah etis. Jika mengingatnya kembali, Nara akan malu menutupi wajahnya.

"Kenapa?" Nara memalingkan wajahnya ke samping.

"Gapapa, Dion ngapain ke kelas Nara?" Masih dengan gelengan kepala yang ditumpukkan pada mejanya.

Begitu sigap, kedua tangan Dion menyanggah kepalanya Nara. "Biar gak sakit," katanya. Simpel sih alasannya. Tapi, itu semua sukses membuat jantung Nara ketar-ketir.

"Gak jajan ke kantin?"

"Gak laper." Kini mata Nara menatap Dion lekat.

"Kalo Nara bilang, Nara suka Dion. Dion marah gak?" tanyanya begitu polos.

"Udah, bel. Aku ke kelas ya." Lagi dan lagi hanya helaan napas yang bisa Nara lakukan.

Ya begitulah, jika Nara mengungkapkan perasaannya. Belum tentu Dion akan membalasnya atau meresponnya.

Kadang miris dengan kenyataan yang ada. Di saat semua orang menganggap pacaran, Nara hanya bisa mengaminkan apa yang mereka duga.

Nara juga mikir, apa selama ini salah ya menaruh harap ke Dion? Atau Menyinggahi hatinya di Dion? Siapa sih yang bisa nebak ke mana hati akan berlabuh?

"Mungkin, Nara harus lebih sabar lagi ngadepin Dion." Kalimat yang selalu terlontar dalam pikirannya jika dihadapkan dengan keadaan seperti ini kembali.

Sekarang, Nara udah ada di rumahnya. Tadi Dion yang nganterin, tapi cowok itu langsung pulang gak mampir dulu.

Kegiatannya kalau di rumah ya nonton tv atau mainin sosial media. Tangannya udah gatel mau chat Dion.

Dion, maen yukkk

Ke mana?

Pengin nemenin Dion mancing

Yaudah besok aja
abis pulang sekolah

Yah, penginnya sekarang sih :((

Yaudah tunggu 15 menit

Horeeee

-
-
-

"Ini gimana sih kok Nara gak dapet mulu." Bibirnya sudah mengerucut kesal.

"Ya, makanya yang bener mancingnya. Nih, kan dapet hahaha." Hasil pancingan Dion diarahkan ke depan wajah Nara.

"Yaudah, Nara tunggu di sana aja. Dion yang mancing, terus Nara yang makan ikannya deh haha." Selalu begitu, Dion sudah hapal bagaimana tabiat Nara.

Tetapi, dia tidak mempermasalahkannya. Selagi Nara bahagia, kenapa tidak. 

Selesai memancing, Dion mengajak Nara ke saung. Tempat di mana ikan hasil pancingannya diberikan kepada pelayan di sini dan akan dimasak sesuai request pelanggan. Ada yang dibakar dan juga digoreng.

"Dibakar aja ya," pinta Nara yang langsung diturutin Dion tentunya.

Hidangan pun jadi. Sangat lezat, ikan hasil pancingan Dion. Dion itu pintar mancing. Kalau dapet yang gede mulu. Makanya Nara suka banget kalau nemenin mancing. 

"Ih ada kecap di pipi Nara. Elapin dong." Lihat, betapa manjanya Nara.

Walau begitu, dengan senang hati Dion mengelapnya. "Makasih Dion," ucapnya mengedipkan sebelah mata membuat Dion terkekeh akan tingkahnya yang lucu.

🐣🐣🐣

Karena sekolah libur, jadi Nara memutuskan untuk bermalasan di rumah. Sepi, itu yang menggambarkan keadaannya sekarang. Kedua orang tuanya sejak pagi tadi sudah berangkat ke luar kota, menjenguk pamannya yang sakit.

Tidak ada pekerja rumah di sini, rumah Nara tidak sebesar itu kok. Cukup rumah satu lantai sederhana yang mampu membuatnya nyaman.

Merasa bosan, Nara keluar dari rumah. Berjalan ke pekarangan. Di sana terlihat ada rumah-rumahan yang terbuat dari bambu. Sangat membekas diingatannya, rumah bambu itu cukup menjadi sejarah yang tak pernah Nara lupakan.

Hingga tak terasa air matanya turun membasahi pipinya. "Dia lagi apa ya sekarang? Nara kangen, Nara kesepian di sini hiks ...." Tidak mau larut dalam kesedihan, ia pun masuk lagi ke dalam rumahnya.

Melihat ponsel yang berdering, ada pesan masuk yang langsung membuat bibirnya tersenyum.

Tidak butuh waktu lama, kini Nara sudah rapi  dan siap menunggu seseorang itu.

"Abis nangis?"

"Sedikit." Jujurnya terkekeh.

Dion mengajak Nara ke tempat permainan voli.

"Temenin aku dulu ya, gapapa kan? Abis ini kita jajan ke pasar lama, mau?"

"Mau kok, jangan lama-lama ya. Nara tunggu di sana."

Dion tersenyum simpul. Sebenarnya, agak kesal sama Dion. Nara tuh paling bete kalau disuruh nunggu main voli gini.

Sambil nunggu Dion latihan, dia mainin ponselnya. Berselancar di dunia maya. Mencari hal-hal yang menurutnya unik.

Nara itu salah satu penggemar barang yang unik atau antik gitu. Di kamarnya terdapat satu lemari yang isinya barang antik semua.

Katanya sih, enak aja gitu ngoleksinya.

"Dion, kalo Nara minta kejelasan dalam hubungan ini gimana?" tanyanya sambil menggigit telur gulung.

Mereka berdua sudah di berada di pasar lama. Sambil jalan-jalan kaki di sore hari. Suasananya sangat ramai kalau sore menjelang malam.

"Jalanin aja dulu, Nar." Selalu begitu jawabannya.

"Kenapa? Nara mau kayak Najwa yang dikasih kejelasan sama Raffi. Kenapa Dion gak bisa? Dion gak sayang Nara?" Kini Nara sudah mengutarakan perasaannya. Nara bahkan mengira kalau Dion tidak menyayanginya.

"Bukan gitu, Nara." Dion menariknya untuk jalan ke pinggir.

"Terus?"

"Udah, ayo pulang aja. Mood kamu lagi gak bagus."

Jika sudah begini, Nara bisa apa? Menuntut pun percuma. Dion kayaknya emang gak mau banget kalau Nara bahas masalah ginian.

Nara semakin mengira bahwa Dion memang tidak tulus menyayanginya. Dion hanya menganggap teman, tidak lebih. Harusnya, Nara tidak pakai hati dari awal.

Tapi siapa sih yang mau terjebak cinta sendiri gini? Kita gak akan tahu ke mana hati akan berlabuh bukan?

🐣🐣🐣🐣🐣

12, Juni 2021

Gimana part 3 nya? Hati masih aman? Udah kesel belum sama Dion? Pernah gak sih, kalian di posisi Nara gini? Komen ya kalau pernah.

Kalau cerita ini bagus, silakan rekomendasikan ke temen-temen kalian biar pada baca dan rame ya hehe.

Terimakasih sudah membaca 🤗
Jangan lupa vote and comment 👌

See you di next part ❤️


DIONARA {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang