Taeil - guru matematika

5.2K 43 5
                                    

-Lokal ver-



"Anjaaayyy susah bat dah demi alek!" Umji membolak balik buku paket matematika dengan sangat cepat "bolak balik dari tadi tetap aja gak ketemu" omelnya lagi

Aku menepuk punggung umji sahabat ku itu lalu tersenyum manis "dihitung cinta bukan di bolak balik aja" umji jadi meleyot sahabat ku itu malah tertidur dimeja perpustakaan sekolah

Bel masuk berbunyi itu tandanya ulangan harian matematika akan segera dimulai aku sudah bersiap bahkan sangat siap, pak moon—semua murid disekolah ku memanggil pak taeil dengan sebutan pak moon bapak yang begitu cerah dan baik hati walau punya seribu bahkan jutaan rumus menyulitkan— memasuki ruangan sambil tersenyum kepada para muridnya

"Selamat siang anak anak baik" katakan lah dia adalah guru yang sangat diidolakan siapa pun disekolah ini beliau baik, pintar, sopan dan tentunya punya uang yang banyak. Ssstt masih lajang juga "sudah siap everybody?" Seru pak moon penuh semangat

Semua murid kelas ku sedang mengerjakan soalnya dengan teliti dan khusyuk benar soalnya hanya 5 tapi anaknya diperkirakan ada sepuluh lebih, kasihan sebenarnya otak kami.

Pak moon mendekat kearah meja ku lalu menunduk aku sontak bingung kenapa beliau begitu ternyata pulpen ku terjatuh aku tidak sadar "berfikir lah sendiri otak mu masih mampu Jaka" aku menoleh mendapati teman kelasku itu tertangkap basah menyontek jawaban ulangan ku

Jaka gelagapan dan saat itu juga pak moon mendekat kearah Jaka mengambil kertas ulangannya dan merobek kertas itu "pastikan kamu tidak mengulanginya lagi" Jaka menunduk malu sambil berjalan keluar kelas

Pak moon memang asik tapi beliau sangat tegas tak heran jika beliau dijuluki primadona yang sejati, karena semua umur akan suka dengan beliau.

Setelah bel pulang berbunyi, aku dan umji memilih langsung pulang kerumah masing masing "paakkk" sapa ku pada satpam yang menjaga gerbang perumahan, beliau tersenyum dan menyapa balik "udah makan siang pak?"

"Belum neng" jawab salah satu satpam

"Nih tadi yn rapat osis ternyata lebihan pesan nasinya buat bapak berdua aja lagian dirumah gak dimakan" kedua satpam itu riang menerima dua kotak nasi "makan yang banyak pak yn permisi" aku melenggang pergi itu hal biasa yang aku lakukan kadang aku memberikan es lima ribuan sebagai tanda terima kasih karena sudah menjaga perumahan termasuk rumah ku

Aku juga menyapa para tetangga dari unit lainnya siapa pun yang aku temui mereka terbilang sangat ramah aku suka komplek ini "non..udah pulang" aku anak tunggal dirumah besar ini hanya ada aku, bunda, ayah, mba lee dan pak noren supir ayah.

Orang tua ku pasti belum pulang paling lambat mungkin malam sehabis magrib atau lebih dan paling cepat sore, sudah biasa tapi biar begitu akan selalu ada waktu mereka dihari jum'at hingga minggu untuk ku.

Malam tiba, saat makan malam ada yang aneh aku temukan hal lain dimeja makan seseorang yang sangat aku kenali duduk dihadapan ku bersama kedua orang tuanya dan juga adik perempuannya aku malah menganga habis habisan. Bagaimana bisa manusia ini ada dirumah ku jangan sampai aku dijodohkan seperti fantasi dunia oren

Tapi kalau bentukan seperti ini aku mau jangan ditanya lagi, anggap saja bisa dibicarakan baik baik.

"Dek..mau gak sama mas taeil?" Kan, aku bilang juga apa. Aku menatap pak moon yang tersenyum simpul astaga apa yang harus aku lakukan beliau sangat uwah "kalau mau setelah kamu lulus kami nikahkan" lanjut ayah tersenyum menatap kami berdua bergantian

"Pak moon—eehh pak taeil emang setuju?" tanya ku sambil menyuapkan sepotong daging steak ke mulutku yang rakus ini astagaa, lihat bagaimana pak moon tersenyum lalu mengangguk aku meleyot. Aku sebagai komunitas gatapi atau lebih panjangnya gadis mental yupi sangat amat lemah ketika melihat senyuman pria setampan pak moon.

"Kamu dek?" Tanya ayah lagi aku sempat bengong sampai bunda mendorong pelan bahuku

"Mau dong masa gak—eehh!" Aku langsung menutup mulutku tertawa canggung karena ditertawakan satu meja makan malu sekali rasanya sampai to the heaven, aduhh dasar mulut "maaf heheh" Ucap ku pelan

...

Sial, karena semalam sibuk membaca si oren dan membayangkan memiliki anak anak lucu bersama pak moon aku jadi kesiangan.

Harus rela berlari cepat sebelum gerbang sekolah ditutup tapi sayang keberuntungan tidak berpihak pada ku hari ini lihat gerbang sudah ditutup dan yang menjaga para murid yang terlambat adalah pak moon sangat memalukan bukan.

Aku berada diakhir siswa yang terlambat benar benar dibelakang ku tidak ada siapa siapa lagi saat aku berada dihadapan pak moon aku menunduk takut dan malu

"Mau jalan jongkok atau dicatat namanya?" Itu suara pak Jimmy, Jika jalan jongkok itu sangat menyusahkan mengingat kelas ku cukup jauh dari gerbang dan jika dicatat akan dibacakan ketika upacara bendera selama satu bulan.

"Biar saya aja pak yang ngurus" pak Jimmy dengan mudahnya membiarkan aku berduaan denga pak moon didepan gerbang, pak moon nampak tertekan beliau menulis nama ku ya aku memilih tulis nama dari pada jalan jongkok. Itu melelahkan

"Lihat calon istri saya? Hhh besok saya antar jemput" aku menganga kaget membulatkan sepurna mata ku

"Tap—"

"Masuk kelas" pak moon menarik tas ku yang tersampir dikedua bahu dan menjentengnya hingga kedua tangan ku sedikit terangkat, kejam sekali calon suami ku ini. Heheh calon suami:)
































Vote dan komen































*ini bapak guru yang tampan

*ini bapak guru yang tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















Bagaimana?

Suka tidak?

Cerita ini hanya fiksi jangan dibawa kehati;)

NCT ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang