-local ver-
"Tante bantu ya hiro" anak pertama dari bos ku itu langsung menatap aku dengan tatapan sinis, entah lah anak itu tidak pernah luluh didekat ku.
Pak yuta sedang meating penting dan aku sedang menemani anak anaknya dirumah, sebagai sekertaris yang baik aku turuti saja kemauan pak yuta. Aiko—saudari hiro sedang mengerjakan tugas sekolahnya juga
Hiro sangat terkenal di kalangan sekertaris dan para karyawan serta mantan pacarnya pak yuta karena orangnya yang sulit percaya kepada orang lain membuat anak itu sangat benci kirinya sang papa memperkenalkan wanita baru dihidupnya, bukannya tidak ingin memiliki ibu baru tapi hiro sangat trauma karena saat sang ibu dulu pergi disana hiro menyaksikan langsung pertengkaran orang tuanya.
...
Aku berlari sedang memasuki gedung rumah sakit dibelakang tubuh ku ada pak yuta yang juga berjalan cepat sambil memperlihatkan wajah gelisahnya
Aku baru saja di telfon bahwa hiro jatuh saat main basket dan kakinya patah aku benar benar khawatir entah kenapa jia keibuan ku muncul saat berada didekat anak anaknya pak yuta "hiro? Hiro?" Hiro mengangkat alisnya masih terlihat datar bahkan saat aku memeluknya
Tangan ku mengelus lembut bahu dan tengkuk hiro "hiro gak papa nak? Yang mana yang sakit bilang?" Ada genangan air mata dikelopak mata hiro kala melihat ekspresi wajah ku yang mungkin sudah kelewat khawatir, air mata hiro tumpah ini pertama kalinya seorang wanita benar benar tulus berada disamping ayahnya. "Sakit nak? Kaki hiro sakit?" Tanya ku menghapus air mata hiro lalu memeluknya lagi
Hiro menatap aku yang sibuk berbicara pada pak yuta "maaf pak, maaf saya lalai jaga hiro..seharusnya saya gak telat jemput hiro pak" aku masih menangis meminta maaf pada yuta
Yuta menatap ku iba "hei..tenang yn..tenang..jangan menangis lagi..sudah sudah tidak apa apa" pak yuta menarik aku ingin memelukku tapi aku menahan tangan pak yuta "kenapa?"
"Ada anak anak..hikss" yuta menengok ternyata hiro dan Aiko sedang menatap kedua orang dewasa ini, yuta pasrah ia dudukkan tubuh ku kesofa "Aiko sini sayang peluk tante" Aiko yang juga ikut menangis pun berjalan pelan kearah ku lalu memeluk erat tubuhku
Ku taruh putri kecilnya pak yuta itu kepangkuan ku "yang sakit hiro yang nangis tante sama adek" pak yuta dan hiro tertawa karena ke-lebay-an ku yang sangat mendramatisir ini "papa..kakak setuju kalau sama tante yn" yuta menengok kearah anak pertamanya dengan keadaan yang benar benar kaget
Setelah tujuh tahun banyak wanita yang singgah disamping yuta hanya aku yang diberikan izin untuk tetap disisi pak yuta
Pak yuta kembali kerumah mengambil barang anak anak sementara aku masih dirumah sakit menidurkan Aiko dipelukan ku "halo ibu?" Aku menelfon ibuku "iya, bu aku gak pulang ya jaga hiro.." setelahnya aku meletakkan ponselku dimeja didepan sofa
Setelah ku rasa Aiko tertidur pulas aku berjalan menuju hiro yang masih bermain Nintendo switch, aku mengelus lembut rambut hiro tidak biasanya anak itu tidak memberontak kala aku mengelus rambutnya "hiro..maafin tante ya..tante gak seharusnya biarin hiro nunggu disekolah"
Hiro menatap aku dengan lembut, saat itu pula tangan kecil anak berusia 10 tahun itu memeluk tubuhku erat "hiro udah maafin mama ko" aku melepas pelukan hiro dengan kaget "mama? Maaf" hiro menunduk masih meremas baju bagian pinggang ku
Aku perlahan tersenyum membawa kembali hiro kedalam pelukanku "gak apa apa sayang panggil aja mama" aku menyandarkan daguku diatas kepala hiro
"Mama..heheh" aku juga tertawa "janji ya selalu ada buat papa" aku mengangguk "papa suka sok kuat"