Tangan Gara menjadi berkeringat karena gelisah. Saat ini, ia berdiri di depan rumah Dara. Iya, gadisnya itu. Sedikit lagi, ia akan bertemu dengan Dara. Gadis yang selalu ia tunggu. Semoga saja saat Gara sudah bertemu dengan Dara dan keluarganya, tidak membuat harapan Gara hancur begitu saja.
Gara mengetuk pintu hitam itu. Setelah menunggu beberapa saat, seseorang membukakan pintunya dari dalam. Gara tersenyum kikuk, dilihatnya Bundanya Dara berdiri di hadapannya. "Eh, Bunda... apa kabar?" tanya Gara dengan tersendat. Sebenarnya, Gara agak malu untuk bertemu. Gara sudah membatalkan pernikahannya, membuat malu keluarga.
Bunda tersenyum hangat, melihatnya Gara menjadi semakin rindu pada Dara. Dara benar-benar menyerupai Bundanya. "Masuk dulu, Gara. Lama kita tidak bertemu, ya." Bunda membuka lebar pintunya, membiarkan Gara masuk.
Gara duduk di sofa ruang tamu, diperhatikannya rumah baru Dara. Ukurannya tidak sebesar rumah Dara yang ada di Bandung. "Bunda baik, Ayah juga. Gimana kabarnya Gara selama setahun ini?" tanya Bunda masih dengan senyumnya.
"Gara lumayan baik, Bun. Di Surabaya, Gara duduk di jabatan yang lumayan. Bunda, Gara ke sini untuk bertemu Dara lagi. Selama ini, Gara bukannya tidak serius, hanya saja Gara masih belum siap dengan pernikahan. Gara juga masih memikirkan Dara." Gara berbicara langsung ke intinya dengan cepat.
"Bunda mengerti, kok. Tidak masalah kalau Gara ingin melamar Dara lagi. Bunda setuju saja, mungkin Ayah juga begitu. Tapi, semua jawaban tergantung Dara." Bunda lagi-lagi dengun senyum hangat keibuannya.
"Berarti, Dara sedang tidak dekat dengan laki-laki lain, kan, Bun? Tidak ada hubungan khusus dengan laki-laki lain?" tanya Gara penuh harap. Bunda menggelengkan kepalanya. Senyum Gara merekah sempurna.
"Tapi Dara sedang koma akibat kecelakaan yang terjadi seminggu setelah Gara pergi. Dia mabuk dan mengakibatkan kecelakaan. Kepalanya pun terbentur, sehingga membuat Dara tertidur lebih lama. Ya, Gara, dia koma selama setahun ini." Bunda melanjutkan.
Detik itu juga, senyuman Gara lenyap dari wajahnya.
***
an: sorry for late update, lg uts nih hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
The One Who Waits
Kısa HikayeMenunggu. Menanti. Hanya itu yang bisa Gara lakukan. Ia menyesal dengan apa yang terjadi setahun lalu. Kini ia kembali mencari dan mencoba menghubungi Dara. Tapi, apakah setelah menunggu ketidakpastian ini Dara akan menerima Gara kembali masuk ke da...