Ragu

31.2K 1.1K 18
                                    

Gara berkali-kali menghembuskan napasnya. Tak jarang juga melirik ponsel merk terbaru yang canggih itu. Layar ponsel itu hitam sebenarnya, tapi batin dan pikiran Gara sedang bergelut. Dahinya berkerut dan membuat alisnya bertautan.

Sudah seminggu lalu ia kembali mendapatkan nomor telepon Dara, mantan tunangannya. Selama setahun terakhir, Gara tidak bisa melepaskan bayang-bayang sosok Dara. Gadis itu sudah cukup sempurna baginya tapi Gara hanya terlalu bodoh yang tiba-tiba saja membatalkan pernikahan mereka berdua.

Alasan Gara membatalkan pernikahan itu karena ia masih ragu dan belum siap untuk menikah. Dara kira itu hanya sebuah lelucon dan bagian dari kejutan Gara untuk Dara, karena pasalnya Gara tipikal orang yang penuh kejutan. Nyatanya, itu memang kejutan untuk Dara, kejutan yang sangat fantastis.

Gara yang seolah memutar kejadian lampau di otaknya kini menjadi ragu untuk menelepon Dara. Mungkin saja kalau gadis itu kini sudah menjalin suatu hubungan dengan laki-laki lain, yang bahkan statusnya mungkin saja sudah menjadi istri orang lain.

Gara memijat pelipisnya kembali, entah sudah berapa kali. Menimang-nimang ponselnya, yang mungkin saja akhirnya sama seperti kemarin.

Pandangan Gara menatap sebuah figura dengan sebuah kertas foto di dalamnya. Terlihat jelas keluarga Gara dan keluarga Dara sedang berada di pantai menikmati liburan akhir semester saat tiga atau empat tahun yang lalu.

Gara menghembuskan napasnya lalu menyalakan ponselnya dan mencari kontak Dara.

Tidak. Ia tidak akan ragu kali ini. Ia harus yakin, ia tidak ingin kejadian saat itu terulang kembali.

***
an: halo! buat cerita yg agak beda kali ini. ditunggu kritik dan sarannya! :) kali ini bakal selesai kok:') aku bakal post 1 atau 2 part tiap harinya. enjoy!

The One Who WaitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang